|| PART 7 ||

1.4K 59 2
                                    

Maura menyuruh kaiyan pulang bersama mbo sumi,malam ini dia akan menemani mas devan di rumah sakit,dia tidak mengizinkan kaiyan tidur di rumah sakit karena dia takut anaknya itu kenapa disini.

Dan syukur saja kaiyan juga mau pulang mengikuti mbo sumi,dan tidak rewel sama sekali anaknya itu.anya ternyata bekerja juga di rumah sakit ini dan perempuan itu juga tidak tau kalo mas devan sedang di rawat disini.

"Semau akan baik-baik aja maura"anya menyemangati sahabatnya.

"Yah semuanya akan baik-baik aja nya"

"Kamu udah makan belum?,jangan karena kayak gini kamu sampe lupain makan loh mau"ucap anya.

"Aku nggak nafsu makan di saat seperti ini"ujar maura yang masih menatap ke dalam dengan lurus.

Anya menggenggam tangan maura yang dingin itu dengan lembut,maura langsung balik menatap anya yang juga menatapnya dengan khawatir.

"Ada ayan yang masih membutuhkan kamu mau,kalo kamu sakit siapa yang bakalan jaga ayan,emangnya kamu tega ninggalin ponakan ku sendiri"

"Maaf,aku betul-betul tidak nafsu makan nya"maura masih saja menolak untuk makan.

"Ayo ikut aku ke kantin,kita pergi membeli makan"anya langsung menyuruh maura untuk berdiri dan menuju ke kantin untuk belanja.

Sesampainya di kantin,anya langsung memesan nasi ayam untuk maura,dan seperti yang maura bilang kalo dia tidak nafsu makan,dia pun makan dengan pelan.

"Kalo kamu nggak makan sampai habis,jangan balik kesana lagi mau"ancam anya.

"Iya nya aku makan sampai habis kok"

"Yah itu memang harus,karena mengurus orang sakit juga butuh tenaga maura,tidak segampang itu yang kamu kira,apalagi suami mu sudah seperti itu"ucap anya memberi pengertian pada sahabatnya.

"Iya,terima kasih banyak untuk malam ini nya"ucap maura dengan tulus.

"Untuk apa berterima kasih,kamu itu sahabat ku,sudah seharusnya aku seperti ini maura"

Setelah makan mereka langsung balik lagi ke ruangan mas devan,tapi anya kembali berkerja dan hanya maura saja yang sekarang cuman duduk menatap sedih kepada mas devan yang terbaring dengan lemah itu.

Maura rasa berat badan suaminya itu sudah menurun banyak,pipi laki-laki itu bahkan sudah tirus sekali,dan wajahnya sudah putih karena tidak pernah terkena matahari selama 3 tahun ini.

Maura berjanji akan merawat mas devan sampai sembuh seperti sedia kala,tidak pa-pa kalo suaminya nanti sembuh akan mengusirnya kembali yang terpenting maura sudah merawatnya dengan baik.

"Cepat sadar mas,anakmu menunggu mu"ucap maura sebelum tidur di tepi brankar mas devan.

☘️☘️☘️

Pagi harinya,mbo sumi dan kaiyan datang,dan bergantian menjaga mas devan,karena maura ingin pulang ke rumah untuk mengganti pakaiannya yang sudah basah.

Namun tak lama ia pulang,ia mendapat telpon dari mbo sumi kalo mas devan sudah sadar,tanpa aba-aba maura langsung datang ke rumah sakit,tanpa beberes kontrakannya yang sudah berantakan karena di tinggal sehari.

Maura berlari dengan ngos-ngosan tanpa melirik kanan kiri,fokusnya hanya satu yaitu sampai di ruang mas devan secepat mungkin.

"Mbo sumi,mana mas devan mbo?"tanya maura yang baru saja sampai dengan nafas tersengal-sengal.

"Sedang di gantikan kateter oleh perawat bu"jawab mbo sumi.

"Bunda"panggil kaiyan yang langsung memeluk sang bunda.

Maura juga memeluk kaiyan dengan erat dan merasa bersalah pada putranya ini karena meninggalkannya sendiri semalam.

"Maafin bunda yah"sesal maura kepada sang putra.

"Iya,ayan tau kok kalo bunda lagi jaga ayah"ucap sang anak yang pengertian.

"Hiks...itu ayah kamu yan hiks...ayah kamu sakit ayan hiks..."tangis maura merasa sakit saat mendengar sang anak menyebut ayah.

"Ayah pasti akan sembuh bunda"ucap kaiyan dengan yakin.

"Iya ayah pasti akan sembuh,nanti ketemu sama ayah yah"ajak maura.

"Iya,ayan mau ketemu sama ayah"

Setelah perawat itu sudah membersihkan badan mas devan,mereka pun di persilahkan untuk masuk ke dalam.

"Mas devan,kamu dengar aku mas.ini aku maura mas"sapa maura tak tega melihat mata mas devan yang berotasi sana sini dengan sembarang,seperti mencari keberadaan suara maura.

Maura pun memegang kening mas devan dengan pelan,baru mata itu tenang dan menatap maura dengan tatapan bingungnya dan air liur yang terus keluar dari mulut terbukanya itu.

"Apa kabar mas?,sudah lama kamu nggak lihat aku kan,aku kangen banget sama kamu mas"ucap maura berusaha tegar agar air matanya tak keluar lagi.

"Heugh heughhh"lenguhan mas devan saat mau berbicara.

"Iya ini aku maura,istri kamu mas"ucap maura masih dengan suara lembutnya itu.

Maura menyeka air liur itu dengan tisu kering,dan memberi kecupan hangat pada kening lelaki itu.

"Aku bawa sesuatu buat kamu mas"mendengar ucapan maura,mas devan langsung memasang wajah bingungnya.

"Kaiyan ayo masuk sini nak"panggil maura pada anaknya itu,kaiyan langsung masuk ke dalam dan di gendong oleh maura agar anaknya itu bisa melihat sang ayah.

"Ini kaiyan mas,anak kita.anak kamu dan aku,umurnya sekarang 6 tahun mas,dia udah sekolah"maura memperkenalkan kaiyan pada mas devan dengan menaruh tangan kecil kaiyan ke pipi tirus mas devan.

"Halo ayah,aku kangen banget sama ayah"sapa kaiyan dengan riang pada sang ayah.

Mas devan yang masih mendengar semua itu langsung mengeluarkan tangisannya,dan erangan yang tidak jelas itu,namun sudah membuat maura bahagia karena suaminya sadar akan kehadiran anak mereka.

"Lekas sembuh mas,agar kamu bisa bermain dengan kaiyan"ucap maura.

Maura langsung mendudukan kaiyan di kursi samping brankar,dan memberi pesan pada sang anak untuk menjaga ayahnya.karena maura ingin keluar untuk membeli makan karena dia tiba-tiba merasa lapar sekali.

Maura sudah kembali untuk nafsu makan karena mas devan sudah sadar dari komanya itu.

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

jangan lupa votee banyak-banyak dan coment.

BERSAMA MUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang