|| PART 6 ||

1.2K 51 3
                                    

Pagi harinya,maura setelah mengurus kaiyan.dia langsung ke pergi ke paud untuk mengantar berkas yang sudah ia isi itu,nanti setelah ke paud dia akan pergi ke rumah sakit yang mbo sumi kasih,dan bertemu dengan perempuan paru baya itu.

"Mbo sumi"panggil maura saat melihat mbo sumi sedang duduk di kursi ruang inap.

"Bu maura"mbo sumi langsung berdiri dan memeluk maura dengan erat.

Kaiyan cuman memegang ujung baju yang di pakai bundanya itu,dan menyembunyikan dirinya di belakang.karena kaiyan masih takut dengan orang baru.

"Siapa ini bu?"tanya mbo sumi saat melepaskan pelukan mereka dan melihat kaiyan yang bersembunyi di belakang maura.

"Kaiyan mbo,anak saya"jawab maura dengan santai.

"APA"kaget mbo sumi.

"Ayan salim dulu sama nenek"titah maura kepada sang anak.

Kaiyan langsung cepat-cepat menyalim punggung tangan anaknya.

"Mirip sekali dengan bapak,bu"ucap mbo sumi,maura hanya tersenyum manis saja.

Mereka pun duduk,dan maura memangku sang anak,kaiyan menaruh wajahnya di bahu bundanya itu.

"Kapan bu?,kenapa kita nggak tau sama sekali"tanya mbo sumi tentang kaiyan.

"Tepat setelah saya pergi"jawab maura berusaha tenang.

"Ya Allah bu"kaget mbo sumi lagi dengan kabar terbaru.

"Tidak pa-pa mbo,saya kuat,mbo bisa lihatkan anak ini tumbuh dengan begitu sehat"ucap maura sembari mengelus rambut kaiyan dengan lembut.

"Yah dia tumbuh dengan sehat dan kuat,karena ibu"balas mbo sumi.

"Oh iya siapa yang sakit mbo?,cucu atau anak mbo?"tanya maura dengan penasaran.

Mendengar pertanyaan maura,mbo sumi hanya menatap perempuan di depannya dengan tatapan sedih.

"Kenapa mbo?"

"Mari kita masuk bu,biar saya yang gendong aden"

Maura langsung kasih kaiyan ke gendongan mbo sumi,kaiyan juga tidak menolak.maura mendekat dan langsung membuka handle pintu ruang inap itu.

Dia berhenti karena di dalam sana ada seseorang yang sedang terbaring dengan alat-alat medis,maura tidak berani untuk lebih masuk ke dalam,tapi di suruh oleh mbo sumi agar masuk sampai ke sana,mau tidak mau maura tetap melangkah sampai di samping brankar itu,dan ia langsung menundukan pandangannya untuk melihat seseorang yang sedang terbaring itu.

"Ma-s devan"ucap maura dengan terbata karena kaget karena yang terbaring adalah suaminya.

"Mbo,apa yang terjadi dengan mas devan mbo?"tanya maura dengan khawatir.

Tak tahan dengan air matanya yang sudah di tahan,mbo sumi langsung menangis dengan posisi masih memeluk kaiyan.

"Hiks hiks hiks"tangis mbo sumi.

"Bu maura"ucap seseorang yang baru saja masuk ke ruang inap.

"Vino bawa aden keluar dulu,saya ingin bicara dengan bu maura"mbo sumi langsung memberi kaiyan kepada vino,syukur saja kaiyan tidak protes sama sekali.

Mbo sumi mendekat kepada maura,dan mengelus bahu perempuan itu dengan pelan.

"Bapak sudah seperti ini selama 3 tahun bu,3 tahun ini bapak cuman bisa terbaring di brankar ini tanpa bisa berbuat apapun bu,bapak mengalami kecelakaan saat mendengar bahwa ibu ada di Jakarta,dan bapak mencari ibu malam itu juga tapi karena terlalu buru-buru mencari ibu bapak sampai tidak melihat kanan kiri dan akhirnya bapak di tabrak,dan sekarang keadaan bapak seperti ini.dokter menyatakan bapak mengalami kelumpuhan bu,dari atas sampai bawah,bapak nggak bisa berbuat apapun,bahkan bapak juga nggak bisa mengeluarkan suara selain lenguhan dan erangan tak jelas bu,dan hanya bisa mengeluarkan salivasi dengan volume yang banyak"jelas mbo sumi atas kejadian yang menimpa mas devan selama ini.

"Bapak udah koma selama 1 tahun,dan sekarang bapak sedang dalam masa kritis karena drop bu"lanjut mbo sumi lagi berusaha agar menjelaskan dengan jelas tanpa suara isakannya.

Maura langsung terduduk di lantai sambil menangis tak tega melihat keadaan suaminya,dia tidak menyangka suaminya akan seperti ini.

"Yang sabar bu,pasti bapak senang kalo ibu disini"ucap mbo sumi sambil mengelus bahu maura untuk menguatkan majikannya itu.

"Saya jahat banget yah mbo,baru tau keadaan suami saya sekarang ini,padahal mas devan sekarang butuh saya di sampingnya hiks..."tangis maura dengan merasa bersalah karena tidak berada di samping suaminya.

"Nggak kok bu,bapak pasti ngerti keadaan ibu hari itu.sekarang kan ibu udah di samping bapak,jadi nggak akan ada yang kenapa-napa lagi karena ada ibu"

"Hiks...maafin aku mas,aku jahat banget ninggalin kamu sendirian disini"tangis maura yang sekarang sudah mengenggam tangan mas revan yang sedang di pakai infus.

"Kita keluar dulu yah bu,tenangin diri ibu di luar.sekarang kondisi bapak masih drop nggak bisa pengunjung terlalu lama"mbo sumi langsung mengajak  maura keluar dari ruangan mas devan.

Sampai di luar maura langsung memeluk kaiyan dengan menagis sejadi-jadinya,kaiyan yang tidak tau apa-apa pun hanya mengelus rambut panjang sang ibu dengan pelan,agar tangisan ibunya berhenti.

"Hiks...ayan hiks...ayan...Hiks..."

Mbo sumi dan vino asisten mas devan,hanya bisa diam menatap maura yang menangis.mungkin perempuan itu terkejut bukan main karena melihat kondisi suaminya seperti itu.

Mereka saja yang mendengar kabar majikan mereka kecelakaan saja sudah panik bukan main,bahkan mbo sumi juga menangis tersedu-sedu karena kasian dengan keadaan majikannya itu.

Mereka pun duduk sambil menunggu maura menghentikan tangisannya di pelukan sang anak itu,kaiyan juga mengatakan agar sang bunda sabar,mendengar suara sang anak membuat maura semakin menangis karena mengingat wajah mas devan.

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-.

-

jangan lupa vote and coment yang banyak

BERSAMA MUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang