Pagi ini setelah membantu kaiyan mandi dan memakaikan pakaian,maura langsung turun ke dapur untuk membuat sarapan untuk keluarganya,ia memasakkan nasi goreng untuk kaiyan,dan bubur cair untuk maa devan,dan di bantu juga oleh mbo sumi.
"Wortelnya di potong kecil-kecil aja mbo"ujar maura pada mbo sumi.
"Iya bu"
"Oke,nanti masaknya agak banyakan biar untuk yang lain juga"
"Nggeh bu"
Mereka pun fokus masak,sesekali juga mereka cerita sedikit untuk menghilangkan keheningan di antara mereka.
"BUNDA KAOS KAKI AYAN MANA"teriak kaiyan dari atas kamarnya.
"Astaga anak itu,teriak-teriak terus deh.mbo titip buburnya dulu yah,aku mau urus ayan dulu"
"Iya bu"
Maura membuka celemeknya,dan naik ke atas dengan cepat karena takut anaknya itu akan berteriak lagi dan menggangu sang ayah yang sedang tertidur.
"Nakal banget sih kamu yan,kan udah bunda bilang jangan teriak-teriak kalo di atas,nanti ayah kebangun loh"omel maura dengan kesal.
"Maaf bunda,ayan udah nyari sana sini nggak ketemu terus,karena kesal jadi teriakin bunda deh"jelas kaiyan dengan bersalah.
"Lain kali nggak boleh gitu lagi,bunda nggak suka anak yang nakal"
"Iya bunda,maaf"
"Ayo ikut bunda"maura menggandeng tangan kaiyan dan mereka masuk ke kamar untuk mencari kaos kakinya,ternyata kaos kakinya itu ada di lemari paling bawah.
"Ini apa coba,katanya udah cari sana sini nggak dapat,kenapa bunda cari satu kali aja udah dapat hmm"sindir maura dengan nada bercandanya.
"Entahlah mungkin aja bunda punya kekuatan"balas kaiyan dengan asal.
Maura hanya menggeleng kepalanya karena sikap kaiyan yang kadang suka aneh,dia pun memakaikan kaos kaki itu pada anaknya,dan mereka turun ke bawah untuk sarapan.
"Makan dulu nasi gorengnya,bunda udah buatin bekal juga.ingat kalo di sekolah nggak boleh jajan yang sembarangan yah,nanti kamu sakit tenggorokan lagi kalo makan yang sembarangan"pesan maura pada kaiyan.
"Iya bunda,ayah nggak sarapan sama kita?"tanya kaiyan tentang ayahnya.
"Ayah masih tidur,nanti sarapannya kalo ayan udah kesekolah"jawab maura yang sedang menyuapi kaiyan.
"Padahal ayan mau main sama ayah lagi"keluh kaiyan sedih.
"Kapan-kapan aja yah,ayah kan sekarang lagi sakit belum bisa di ajak main sama ayan"ucap maura memberi pengertian pada sang anak.
"Iya bunda"kaiyan lanjut sarapan dan sesekali mengajak cerita random ke bundanya itu dan selalu saja di jawab oleh maura.
Maura juga menikmati saat-saat seperti ini,karena kaiyan nanti akan tumbuh besar dan sudah tidak bisa balik lagi di masa kecilnya,jadi sebisa mungkin maura harus dengan baik membuat kenangan indah bersama sang anak saat ia masih kecil belum beranjak remaja maupun dewasa.
Setelah sarapan,kaiyan langsung ke sekolah di antar oleh supir rumah mereka,maura juga langsung beranjak naik ke kamar untuk membangunkan suaminya itu,sekalian mengganti popok mas devan yang sudah full.
"Mas bangun dulu yuk"ucap maura dengan suara lembutnya membangunkan sang suami.
Maura tersenyum manis saat kedua mata tajam itu sudah terbuka dan masih menyusaikan cahaya yang masuk,sembari mengelus rambut yang sudah tumbuh sedikit itu dengan gerakan halusnya.
"Udah pagi,bangun yah ganti popok kamu setelah itu baru sarapan"ucap maura pelan.
Maura memberi sedikit peregangan pada tubuh mas devan,setelah itu baru mengganti popok yang sudah full itu dengan yang baru.setelah selesai mengganti popok baru sarapan dengan maura yang menyuapinya dengan sabar dan penuh kehati-hatian,dengan kondisi mas devan ini sangat sulit untuk memakan langsung tanpa selang,karena masih sulit untuk menelan dengan cepat jadi harus menunggu dengan waktu yang sabar.
Hampir satu jam untuk menghabiskan bubur semangkok sarapan dan akhirnya selesai juga,setelah sarapan dan meminum air dengan pipet,maura langsung menaruh nampan ke dapur dulu setelah itu naik ke untuk menunggu waktu sebentar setelah itu membersihkan badan mas devan,hari ini maura hanya mewaslap saja karena mas devan masih belum bisa di mandikan di kamar mandi.
Setelah selesai membersihkan diri,maura pun meninggalkan mas devan sendiri di kamar saja dan menyalakan tv,karena dirinya ingin siap-siap untuk menjemput kaiyan pulang sekolah.
Anak itu sudah berpesan malam hari,agar saat pulang sekolah harus di jemput oleh bundanya tiap hari.karena bagaimana pun juga kaiyan adalah anak kecil yang masih membutuhkan hal-hal seperti itu.
Setelah siap,maura pamit kepada mas devan untuk menjemput kaiyan di sekolahnya dan tak lupa juga menitipkan suaminya itu kepada mbo sumi yang berada di rumah.
Karena maura juga khawatir kalo mas devan kenapa-napa saat di rumah sendirian.
"Mbo aku titip mas devan dulu yah,soalnya aku mau jemput kaiyan pulang sekolah"ucap maura pada mbo sumi.
"Siap,nanti tak jagain bapak"balas mbo sumi.
"Makasih yah mbo,saya pergi dulu kalo gitu assalamualaikum"pamit maura keluar dan mengendarai motornya untuk menjemput sang anak.
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
●Wah maaf yah baru update lagi,soalnya untuk beberapa hari ini aku lagi nggak mood untuk update cerita karena lagi malas padahal lagi kosong waktunya hehe.
●Oh iya aku juga mau ucapin selamat idul adha bagi yang melaksanakannya yah,semoga di tahun ini kita semua menjadi kepribadian yang lebih baik,dan juga saling memaafkan satu sama lain 🙏
●Jangan lupa vote banyak-banyak dan coment juga untuk kritikan dan masukan dalam cerita aku ini 👍
KAMU SEDANG MEMBACA
BERSAMA MU
RandomNo plagiat Di usir oleh suami saat ia sedang mengandung seorang anak,dan menghilang bertahun-tahun,dan kembali lagi pada suaminya dan kaget melihat keadaan suaminya.