|| PART 8 ||

2.1K 56 2
                                    

Maura balik dari kantin dan melihat kaiyan masih bermain dengan sang ayah,sesekali anak kecil itu juga melap air liur yang keluar dari mulut ayahnya tanpa rasa jijik sama sekali.

"Ayan"panggil maura dengan suara lembutnya.

"Bunda"sahut kaiyan dengan senang,dia langsung memeluk bundanya itu.

"Makasih yah udah jaga ayah"ucap maura.

"Sama-sama,aku juga senang main sama ayah kok bun"

"Kamu pulang yah sama nenek,bunda masih mau temani ayah disini"pinta maura.

"Oke"jawab kaiyan dengan nurut walau wajahnya sedih karena berpisah lagi dengan sang ayah.

"Nanti besok kamu kesini lagi,okey"

Setelah kaiyan pulang,maura langsung menyuntikkan makanan lewat selang yang ada di hidung mas devan,lelaki itu belum bisa makan dengan normal harus menggunakan selang NGT,untuk memudahkan memasukan makanan karena tidak bisa menelan dan mengunyah jadi di anjurkan memakai selang NGT.

Mas devan juga hanya pasrah saja,dan harus mulai merasa terbiasa makan dengan menggunakan selang NGT,karena dia juga sadar tidak bisa menelan,mengunyah dengan baik.

Setelah selesai makan,maura langsung mewashlap badan suaminya itu,karena tadi perawat cuman mengganti urine bag suaminya saja,tidak membersihkan badan lelaki itu.

Maura mewashlap sepelan mungkin,agar tidak terkena selang yang ada tubuh mas devan dan tidak membuat kesalahan karena ketidak hati-hatiannya.

Setelah mas devan bersih-bersih,maura langsung menyuruh lelaki itu untuk tidur karena sudah tidak buat apa-apa lagi.

Selagi mas devan tidur,maura mengambil kesempatan untuk pulang ke rumah dan melihat rumah yang sudah lama ia tinggalin,dan sekali melihat putranya yang ia titipkan pada mbo sumi.

"Vino"panggil maura kepada asisten devan.

"Iya bu,ada apa"jawab vino dengan sopan.

"Saya titip mas devan yah,saya mau pulang dulu ke rumah"pesan maura pada vino.

"Siap bu saya jaga bapak,kalo ada apa-apa nanti saya langsung menghubungi ibu"

"Ok terima kasih,saya pergi dulu yah"pamit maura dan langsung mencari taksi untuk pulang.

Sesampainya di rumah besar itu,maura langsung mengingat waktu dia berada di tempat ini,banyak kenang-kenangan di rumah ini senang maupun sedih sudah dia rasakan di rumah ini.

"Bunda"seru kaiyan dengan senang karena melihat kedatangan sang bunda.

"Jangan lari-lari kaiyan,jalan pelan saja"

"Maaf bunda,ayan senang banget soalnya ada bunda hehe"tawa anak itu dengan kecil.

"Kebiasan banget deh kamu,lagi main apa sama nenek?"tanya maura sambil menggandeng tangan anaknya untuk masuk.

"Aku main sama ikan,ikannya ayah banyak banget di kolam besar"jawab kaiyan dengan riang.

"Oh yah ada ikan disini?"kaget maura.

"Iya ada ikan banyak banget,disana"tunjuk kaiyan pada kolam renang.

"Eh ada ibu"sahut mbo sumi yang baru keluar.

"Iya mbo,mbo sendiri aja di rumah?"

"Iya bu,cuman saya aja yang maid.karena yang lain udah pada undur diri"jawab mbo sumi membuat maura menghela nafas.

"Sudah banyak sekali perubahan di rumah ini semenjak saya nggak ada"celetuk maura sembari melihat sekeliling ini.

"Sudah nggak terurus semenjak ibu pergi dari rumah ini"sahut mbo sumi."Saya sendiri dan nggak bisa melakukan semuanya dalam waktu secepat mungkin"

"Itulah yang membuat saya sangat sedih sekali"

"Atau mau saya carikan pekerja baru lagi bu"tawar mbo sumi.

"Ah nanti saya pikir-pikir dulu yah mbo,sekarang saya juga masih baru kembali jadi masih bingung mau urus yang mana dulu,apalagi kondisi mas devan masih seperti ini"ujar maura.

"Baik bu,kalo ibu pengen apa-apa bilang saja sama saya,nanti saya bantu"

"Terima kasih banyak mbo sumi sudah bertahan selama ini disini"ucap maura dengan tulus pada mbo sumi.

"Karena saya tau,ibu akan kembali kesini"ujar mbo sumi yang sudah yakin.

"Iya saya pasti kembali kesini,tapi dari awal saya berpikir kembali kesini hanya ingin mengantar kaiyan bertemu ayahnya.namun takdir berkata lain,saya puj kembali terikat lagi dengan semua ini karena kondisi mas devan yang tidak memungkinkan sendiri"kata maura dengan menghela nafas lelah.

"Apa ibu tidak membenci bapak?"tanya mbo sumi dengan hati-hati takut melukai hati majikannya.

"Demi apapun saya nggak pernah membenci dia mbo,cinta saya sudah terlalu dalam untuknya sampe rasa benci sedikit pun sama sekali tidak ada.kalo dengan kehadiran saya membuatnya tidak bahagia saya rela pergi dari sini tapi saya tidak kuat kalo bercerai dengannya mbo"jawab maura dengan sedih.

"Saya berdoa semoga dengan keadaan bapak seperti ini akan membukakan hati bapak untuk mencintai ibu,dan percaya kalo ibu sangat mencintai bapak dengan tulus selama ini.saya juga sangat berharap bapak dan ibu tidak berpisah,karena jauh di lubuk hati kali masing-masing masih mencintai satu sama lain entah karena hal apa yang membuat bapak membenci ibu"ujar mbo sumi.

"Terima kasih mbo"maura langsung memeluk tubuh mbo sumi yang hangat itu,maura sangat berterima kasih dengan kehadiran mbo sumi yang selalu berperilaku seperti sosok ibunya.

Yang juga selalu menganggapnya sebagai seorang anak,padahal maura hanyalah majikannya tapi mbo sumi sudah menyayangi maura seperti anak kandungnya sendiri.apalagi dengan sikap ramah maura membuat mbo sumi tak segan untuk menasihati majikannya itu kala sedang sedih ataupun bahagia.

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

jangan lupa vote banyak-banyak dan coment di kolom komentar

BERSAMA MUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang