WIMD 4

17 9 2
                                    

Hari minhgu kali ini mungkin akan menjadi hari paling santai untuk Vian. Tidak ada tugas yang menghantui karena semua tugas sudah ia selesaikan. Selain itu, OSIS juga sedang tidak ada kegiatan.

Ya, tepat sekali. Vian adalah salah satu anggota OSIS disekolahnya. Meskipun ia bergaul dengan Jay yang notabenenya adalah seorang brandal sekolah, tapi ia cukup aktif dalam kegiatan organisasi, begitu juga dengan Jay yang aktif di eskul yang ia ikuti.

Vian baru saja mandi dan hanya memakai celana pendek sebatas lutut serta memakai kaos putih polos. Mengingat hari ini ia benar-benar tidak ada rencana untuk acara apapun. Keluar jalan-jalan? Dengan siapa, kalau sahabat brengseknya saja sekarang sedang sibuk menggaet target barunya. Bagaimana dengan pacar? Maaf, Vian adalah penganut jomblo sampai halal. Ah, tapi tidak tahu kalau nanti sudah ketemu yang cocok dengannya.

"Rebahan sampe sore ini mah." ucap Viam.

Setelah berucap demikian, Vian pun merebahkan diri di atas kasur. Tak lupa ia pun menyalakan televisi dengan volume cukup nyaring, guna membunuh sepi di kediaman minimalisnya.

Sekedar informasi, saat ini orang tua Vian sedang pergi ke Bandung untuk menghadiri acara pernikahan salah satu kerabatnya. Sebenarnya mereka sempat menawarkan pada  Vian untuk ikut ke sana. Namun, Vian menolak dan memutuskan untuk tetap berada di rumah. Dengan alasan terlalu lelah untuk perjalanan jauh.

"Harusnya kemaren gue ikut aja ke bandung." gumam Vian agak menyesal.

Percuma juga menyesal. Toh, akhirnya sekarang dia tetap sendirian berada di rumah. Tidak punya teman hanya untuk diajak nongkrong atau sekedar membuat kamarnya berantakan.

Detik berikutnya, lelaki berhidung mancung itu meraih ponsel yang tergeletak di atas kasur. Dengan randomnya dia membuka Instagram, menyaksikan berbagai postingan orang-orang yang ia kenal. Postingan yang sebagian besar adalah moment liburan di hari minggu.

"Ck!"

Decakan sebal kemudian keluar dari bibir tipis Vian. Diikuti dengan wajah kusut yang amat kentara.

"Gini amat dah hari Minggu gue. Bukannya have fun, malah suntuk-suntukan. Harusnya tadi gue cari cara buat batalin acara nge-date nya si Jay. Kalo bak---," decakan yang sedari tadi ia lontarkan kepada diri sendiri itu terputus kala ia melihat salah satu postingan di deretan postingan orang yang ia kenal.

"Ehhhh.... tumben Azel bikin instastory."

Ternyata Azel baru saja memosting sebuah foto di fitur instastory. Tanpa pikir panjang Vian langsung menekan Avatar akun Azel. Foto yang di postingan oleh perempuan itupun langsung terlihat. Bukan foto yang spesial ataupun foto yang menarik untuk di lihat. Hanya sebuah foto penampakan dua piring yang berisi telur orak-arik serta tulisan "Buang jangan?".

"Ehhh...ehh... Masa makanan enak gitu mau di buang? Ya, janganlah." protes Vian

Jari-jari Vian kini sedang sibuk mencari nomor Azel. Entah apa maksudnya. Apakah dia terlalu bosan atau karena memang murni ingin membahas perihal telur orak-arik tadi dan tak sampai sepuluh detik, akhirnya panggilan Vian di jawab oleh Azel.

"Hallo, Ian?"

"Iya hallo, Zel."

"Tumben nelfon, ada apa?"

"Telor orak-ariknya masih ada? Atau udah Lo buang?"

Tawa geli terdengar di seberang sana. Sepertinya Azel cukup terhibur dengan pertanyaan Vian. Sebab, Vian hanya menanyakan perihal telur orak-arik. Tapi, nada bicaranya seperti menanyakan hal yang sangat serius. Persis saat lelaki itu sedang menyampaikan pidato di atas podium ketika menjadi perwakilan dari anggota OSIS.

WHAT IS MY DESTINY???Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang