Hallo welcome back with WIMD.....
Gimana udah penasaran gak sama next part nya????
Oke selamat melanjutkan part selanjutnya 🧡🧡---------
Para penghuni ruang eskul marching band tampak fokus pada selembaran yang ada di tangan masing masing. Di depan mereka Hessa selaku ketua eskul juga tengah fokus menulis di papan tulis.
Tak lama, lelaki berahang tegas itu selesai dengan aktivitasnya. Ia berbalik guna memantau para anggota yang ternyata sudah mulai mengisi selembaran berupa formulir pendaftaran lomba tersebut.
"Susunannya masih sama kayak tahun kemarin sesuai saran kalian. Ada yang mungkin berubah pikiran atau keberatan?" tanya Hessa, ia mengedarkan mata bobanya pada seluruh anggota.
Lantas setelah seluruh anggota serentak berkata tidak, maka Hessa membalas dengan anggukan serta acungan jempol.
"Oke, kalo gitu untuk yang lain bisa pulan. Besok sore kita mulai latihan. Tapi untuk khusus mayoret jangan pulang dulu." papar Hessa.
"Oke kak. Terimakasih" sahut seluruh anggota.
Satu demi satu anggota eskul pun meninggalkan ruangan, hingga tersisa Azel dan Hessa selaku mayoret. Azel duduk di bangku paling belakang. Kini ia menghampiri Hessa yang tengah menyusun formulir pendaftaran para anggota dimeja depan.
"Sini kak, gue bantuin." cetus Azel, lalu mengambil beberapa kertas formulir untuk ia susun.
"Thanks Zel." ucap Hessa, singkat.
Setelah selesai Hessa memasukkan formulir tersebut ke dalam tasnya. Selain itu, ia juga mengeluarkan kertas lain dan menyodorkannya pada Azel.
"Apa ini kak?" tanya Azel bingung.
"Konsep baru...."
Hessa menjeda ucapannya, karena sibuk menutup resleting tasnya.
"......dari pelatih." lanjut Hessa.
"Oh! Dari pak Zidan." gumam Azel.
Atensi gadis itu langsung tertuju pada kertas ditangannya. Dalam sekejap ia sudah diam, fokus menganalisis konsep baru untuk marching band mereka.
Marching band di Arcadia International School memang salah satu eskul yang digandrungi selain basket. Selain itu, eskul marching band juga telah banyak penyabet banyak piala di setiap perlombaan. Entah itu tingkat provinsi, nasional dan internasional.
"Kalo sekarang kita latihan sambil bahas konsep, kamu keberatan nggak Zel?" tanya Hessa penuh pertimbangan.
"Boleh. Kebetulan gue juga lagi males pulang cepet, kak." jawab Azel.
"Oke. Kalo gitu kita ke lapangan sekarang." ajak Hessa.
Beruntung sore ini kondisi lapangan sedang sepi. Tidak ada eskul basket ataupun eskul futsal yang sedang latihan. Jadi, mereka bisa fokus untuk berlatih, sambil menganalisa konsep perform marching band yang baru.
"Kak....."
Bibir Azel terlipat ke dalam dengan mata memicing ke sebuah gambar yang tertera di atas kertas.
Hessa yang semula sudah mulai mempraktekkan beberapa gerakan pun langsung menghampiri Azel.
"Kenapa Zel?" tanya Hessa, seraya mengambil posisi berdiri di samping Azel.
"Yakin bakal pake gerakan ini? Itu susah loh kak." ucap Azel pesimis.
"Dicoba dulu, Azel." kata Hessa suaranya terlampau lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHAT IS MY DESTINY???
FanfictionJayandra Aditya Nareshta adalah cowok populer di Arcadia International School, salah satu SMA Internasional ternama di Jakarta. Kepopulerannya di tunjang oleh penampilan dan tampangnya yang tampan juga kiprahnya sebagai playboy. Jay juga biasa be...