Malam pukul 9 Jay terlihat baru pulang. Ia memarkirkan motor ninjanya di depan garasi dan segera melepas helm.
"Malem, Den." sapa bi Mira.
"Malem, Bi." balas Jay.
"Mau bibi siapkan makan malamnya?" tanya bidan Mira.
Jay menggeleng cepat. "Nggak usah bi, Bibi istirahat aja." jawab Jay.
Bi Mira pun menuruti perkataan Jay. Wanita paruh baya itu meninggalkan Jay yang masih di depan garasi.
Sejenak Jay memeriksa jam tangannya. Kemudian ia berjalan menuju depan gerbang untuk memeriksa kondisi rumah di seberang sana.
Kedua alis Jay menukik tajam ketika melihat kondisi kamar di lantai dua rumah itu masih gelap. Pertanda sang pemilik kamar kemungkinan besar belum pulang.
"Ck! Kemana sih?" gerutu Jay.
Tanpa memperdulikan udara malam yang terasa menusuk kulit wajahnya, Jay pun mulai membuka ponsel dan menghubungi perempuan yang tak lain adalah Azel itu.
Ekspresi gusar terlihat mendominasi wajah Jay saat panggilannya tak kunjung di jawab oleh Azel. Hingga akhirnya Jay terus berusaha menghubungi Azel sampai empat kali.
"Hallo?"
"Dimana?"
Jangan pernah main-main dengan Jayandra Aditya Nareshta yang terkenal memiliki stok kesabaran tipis. Sekarang saja lelaki itu sudah menunjuk tanduk amarahnya hanya karena Azel telat menjawab telepon darinya. Apalagi sekarang Azel juga tak kunjung menjawab pertanyaan Jay yang membuatnya semakin kesal.
"Jawab!"
"Itu... gue lagi nongkrong sama Clara."
Jay berdecih pelan. Paham bahwa Azel sedang berbohong.
"Kirim alamatnya sekarang!"
"Jay, gue bisa pulang sendiri kok. Nanti Clara yang ant--"
"Kirim sekarang juga!"
Perkataan Jay yang penuh penekanan akhirnya membuat Azel menyerah. Perempuan itu memutuskan sambungan telepon dan tak lama mengirimkan lokasi di mana ia berada.
"Kebiasaan banget." ucap Jay.
Lelaki yang masih mengenakan seragam sekolah itupun kembali menunggangi motornya. Mengabaikan malam yang semakin larut dan memilih menjemput Azel yang katanya sedang nongkrong bersama Clara.
"Liat aja kalo gue sampe ketemu sama orang yang berani ngajak pergi sampe semalem ini, bakalan gue patahin tangan tuh orang."
Dengan kesal yang mendominasi, Jay menyalakan motornya. Beberapa kali ia menciptakan suara bising tentu mengganggu para tetangga komplek perumahan itu. Tapi Jay mana peduli dengan lingkungan sekitarnya. Tapi lain lagi jika sekitar itu melibatkan Azel.
Akhirnya setelah berhasil menciptakan suara bising, Jay langsung melajukan motor ninjanya.
***
Setelah menerima telepon dari Jay, mood Azel langsung berubah. Tak seperti tadi yang begitu excited mengobrol dengan Clara dan Hessa si kakak kelas sekaligus teman satu eskul marching band-nya di sekolah.
Azel meminum es jeruknya beberapa kali. Ia juga melirik cemas ponselnya yang ada di atas meja.
Gerak gerik Azel pun akhirnya disadari oleh Clara dan Hessa.
Hessa menyentuh tangan Azel pelan.
"Kenapa Zel?" tanya Hessa."Ng--- nggak papa kok kak." Jawab Azel gelagapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHAT IS MY DESTINY???
FanfictionJayandra Aditya Nareshta adalah cowok populer di Arcadia International School, salah satu SMA Internasional ternama di Jakarta. Kepopulerannya di tunjang oleh penampilan dan tampangnya yang tampan juga kiprahnya sebagai playboy. Jay juga biasa be...