Halloooooo kembali lagi bersama lapak Jayzel🤭
Gimana udah pada nunggu ga nih kelanjutan nya bakal kayak gimana di part ini😂
Oke langsung aja ya , cekidottttttt🤭***
"Makasih ya, Ian."
"Santai. Kayak sama siapa aja lo Zel." sahut Vian.
Tepat pukul delapan malam, Azel akhirnya sampai di rumah setelah seharian ini nonton, makan, dan jalan-jalan bersama Vian. Iya, mereka nge-date. Tapi, tidak bisa di bilang nge-date juga. Mungkin lebih pantas di sebut sebagai teman traveling.
"Ya, udah. Sana pulang." usir Azel. Sembari tangan kanannya melambai-lambai ke arah Vian.
"Dih! Gitu banget Lo. Udah gue ajak jalan-jalan juga." protes Vian.
"Vian, pulang ya, udah malem. Gue mau mandi abis itu istirahat." pinta Azel dengan nada yang lembut, terkesan dibuat-buat.
Bibir tipis Vian mencebik. Agak sanksi dengan gaya bicara Azel yang demikian.
"Ya, udah. Gue pulang." pamit Vian.
"Oke. Hati-hati Vian." seru Azel.
Vian tak lagi menyahuti suara Azel. Sebab, lelaki itu telah melajukan motornya, meninggalkan kawasan komplek perumahan Azel.
Sunyi.
Setelah kepergian Vian, satu-satunya hal yang Azel rasakan adalah sunyi dan sepi. Rumahnya akan selalu sepi karena memang hanya Azel seorang yang ada disana. Lalu, bagaimana dengan orang tua Azel? Mereka sibuk dengan bisnis masing-masing. Mereka hanya akan pulang pada saat-saat tertentu.
Suasana sunyi itupun berlaku untuk rumah dua lantai yang berhadapan dengan rumah Azel. Rumah yang sangat sering ia kunjungi.
Iris cokelat Azel terpaku menatap kamar di lantai dua yang masih tampak gelap. Pertanda sang pemilik belum kembali sejak tadi pagi.
"Mereka kemana aja sih? Udah jam segini masih belum balik." gerutu Azel.
Azel kesal? Jelas sekali. Cemburu? Tentu saja. Azel tak bohong kalau ia suka pada Jay. Perasaannya pada Jay lebih dari seorang sahabat. Apalagi saat mengingat bagaimana cara Jay memperlakukannya dengan begitu manis dan perhatian. Azel tentu semakin terjebak dengan perasaannya sendiri. Lantas saat Jay kembali mendapatkan pasangan baru dan perlahan mengabaikan, maka ia akan sadar bahwa perasaannya sungguh salah.
"Hah! Bodoamat! Kenapa juga gue harus peduli sama dia? Dia juga nggak peduli sama gue." ujar Azel lalu membuka pintu gerbang rumahnya.
Rumah Azel sebenernya di jaga oleh seorang satpam bernama pak Joni. Tapi khusus hari ini pria berusia 45 tahun itu izin tak masuk kerja karena ada acara keluarga.
Kaki Azel sudah berpijak di halaman rumahnya. Sedangkan tangannya sudah bersiap untuk mengunci gerbang. Tetapi, tiba-tiba suara deru motor terdengar semakin dekat. Hingga akhirnya berhenti tepat di depan gerbang rumahnya. Pasti sudah bisa di tebak siapa orangnya kan?
"Zel. Bukain gerbangnya!" seru Jay tanpa melepas helm full face kesayangannya.
"Buat apa? Gue ngantuk. Mau---"
"Buka gerbangnya, Azellea!" titah Jay tak dapat di bantah.
Mau tak mau, akhirnya Azel membuka gerbang rumahnya. Lalu, Jay langsung melajukan motornya memasuki halaman rumah Azel dan memarkirkannya di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHAT IS MY DESTINY???
FanfictionJayandra Aditya Nareshta adalah cowok populer di Arcadia International School, salah satu SMA Internasional ternama di Jakarta. Kepopulerannya di tunjang oleh penampilan dan tampangnya yang tampan juga kiprahnya sebagai playboy. Jay juga biasa be...