Pemilik toko dibuat mati kutu setelah melihat rekaman CCTV. Dia dengan wajah masam menatap soo hyun dan Jiwon bergantian. Dia bedehem menghilangkan rasa canggung.
"Maksudku, seharusnya wanita itu membantah lebih keras. Akupun tidak tahu bahwa dia pelakunya." Pemilik toko mencari alasan untuk mangkir.
Bahkan ibuku sudah beberapa kali membanta dan kamu tidak memperdulikannya!
Jiwon menyodorkan notenya dihadapan pemilik toko.
"Hei, lagi pula siapa yang menyangka ibu mu dijebak oleh seseorang. Aku melihat barang ku didalam tas ibumu, orang normal pasti berpikir bahwa dia mencurinya!" Pemilik toko terus melakukan pembelaan diri membuat Soo Hyun yang sejak tadi berada disana mendecak kesal.
"Tuan, bukankah masalahnya akan lebih cepat selesai jika kau mengakui kesalahanmu lalu meminta maaf pada mereka dan memberikan mereka kompensasi?! Berhentilah mencari alasan untuk membela dirimu!" Ujar Soo Hyun dengan nada dingin mengintimidasi.
"U-untuk apa aku minta maaf atau bahkan memberi kompensasi pada mereka. Aku juga korban disini. Lihat barangku juga dicuri!!" Pemilik toko tetap bersikeras membela diri. Membuat Soo Hyun menatapnya jengah.
"Terlepas kau juga adalah korban, sikapmu yang kasar membuat mereka terluka. Lihat tangan wanita ini, darahnya bahkan belum kering!" Soo Hyun mengangkat tangan Jiwon yang terluka menunjukkannya pada pemilik toko, lalu dia kemudian menunjuk ibu Jiwon yang duduk meniup lututnya yang terluka.
"A-aku tidak sengaja melakukan nya!"
"Sengaja atau tidak, itu urusan belakang, tanggung jawab mu sekarang adalah memberikan mereka kompensasi. Jika kau terus memberikan alasana aku akan menelpon polisi untuk melaporkan tindakan mu tadi!" Ancam Soo Hyun.
Mendapat ancaman dari pemuda dihadapan nya tentu membuat pemilik toko takut.
"Nak, baik lah aku akan memberikan mereka kompensasi." Si pemilik tokoh segera mengambil beberapa lembar won dan memberikannya kepada Jiwon mulut nya mendumek tidak jelas. Dia nampak enggan namun tidak bisa berbuat apa-apa karena takut akan ancaman Soo Hyun.
"Harusnya kalian tinggal saja dirumah, orang miskin seperti kalian akan membawa sial!" Umpat pemilik toko pada Jiwon.
Jiwon tidak bisa mendengar tapi dia bisa membaca gerakan bibir, dan yang paling ia tahu adalah ketika seseorang mengumpat padanya. Dan ketika ia tahu bahwa pemilik toko mengumpat padanya dia merasa geram. Lantas berbalik tanpa mengambil uang yang diberikan.
Soo Hyun yang tidak tahu mengapa Jiwon tiba-tiba bersikap seperti itu hanya bisa mengikutinya keluar dari toko.
Jiwon membawa ibunya menjauh dari area toko sambil menahan Air matanya. Sungguh siapapun,tanyakan pada semua orang tidak ada satu pun didunia ini yang ingin hidup miskin. Apa mereka pikir keinginannya menjadi miskin?.
mereka menuju taman terdekat. Ia lantas mendudukannya di bangku panjang taman.
Eomma! Berhentilah dari perkerjaan itu! Diamlah dirumah dan aku akan urus semuanya!
Jiwon terlihat begitu marah. Matanya bergetar menatap ibunya yang sedang menangis dihadapannya.
"Jika ibu berhenti mengumpulkan kardus, kita tidak akan bisa membayar sewa. Kamu akan kewalahan bekerja. Ibu tidak ingin kamu bekerja terlalu keras." Ujar ibu Jiwon.
Namun Jiwon menggeleng.
Eomma bisakah kamu mendengarkan ku walau sekali! Menurutlah!!
"Jiwon-a, ibu.." Belum sempat ibu Jiwon menyelesaikan perkataannya Jiwon segera melemparkan tas yang dipegangnya ke trotoar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Language
FanfictionKim Jiwon gadis bisu yang mengejar mimpinya sebagai seorang presenter. bertemu dengan penulis drama terkenal Kim Soo Hyun yang tengah dilanda depresi mencari ide untuk menyusun naska drama. Kisah keduanya terjalin karena insiden tidak sengaja. Beni...