chapter 10

617 59 4
                                        

Cafe tempat Soo Hyun dan Jiwon belajar kini semakin sepi dengan hanya tersisa beberapa pelanggan dan pegawai yang mengepel lantai dan melap meja.

Malam memang sudah agak larut, namun kedua sejoli itu masih betah untuk melakukan kegiatan belajar mengajar.

Soo Hyun begitu serius membaca tulisan Jiwon yang begitu rapih. Bahkan dia tidak pernah bosan memuji tulisa  Jiwon yang hampir seperti cetakan. Bukannya hiperbola tapi memang jika dilihat sekilas tulisan Jiwon akan dianggap sebagai hasil ketikan.

Jiwon melihat jam yang berada di ponselnya, dan sudah menunjukkan pukul 10 malam. Dia dengan cepat meminta Soo Hyun untuk mengakhiri sesi belajar  mereka. Sementara itu Soo Hyun  yang masih betah bersama dengan Jiwon hanya bisa mengangguk pasrah.

Soo Hyun memainkan ponselnya untuk beberapa saat. Tidak lama kemudian sebuah notifikasi muncul di ponsel Jiwon.  Notifikasi yang menunjukkan nominal yang membuat Jiwon menunjukkan ponselnya kepada Soo Hyun.

Sepertinya kamu salah mengirimkan ini, bayaran ku tidak sebanyak ini.

Soo Hyun tersenyum sejenak dan menggeleng. Kemudian menurunkan tangan Jiwon,

Itu bonus untukmu,

Tetapi ini terlalu banyak. Jiwon merasa tidak enak dengan wajah masam menunduk namun Soo Hyun meyakinkan bahwa itu tidak menjadi masalah.

Dia kemudian men tap lengan  Jiwon dengan jari telunjuknya dia lantas menggerakkan tangganya.

Baiklah jika kamu tidak merasa baik dengan itu, tapi terimalah karena mungkin hari ini kau harus bersama ku lebih lama.

Senyum terbit diwajah Soo Hyun ketika  merasa puas dengan  bahasa isyarat yang ia gunakan dengan lancar. Jiwon kemudian menatap mata Soo Hyun.

Apakah hari ini kamu ingin belajar lebih banyak? Tanya Jiwon dan dijawab dengan anggukan antusias dari Soo Hyun.

Lelaki berbadan tegap itu kemudian menarik Jiwon keluar dari Cafe. Mereka keluar tanpa sadar tangan mereka saling bertautan.

Kini mereka berhenti di sebuah taman dekat cafe, taman yang masih terlihat ramai dengan beberapa anak-anak muda yang bermain skateboard dan ada juga yang melakukan dance publik.

Soo Hyun kembali menarik lengan Jiwon untuk duduk di sebuah bangku panjang. Kini mereka duduk berdampingan sambil menikmati pemandangan keramaian didepan mereka.

Jiwon kemudian menunjuk para remaja yang sedang melakukan pertunjukan di dekat air mancur  ia menepuk lengan Soo Hyun lalu kemudian membentuk huruf C dekat telinganya.

Itu terdengar seperti apa? Tanya Jiwon.

Soo Hyun menatap ke arah remaja yang sedang bermain musik dengan wajah berseri depan sana. Dia terdiam sejenak, sejujurnya dia tidak tahu banyak hal tentang musik. Namun, dia ingin membantu Jiwon setidaknya dapat merasakan irama itu.

Dia memperhatikan dengan lekat kemudian dia meraih telapak tangan kiri Jiwon lalu meletakkannya diatas tangannya. Dia mengetuk telapak tangan itu beberapa kali sesuai dengan irama alunan gitar yang dimainkan oleh remaja di depan sana.

Jiwon tersenyum sangat senang karena dia dapat membayangkan irama itu. Dia kemudian menggoyang kan kepalanya seolah dapat mendengar kemerduan musik itu. Melihat itu Soo Hyun menjadi puas. Dia kemudian lanjut memberikan ketukan demi ketukan di telapak tangan Jiwon.

Senyum Jiwon yang menawan membuat  Soo Hyun merasa ada yang aneh dalam dirinya. Dia merasa tidak asing dengan perasaan ini namun juga merasa bahwa ini aneh.

Perasaan itu sama seperti ketika dia menulis, ada getaran dan gelora yang membuncah namun menyenangkan. Dia bukan pria naif atau bahkan berusaha menghindar. Dia tahu bahwa dia sedang dilanda perasaan cinta.

Love LanguageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang