Jiwon mengeratkan jaketnya berusaha menghangatkan dirinya yang kedinginan. Ia yang terlihat kecewa karena gagal wawancara. Kegagalan yang disebabkan oleh alasan yang sama. Dia Benar-benar dibuat tidak berdaya. Dia tertunduk menatap sepasang sepatu yang ia kenakan.
Sepatu hak tinggi yang awalnya berwarna hitam kini tak lagi mengkilat dan terkesan berdebu. Ada beberapa bagian yang juga sedikit terkelupas. Ia mengibah dan merasa kasihan untuk dirinya yang bahkan membeli sepasang sepatu saja ia tak mampu.
Tak ingin berlarut-larut Ia segera melangkah menjauh meninggalkan kantor pusat NBC tanpa menoleh kebelakang. Langkahnya begitu percaya diri untuk menutupi rasa kecewanya.
Jiwon meremas berkas yang dibawahnya. Padahal semalam suntuk ia menyusun berkas itu dengan sangat baik nyatanya itu hanya menjadi usaha yang sia-sia.
Jiwon kembali berbaur dengan hiruk pikuk keramaian. Membawa kesunyian nya dalam keributan yang tak pernah ia tahu. Namun begitu ini satu-satunya cara agar dia bisa berbaur, agar tidak ada orang sadar bahwa dia tuli. Berada ditengah-tengah suara membantunya menyembunyikan kesepian. Setidaknya dia menjadi bagian dari suara ribut. Bersembunyi di antara lautan manusia normal untuk kesekian kalinya.
Tubuh Jiwon terasa terdorong kebelakang karena menabrak sesuatu. Ia meringis merasakan rasa sakit di bahunya. Perlahan dia mendonggak melihat benda apa yang ditabraknya hingga bahunya terasa begitu ngilu. Bahkan berkas yang dibawah olehnya terjatuh begitu saja, berceceran dijalan hingga beberapa diantaranya menjadi kotor karena terinjak oleh orang yang berlalu lalang.
Tatapan nya jatuh pada seorang pria berpenampilan berantakan, wajahnya yang terlihat ketus membuat Jiwon melangkah mundur. Tatapan tajam pria itu seakan dapat melobani kepalanya.
Jiwon segera membungkus 90 derajat beberapa kali untuk meminta maaf atas kecerobohannya, dan dengan gerakan cepat mengumpulkan berkas-berkas miliknya yang tercecer.
Soo Hyun melihat betapa kacaunya wanita dihadapannya iapun merasa ibah, dia berjongkok membantu wanita itu. Matanya terpaku pada handphone jadul keluaran 7tahun lalu.
Namun tidak lama ia lantas segera bergegas membantu mengumpulkan kerta-kertas yang berhamburan.
"Kim Jiwon," Gumam Soo Hyun, membaca nama yang tertera di CV Milik wanita itu.
"Maafkan atas kecerobohan ku." Kata Soo Hyun sambil menyerahkan kertas yang berhasil dia kumpulkan. Jiwon segera meraih berkasnya dia kemudian menundukkan kepalanya beberapa kali untuk berterimakasih sekaligus meminta maaf.
"Kamu cocok menjadi seorang presenter." Puji Soo Hyun ketika melihat berkas Jiwon yang melamar sebagai presenter.
𝘈𝘱𝘢𝘬𝘢𝘩 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘦𝘫𝘦𝘬 𝘬𝘶? tangan kanan Jiwon membentuk huruf b yang terlengkup kedepan dihadapan dada kanan kemudian membalik nya kearah kanan sehingga terlentang kearah depan. Lalu menunjuk Soo Hyun dengan ibu jarinya, melipat keempat jari sementara jari kelingking tetap tegak kearah Soo Hyun dan terakhir Jiwon kemudian menepuk dadanya dengan wajah kesal.
Soo Hyun mengernyitkan dahi tidak mengerti. Gerakan tangan yang cepat itu, Soo Hyun sama sekali tidak mengerti maksudnya.
Jiwon yang jengah segera berbalik pergi. Meninggalkan soohyun yang masih memasang tampang bingung.
"Kasar sekali," Cuman Soohyun sambil menatap punggu Jiwon yang melangkah menjauh.
Soo Hyun hendak berbalik, namun sebuah benda pipih menarik perhatiannya. Ia segera mengambil Handphone itu dan mengejar Jiwon. Iya yakin handphone itu milik si wanita kasar.
"Ya Jiwon-ssi!" Panggil Soo Hyun pada Jiwon yang berada beberapa meter didepannya.
"Kim Jiwon!" Soo Hyun mempercepat langkahnya ketika melihat Jiwon hendak menyebrang. Dia merutuk dalam hati karena seberapa keras pun ia berteriak Jiwon tidak juga bergeming. Bahkan orang-orang di sekitarnya melihatnya dengan pandangan aneh karena berteriak-teriak di tengah keramaian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Language
FanfictionKim Jiwon gadis bisu yang mengejar mimpinya sebagai seorang presenter. bertemu dengan penulis drama terkenal Kim Soo Hyun yang tengah dilanda depresi mencari ide untuk menyusun naska drama. Kisah keduanya terjalin karena insiden tidak sengaja. Beni...