Chapter 8

605 59 6
                                    

Jiwon mendapati dirinya yang tersadar di ruangan dengan bau obat yang menyengat.  Perasaan hangat tiba-tiba tersalurkan ditelapak tangganya, genggaman erat dari Go Eun yang duduk di dekatnya menatapnya dengan wajah yang sangat risau.

Jiwon melihat kondisi Go Eun yang penuh dengan luka dan lebam di sekitar wajahnya.

"Jiwon-a... Aigoo kamu pasti sangat kesakitan nak," Ujar Go Eun sambil mengelus lembut surai Jiwon.

Eomma.

"Iya sayang eomma di sini." Go Eun menepuk punggung tangan Jiwon seraya menguatkan.

"Oh.. Syukurlah kamu sudah sadar." Suara seorang lelaki tiba-tiba terdengar membuat Jiwon dan Go Eun sontak melihat ke arah pemuda yang mengenakan seragam militer lengkap dengan ransel yang digendong di punggung nya.

Anda siapa? Tanya Jiwon sambil menatap Go eun dan lelaki itu bergantian.

"Perkenalkan Je hoon, lee Je Hoon." Lelaki bernama Lee Je Hoon itu kemudian membungkuk sambil tersenyum ramah, senyuman yang indah dengan mata yang juga ikut tersnyum.

"Dia yang membantu kita tadi... Aigoo terimakasih berkatmu Jiwon sekarang baik-baik saja."
Mendegar  itu Je Hoon menggeleng seraya berkata itu bukan apa-apa.

Je Hoon menggerakkan tangan nya menunjuk Jiwon beberapa kali, jarinya yang bergerak linca dan luwes nampak begitu mahir menggunakan bahasa isyarat.

Kamu akan baik-baik saja. Jiwon-ssi  Lee je Hoon tersenyum hangat, senyuman yang begitu khas dengan mata yang terpejam.

Beberapa saat kemudian seorang lelaki ditemani oleh seorang wanita bertubuh mungil membawa beberapa berkas ditangannya. Seorang Dokter dengan ramah memberikan salam kepada Je Hoon dan Go Eun serta Jiwon.

"Bagaimana kondisi putri saya dokter?" Tanya Go Eun.

"Syukurlah tidak ada yang perlu dikhawatirkan, meski kondisi Jiwon-ssi terlihat parah namun tidak ada cedera serius ataupun luka dalam. Pasien bisa pulang setelah botol infusnya habis." Ujar sang Dokter. Go Eun yang sedari tadi risau kini  bisa bernafas lega, Je Hoon pun ikut lega mendengarnya.

"Terimakasih banyak dokter." Kata ibu Jiwon sambil membungkukkan badanya beberapa kali.

Je Hoon kemudian membungkuk memberi salam ketika dokter berpamitan untuk mengecheck keadaan pasien yang lain.

Selepas kepergian dokter, Je Hoon juga berpamitan untuk pergi.

"Aku harus segera pergi, Ajuma, Jiwon-ssi aku pergi dulu."

Tunggu Je Hoon-ssi, sebelumnya terimakasih telah menyelamatkan ku.

Je Hoon tersenyum mengangguk untuk merespon. Kemudia Je Hoon bergegas untuk meninggalkan ruangan rawat Jiwon.

Mata Jiwon mengikuti punggung tegap Je Hoon yang berjalan keluar ruangan, pandangan itu tak lepas bahkan setelah sosok lelaki itu telah hilang dibalik pintu depan sana.

Jiwon sangat bersyukur karena bisa bertemu dengan  orang sebaik itu.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Love LanguageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang