Chapter 6

521 62 7
                                    

Berkat Bantuan Jiwon kemarin Soo Hyun bisa memperbaiki separuh dari naskah yang dia kerjakan. Hari ini dia akan berkonsultasi dengan salah seorang produser kenalan Hongki.

Matahari yang masih belum terlihat tidak mematikan semangatnya Untuk bertemu dengan PD. Cuaca yang begitu dingin tidak menghambat langkahnya. Dia segera menuju Basement dimana Mobilnya terparkir.

Saat Soo Hyun hendak membelokkan mobilnya meninggalkan barisan mobil yang terparkir, ia dikejutkan dengan kemunculan tiba-tiba seorang wanita paru baya. Tubuh Soo Hyun tersentak kedepan ketika ia rem mendadak.

Dengan nafas memburu dia segera melepas seatbelt nya dan segera keluar dari mobil untuk melihat keadaan wanita paru baya tersebut.

Wanita paru baya itu terlihat gemetar, wajahnya pucat pasi.

"Maaf kan aku tuan. Aku sangat ceroboh." Ujar wanita itu.

"Tenanglah," Soo Hyun mencoba menenangkan wanita di hadapannya yang bergetar hebat memeluk dirinya.

Soo Hyun melihat wajah pias wanita paruh baya itu mencoba membantunya untuk berdiri.

"Anda tidak apa-apa?" Tanya Soo Hyun.

Wanita paruh baya itu mengangguk. Soo Hyun dibuat bernafas lega. Dengan tergesa-gesa Wanita itu mengumpulkan kardus bekas yang berceceran.

"Tunggu sebentar ya nak, aku akan membereskan ini agar kamu bisa lewat." Dengan gerakan Terburu-buru wanita itu segera menumpuk kardus.

Tak lama kemudian kardus itu telah tersusun.

"Anda yakin tidak apa-apa?"

"Sudahlah nak. Aku baik-baik saja lanjutkanlah perjalananmu." Kata wanita itu sambil tersenyum ramah.

Melihat senyum wanita paru baya itu, Soo Hyun dibuat tertegun karena merasa familier dengan senyuman wanita itu.

"Aku tidak bisa meninggal Anda begitu saja.... Ini Kartu nama saya, tolong hubungi saya jika anda mengalami keluhan." Soo Hyun memberikan kartu namanya lalu membungkuk beberapa kali sebagai salam pamit sebelum menaiki mobil.

Mobil Soo Hyun pun melaju meninggalkan basement. Mobilnya melaju dengan cepat membela jalanan kota seoul.

Dengan laju yang terkendali dia tanpa kendala kini tiba di gedung megah dengan tulisan logo besar yang menonjol di puncaknya. Langkah Soo Hyun begitu ringan dan percaya diri memasuki gedung. Beberapa staff dan karyawan sempat menyapanya ada juga yang hanya melirik sekilas tanpa memperdulikan kedatangannya.

Begitu tiba di depan Lift, Soo Hyun menghela nafas, sebelum menekan lantai 14, dalam sepersekian menit kini ia sampai dilantai yang ditujuh.

Sebuah ruangan dengan pintu kayu mengkilat dengan ukiran klasik menghiasi sisinya. Simbol naga yang dicat dengan warna emas melingkar di tengah. Entah mengapa setiap kali melihat pintu ini Soo Hyun merasa geli. Selera Hongki benar-benar luar biasa berbeda dengannya.

"Oh.. Soo hyun-a. Kemarilah kami sudah menunggu mu sejak tadi." Hongki segera menyambut Soo Hyun saat ia memasuki Ruangan.

Bau kayu segera menyapa hidung Soo Hyun. Aroma yang membuat Soo Hyun sakit kepala karena sangat menyengat karena bercampur dengan bau Alkohol.

"Aigo. Uri Soo Hyun sang penulis jenius.
PD-nim ini adalah orang yang ingin aku kenalkan dengan Anda." Lelaki yang duduk membelakangi mengunakan Kursi Hongki.

Kursi berbalik secara perlahan, memperlihatkan seorang lelaki dengan badan yang sedikit berisi, wajahnya yang dipenuhi dengan bulu halus. Soo Hyun bahkan tidak yakin kapan terakhir kali lelaki itu mencukur kumis dan janggutnya. Belum lagi stylenya yang cukup nyentrik, kalung emas yang hampir menyentuh perut, gelang yang melingkar di kedua tangan, pakaian ala hawai yang terlihat lusuh dan tipis. Entah bagaimana lelaki itu bertahan dengan pakaian seperti itu disaat cuaca mampu membuat darah membeku?

Love LanguageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang