Bagian 5

456 59 2
                                    

Soo Hyun benar-benar dibuat muak dengan tingkah Grace sejak pagi. Dia tidak tahu apa jalan pikiran wanita itu. Dia terus berceloteh ini dan itu, membahas perkara yang Soo Hyun sendiri tidak mengerti.

Ada kalanya dia merespon ocehan Grace namun ada kalanya dia diam. Karena jika perkataanya dianggap tidak sesuai harapan Grace. Wanita itu akan marah-marah tidak jelas.

Sedari awal kedatangan Grace ke apartemen Soo Hyun mendapat penolakan besar darinya. Dia begitu enggan jika harus melayani tamu dengan pola tingkah laku yang kurang sopan dari Grace.

Memang betul mereka dekat. Bahkan sejak memulai merintis karir Soo Hyun banyak mendapat bantuan dari Grace yang merupakan aktris papan atas. Grace banyak memperkenalkan Soo Hyun dengan produser-produser ternama itu sebabnya Soo Hyun mendapat akses lebih bagus dalam menawarkan naskahnya untuk di produksi.

Tetapi bantuan beberapa kali itu nyatanya membuat Grace menganggap soo Hyun berhutang budi sangat besar padanya. Hingga pada taraf Soo Hyun merasa dirinya diperalat dan menjadi risih.

Seperti hari ini Grace datang ke apartemen nya dengan santai menggunakan peralatan miliknya seperti punyanya sendiri. Wanita itu terus mengoceh tentang berapa kecil dan berantakan apartemen miliknya.

"Oppa bukankah sofanya harus di ganti ini sudah usang!" Ujar Grace sambil menepuk  sofa yang didudukinya beberapa kali.

Soo Hyun yang masih sibuk dengan naskanya hanya melirik sebentar sebelum kembali fokus pada layar komputer miliknya. Dia sudah lelah untuk merespon Grace yang begitu banyak protes ini dan itu.

"Oppa apa kau tidak mendengar ku?!"

"Aku mendengar mu Grace." Dengan nada malas Soo Hyun menjawab. 

Merasa tidak puas dengan jawaban Soo Hyun  ia malah melemparkan asbak rokok yang kebetulan ada di atas meka. Ia menghantam meja kaca hingga pecah.

"GRACE APA YANG KAU LAKUKAN!"

"Kau tidak mendengarku dengan baik oppa!"

Soo Hyun benar-benar di buat dongkol oleh sikap kasar Grace. Ia lantas menghampiri wanita itu dengan langkah lebar kemudian menyeret tubuh Grace agar mengikutinya.

Grace tentu saja berontak dan berusaha melepaska  diri, namun Soo Hyun mengenggam tangannya dengan erat hingga kini mereka sudah berada didepan pintu Apartemen.

"Lepaskan aku!" Grace menyentak tangannya.

Soo Hyun memalingkan wajahnya lantas mengusap wajahnya dengan prustasi.

"Ku mohon pada mu Grace keluarlah dari apartemen ku sekarang juga. Aku harus menyelesaikan naskah ku tanpa gangguan."

" Kau menyuruh ku keluar? Yang benar saja setelah apa yang kulakukan untuk membantu mu? Kau melakukan ini padaku?! Tidak kah kau ingat siapa yang membantumu untuk menawarkan naska mu pada produser produser itu! Itu adalah aku Grace, Grace Seo!!" Dengan wajah marah dia mendorong Soo Hyun dengan jari telunjuk nya.

"Grace, bisakah kau tidak usah mengungkit bantuan yang kau berikan?! Tanpa kau sebut pun aku selalu mengingat kebaikanmu." Kata Soo Hyun dengan nada jengah.

"Kenapa tidak boleh? Aku yang membantu mu sampai ke taraf ini."

"Grace!"

"Apa?! Kau pikir itu karena naskah mu yang luar biasa? Tidak Oppa, sebagus apapun karya mu jika bukan karena bantuan dari ku semua akan sia-sia." Cibir Grace.

"Naskah yang kau tulis dengan sepenuh hati untuk kesekian kalinya akan berakhir di tong sampah!" Sambung Grace.

Soo Hyun sekuat tenaga menahan emosinya. Dengan kasar dia membuka pintunya dan menyuruh Grace keluar.

Love LanguageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang