vi. Defervescence

368 40 5
                                    


CW // Kissing 🔞

.
.
.

Selama Zhang Hao dan Hanbin berada di New York, Jiwoong disibukkan oleh pekerjaannya. Sejak ditinggal enam hari yang lalu, Jiwoong memutuskan masuk kantor lebih awal dari rencananyaㅡ katanya sih sebagai distraksi. Tapi ya hatinya sama sekali tidak bisa dibohongi, sekalipun ia berdalih tidak peduli pada suaminya yang sedang bepergian jauh dengan kekasihnya itu.

Jiwoong merenung, kok bisa ya dia masih memikirkan Zhang Hao yang bahkanㅡ mungkin, tak sedikitpun memikirkannya. Perbedaan waktu selama tiga belas jam pun tidak mendukung mereka untuk saling berkomunikasi.

Padahal ia sendirilah yang mengabaikan pesan dan panggilan Zhang Hao. Katanya sih untuk apa membalas pesan formalitas yang bertanya Jiwoong sedang apa, sudah makan atau belum, tidurnya nyenyak atau tidak. Cih.

"Kak?" lamunan Jiwoong buyar saat Taerae masuk ke dalam ruangannya.

"Mau makan siang apa? Aku sama Matthew mau keluar, mau titip sesuatu ga?"  Jiwoong tersenyum dan menggeleng.

"Engga Re, duluan aja. Aku mau nyelesain ini dulu." Jawabnya.

"Loh belum ya? Kirain tadi tuh udah. Makanya udah aku kasih lagi berkas yang baru. Sorry."

Taerae jadi merasa bersalah pada atasannya itu, tanpa mengetahui bahwa diam-diam Jiwoong meringisㅡ harusnya Jiwoong yang minta maaf.

"Engga kok, tadi ada gangguan jadi ada jeda sebentar buat review dokumen ini." Nah gangguan yang Jiwoong maksud disini adalah memikirkan Zhang Hao, tapi jangan sampai Taerae tahu.

Taerae mengganguk, "Bener ga akan titip apa-apa? Jangan skip makan, kan harus minum obat juga loh."

Taerae dan Matthewㅡ sepasang kekasih yang sudah mengenal Jiwoong sejak duduk di bangku SMA itu mengetahui kondisi kesehatannyaㅡ di luar keluarganya sendiri. Alasannya karena Taerae merupakan sekretaris merangkap asisten pribadi Jiwoong, yang mana ia yang paling dekat dengan Jiwoong disaat ia berada di Kantor. Matthew sendiri sebenarnya mengetahui hal tersebut secara tidak sengaja saat mengantar Taerae untuk membawa Jiwoong ke Rumah Sakit saat itu. 

"Emmm, sandwich aja kali ya. Sama kalau boleh mau titip Hot Americano." Jawab Jiwoong nyengir menampilkan giginya yang rapi.

"Eh engga ya, ga ada Americano Americano. Ga inget apa kemarin harus ke IGD gara-gara minum kopi? Jadi NO." Tegas Taerae.

Jiwoong manyun mendengar jawaban itu. Tapi tidak, Taerae tidak akan terbujuk oleh sikap gemas yang ditunjukkan Jiwoong. Dasar manipulatif.

"Oke deh..." Jiwoong hanya bisa pasrah, ia bergidik ngeri saat mengingat kejadian kemarin.

"Tunggu ya. Istirahat dulu aja sambil nunggu makannya." Jiwoong hanya bisa mengangguk.

Tak lama setelah Taerae menutup pintunya, notifikasi di handphone nya berbunyiㅡ ada panggilan dari Zhang Hao disana. Jiwoong termenung sebelum akhirnya memutuskan untuk mengangkat telepon itu.

"Ji, aku tuh khawatir sama kamu tapi kamu kenapa sih ga bales-bales chat aku? Ini aku udah mau pulang tapi baru sekarang kamu jawab panggilan aku." Celoteh Zhang Hao di seberang sana.

"Aku tiap malem gabisa tidur, kepikiran. Aku cuma tau kabar kamu dari Taerae. Itupun aku paksa dia biar ngomong." Yang dijawab dengan "Hmmm" oleh Jiwoong.

Kasihan juga sih, disana harusnya sudah tengah malam dan Jiwoong yakin Zhang Hao sudah lelahㅡ terdengar dari suaranya yang parau.

"Aku sempet panik kemarin katanya kamu dibawa ke Rumah Sakit. Sekarang udah ga apa-apa kan? Apa yang masih kerasa?"

Iridescent (neuljyung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang