Cinta Diuji

1 1 0
                                    

Perjalanan Awan di ajang pencarian bakat musik nasional semakin dekat dengan puncaknya. Ia telah berhasil melewati berbagai tahap seleksi dan kini tinggal selangkah lagi untuk meraih mimpinya menjadi seorang musisi terkenal.

Di tengah kesibukannya, Awan tidak pernah melupakan Laras, cinta sejati yang selalu mendukungnya. Laras selalu ada di sisinya, memberikan semangat dan motivasi saat Awan merasa lelah dan putus asa.

Suatu hari, Laras mendapatkan kabar gembira. Ia diterima di sebuah universitas bergengsi di luar negeri dan mendapat tawaran beasiswa penuh. Laras sangat senang dengan kesempatan ini, namun ia juga merasa dilema.

Dilema Cinta dan Mimpi

Laras ingin melanjutkan pendidikannya dan meraih mimpinya, namun ia juga tidak ingin meninggalkan Awan yang sedang berjuang untuk meraih mimpinya sendiri. Ia tahu bahwa Awan membutuhkan dukungannya saat ini.

Laras memberanikan diri untuk menceritakan kebimbangannya kepada Awan. Awan mendengarkan dengan penuh perhatian dan berusaha untuk memahami perasaan Laras.

"Aku senang kamu mendapatkan kesempatan ini, Laras," ujar Awan dengan tulus. "Aku ingin kamu meraih semua mimpimu."

"Tapi bagaimana denganmu, Awan?" tanya Laras dengan rasa khawatir. "Aku tidak ingin meninggalkanmu saat kamu sedang berjuang untuk mimpimu."

Awan tersenyum dan menggenggam tangan Laras dengan erat. "Aku tahu kamu selalu ada di sisiku, Laras," ujar Awan. "Dan aku yakin kamu akan selalu mendukungku, bahkan saat kita berjauhan."

Dukungan yang Tak Tergoyahkan

Laras terharu mendengar kata-kata Awan. Ia yakin bahwa Awan benar dan ia tidak boleh ragu untuk mengejar mimpinya.

"Aku akan selalu mendukungmu, Awan," ujar Laras dengan penuh tekad. "Dan aku akan selalu menantimu di sana."

Awan dan Laras saling berpelukan dengan erat, merasakan kekuatan cinta yang akan selalu mengikat mereka, meskipun jarak memisahkan.

Pertunjukan Final yang Penuh Emosi

Hari final di ajang pencarian bakat musik nasional tiba. Awan bersiap untuk tampil di hadapan para juri dan jutaan penonton. Ia tahu bahwa ini adalah kesempatan terakhirnya untuk menunjukkan bakat dan kemampuannya.

Ketika, giliran Awan ia melangkah dengan penuh keyakinan di atas panggung nasional yang megah. Sorot lampu panggung yang terang benderang menerangi wajahnya yang tegang namun bersemangat. Di tangannya, dia menggenggam erat mikrofon perak, bagaikan simbol mimpi besarnya untuk menjadi penyanyi terkenal.

Awan mulai memainkan gitarnya dan menyanyikan lagu "Bayang-Bayang Perpisahan ". Suaranya yang merdu dan penuh perasaan membuat para penonton dan dewan juri kompetisi nasional terpukau.

"Langkahku pasti di atas panggung."
"Mimpi berkilau di genggaman tangan."
"Namun bayang perpisahan hadir."
"Menyusup di relung hati yang pilu."

Awan memejamkan matanya sejenak, berusaha menenangkan hatinya yang berdebar kencang. Di pelupuk matanya, terbayang wajah kekasihnya yang selalu memberikan dukungan dan semangat. Senyum manisnya bagaikan obat mujarab untuk mengusir rasa ragu dan cemas yang melanda.

"Wajahmu terbayang di pelupuk mata."
"Senyummu selalu ku rindukan."
"Jarak dan waktu memisahkan kita."
"Tapi cintaku takkan pernah sirna."

Awan membuka matanya dan tatapannya menjelajah ke seluruh ruangan. Ribuan pasang mata penonton tertuju padanya, penuh dengan rasa penasaran dan antusiasme. Bayang-bayang perpisahan dengan kekasihnya terlintas di benaknya, bagaikan mawar berduri yang menusuk hatinya. Pertanyaan demi pertanyaan berkecamuk di dalam dirinya, "Haruskah aku lalui semua ini demi masa depan yang indah bersama kekasihku?".

[End] Mimpi Awan di Bawah Langit KelabuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang