n i n e

788 108 32
                                    

Perlakuan Justin hanya berlaku dua hari lamanya. Sebelum akhirnya Carmi harus melihat seorang gadis duduk di sofa depan TV yang langsung berbalik saat melihatnya.

"Oh, you must be.. Carmichael?"

Menawarkan senyum tipis. Carmi mengangguk sebelum mendekati gadis yang jelas tak asing baginya.

"Sabreena, kan?"

"Exactly."

Carmi akhirnya kembali mengangguk. "Aku tidak tahu Jussa memiliki tamu. Dimana dia?"

"Carrot? Already wake up? I need your help!"

Suara dari dapur mengalihkan Carmi, gadis itu segera meninggalkan Sabreena dan menuju ke arah sumber suara barusan.

"Aku harus menghidangkan apa?" Tanya Justin dengan raut canggung.

Carmi menatapnya dengan satu alis terangkat sebelum mendengus. "Memangnya kalian akan kemana?"

"Hanya akan bermain mini soccer hari ini. Tapi aku bahkan belum bersiap-siap, jadi aku berfikir untuk menjamunya dulu agar dia tidak keberatan menungguku."

"Pergilah bersiap, biar aku yang menyiapkannya."

"Really?"

Carmi mengangguk. Justin tersenyum senang, hampir bibirnya menghampiri pipi Carmi sebelum mengurungkan niatnya.

Mungkin karena adanya Sabreena?

Pria itu akhirnya hanya menepuk-nepuk pucuk kepala Carmi sebelum melenggang pergi darisana. "Thank you, Carrot."

Bohong. Carmi juga tak tahu, orang-orang biasanya di jamu seperti apa. Ia hanya ingin terlihat berguna didepan Justin. Dan mungkin agar pria itu segera bersiap supaya lebih cepat meninggalkan apartemen mereka, terlalu panas untuk melibat keduanya.

Omong-omong melihat cuaca cukup panas, Carmi akhirnya mengeluarkan buah semangka dari kulkas dan mulai memotongnya sebelum menghidangkannya dihadapan Sabreena.

"Loh? Kamu repot-repot."

"Tidak repot sama sekali." Jawab Carmi dengan cepat.

Sabreena tersenyum sembari meraih satu semangkanya. "Kalian benar-benar tinggal bersama,"

Carmi menatap kearah Sabreena. "Jussa memberitahumu, ya?"

Sabreena mengangguk. "Saat mengundangku, kemarin. Dia sempat memperingatiku untuk tidak terkejut jika bukan hanya dirinya yang ada di apartemen ini, katanya dia tinggal bersama sahabatnya."

Carmi mengangguk paham. "Mungkin dia hanya tidak mau kamu salah paham."

Sabreena mengangguk. "Tapi apakah ini sudah lama? Maksudku kalian bersama."

Carmi berfikir sejenak. "Terhitung sudah lewat 4 tahun? Awalnya kami di Britania, karena aku melanjutkan studiku disana. Kali ini, mungkin karena terbiasa jadi Jussa kembali mengajakku kemari."

Sabreena mengangguk paham. "Kalian pasti sangat dekat."

Carmi menatap kosong kedepan. "Dekat, ya? Entahlah."

"Mau ikut bersama kami?"

Dan menjadi lalat?

"Kami akan bermain mini soccer."

Carmi mengulum bibirnya. "Sepertinya tidak dul—"

"Carrot ikut." Justin yang baru saja keluar dari kamarnya menatap gadis itu dan tersenyum kecil. "Bersiap-siaplah."

Memang dasarnya, Justin selalu seenaknya. Gadis itu menghela nafas berat sebelum mengangguk. "Jangan salahkan aku kalau kalian lama menunggu."

***

Justin Hubner -What are we?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang