14

134 12 0
                                    




"Kuat juga anak ini, sudah disiksa terus-terusan tapi tetap saja hidup"
"hei bocah, masih belum mau menyerah juga?"

Laki-laki itu terbatuk saat mengeluarkan suara, laku tersenyum sambil menatap nyalang kearah pria paruh baya tersebut

"menyerah? Saya tidak selemah anda yang gampang menyerah tuan"  ucap nya dan darah keluar dari mulut nya setelah nya ia kehilangan kesadaran nya

"ahh... Tidak selemah saya? Tapi  sudah pingsan"






.




.






.




"OY RAY!" Sang empu nama pun menoleh kearah sumber suara

"Ya? Kenapa manggil?"
"Manggil doang emang gak boleh?"
"Engga.."
"Eyy jahat nya bocik"

Rayzan mengernyit dan berlalu meninggalkan agam.

Agam yang melihat itu langsung mengikuti langkah rayzan, dan dia terus melontarkan pertanyaan dan candaan namun tak di gubris oleh sang lawan bicara

Rayzan hanya berjalan lurus dengan pandangan kosong, yang ada dipikirannya saat ini hanyalah Ivan dan ocean. Dua kakak beradik itu entah kenapa seperti menjauhi dirinya

Ivan yang katanya menginap di rumah temannya malah tidak ada pulang ke rumah nya lagi, dan ocean, sejak kejadian dimalam itu, dia berubah menjadi ocean yang pertama kali ia temui.

Dingin, kasar, dan tak senang terhadap nya. Sebenarnya ada apa ini? Kenapa mereka melakukan ini kepadanya? Apa selama ini sikap baik mereka hanya sandiwara semata?

'kenapa?...'

Karena ia terlalu fokus melamun dan memikirkan masalah nya ia sampai tidak menyadari bahwa kaki nya hampir masuk ke lubang jalan yang sedang diperbaiki

Beruntung nya, ia berhasil ditahan oleh agam, saat merasakan tangan nya di genggam oleh seseorang ia langsung tersadar dan menatap wajah agam

"Eh? Agam? Kok bisa disini?" Tanya nya dengan wajah kebingungan nya

Agam yang melihat respon rayzan lantas menggeram kesal, lalu meremas tangan rayzan kuat

"AKH! Agam sakit!!" Pekik rayzan sambil memegangi tangan agam yang meremat tangannya

"Menurut lo, kenapa gua remas tangan lo begini? Lo itu udah gila apa gimana ray? Hah?"

"Kenapa?..."

"KENAPA?? LO LIAT DIDEPAN LO ITU APA" bentak agam sambil menunjuk kearah belakang tubuh rayzan

Rayzan mengikuti arah tunjuk agam, matanya membulat kaget dan reflek memundurkan tubuhnya sampai menabrak agam dan jatuh diatas tubuh laki-laki itu






.



.






.

Agam fokus membersihkan luka disiku rayzan dan membalutnya dengan telaten. Rayzan hanya diam dan sesekali meringis saat merasakan perih pada luka nya

"Kenapa lo ngelakuin hal yang bodoh kayak tadi ray? Gimana kalo gua gak ngikutin lo? Bisa lebih parah daripada luka gores disiku lo ini"

"Maaf..." Hanya lirihan itu yang agam dengar

Agam menghela nafas nya, ia menggenggam lembut tangan rayzan dan sedikit mengelusnya, "lo ada masalah ray? Lo bisa cerita sama gua, gua bakal jadi pendengar yang baik buat lo"

Rayzan menatap wajah agam, wajahnya terlihat sangat teduh dan menenangkan hati nya, dan usapan lembut pada tangan nya membuat ia ingin menangis, rasanya hangat. Rasanya seperti sedang bersama ivan

Namun tubuhnya menolak kebaikan itu, ia justru menggeleng dan melepaskan genggaman itu, dan sedikit menjauh dari agam, agam tersenyum kecil dan mengusak rambut silver rayzan

'lembut...'

Batin nya saat tangan nya menyentuh surai silver rayzan.

"Okee kalo lo kaga mau cerita sama gua, gapapa" ia bangkit dan membawa tas rayzan lalu menarik lengan rayzan, "ayok gua anter balik"

"Gak ma—"
"Gak ada bantahan, bocik"
"Stop panggil gua bocik"
"Loh?? Kan lo emang bocik, bocah kicik hahaha"

Agam berlari saat melihat rayzan sudah siap dengan tinju nya, bukan nya takut, agam malah tertawa senang karena rayzan sudah tidak murung lagi

'kenapa gua malah ngehibur dia? Harusnya kan gua bikin dia makin stress'

Batin nya terus bertanya-tanya tentang perilaku nya

'hahhh rayzan, lo apain gua sampe bikin gua gak tega jahatin lo "












































"Ingat raditya, apapun keadaannya kamu jangan sampai bersimpati pada nya, dan juga jangan sampai kamu terbawa perasaan pada anak saya"

"Saya tidak akan seperti itu pak, saya bahkan tak tertarik sedikit pun dengan bocah ber rambut putih itu"

"Saya mempercayai mu raditya, tak seperti teman-teman mu yang berhati sok baik itu"

"Terima kasih pak"






















.



.




.
































TBC










HAI HAI BAYI GUA SEMUA, sorry gua baru bisa up lagi, soalnya wp gua ke log out cok, lupa password untungnya pas buka galeri ada ss an password wp gua, hahahaha.

Masih ada yang baca cerita acakadul ini kah? Kalo masih, makasih betul ya, meskipun alur nya ngambang dan muter-muter tapi masih ada yang minat baca

Agam rayzan moment nya belum terlalu menonjol, tapi liatin aja dlu ^  .  <

Byee see you

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 07 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SECRET LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang