Chapter Sixteen

159 9 4
                                    

Memasuki pertengahan film bersama ketiga sahabatnya, menikmati film dengan berbagai cemilan yang sudah disiapkan oleh Ruby. Casey yang semula mengejar Ruby, nampaknya sudah menyerah secara tidak terima kini keduanya dengan damai menyaksikan film yang sedang berlangsung, dan Alice yang memilih film sejak tadi diam tak bergeming menikmati film yang sedang berlangsung sementara Gwenevie di saat  berjalannya film sesekali terlihat panik dan berulang kali mengecek ponselnya.

Gwenevie kembali melihat ponselnya, beranjak dari sofa yang ia duduki bersebelahan dengan Alice, mendekat ke arah jendela lalu membuka sedikit gorden yang menutupi kaca jendela dan melihat ke arah luar. 

Gwenevie bisa merasakan dengan jelas debaran di dadanya yang terasa cepat dan kedua tangan nya yang bergetar.

Panik, itulah yang membuat jantungnya berdebar semakin kencang, berulang kali mengecek ponselnya sendiri dengan harapan Theodore segera memberinya kabar untuk menjemputnya pulang sekarang. Namun, sejak tadi ponselnya tidak mendapatkan notifikasi pesan ataupun sebuah panggilan masuk.

“Ada apa Gwenevie?”celetuk Ruby yang memang beberapa detik sebelumnya melirik ke arah Gwenevie yang terlihat resah sekali.

Casey yang sudah mengalihkan matanya dari film, kini tengah memainkan ponselnya iseng.

“Sebastian belum mengabari ?”tanya Alice yang masih fokus dengan film di hadapannya.

Gwenevie menoleh, bereaksi sedikit lambat dan menggigit bibir bawahnya. Raut wajahnya terlihat sekali sedang menutupi rasa panik yang kentara.

“Theo belum menghubungiku, sepertinya dia sibuk sekali hari ini”ujar Gwenevie gugup lalu kembali duduk disebelah Alice dan bersandar pelan pada tubuh Alice. Alice mengusap puncak kepala Gwenevie dengan lembut, memberikan rasa nyaman dan sedikit rileks.

Casey yang posisinya tiduran dengan bantal yang didekapnya, dan kepalanya yang bertumpu pada paha Ruby tiba-tiba langsung terduduk dengan raut wajah yang tercengang.

“Benar sangat sibuk, ini lihatlah”ujar Casey yang langsung menyodorkan ponselnya ke Gwenevie, dengan ragu Gwenevie mengambilnya.

“Aku ingin lihat juga!”pinta Ruby penasaran yang langsung beranjak berniat untuk pindah duduk ke sebelah Gwenevie, dengan tangkas Casey menarik Ruby agar tetap diam di tempatnya sekarang.

“Pertama kalinya Mr. Sebastian hadir dalam acara salah satu stasiun tv sekaligus memberitahu seisi Amerika jika ia sudah memiliki calon istri yang bernama Gwenevie”jelas Casey singkat. 

Alice mengeceknya sendiri di ponsel, begitupun dengan Ruby.

“Tidak. Bukan seisi Amerika saja tapi seluruh dunia”ujar Alice yang masih sibuk dengan ponselnya. 

“Banyak sekali artikel mengenai dirimu dan Sebastian di media sosial, bahkan menjadi trending di twitter dengan hastag Gwenevieismine dan 45.9 juta post berisikan fotomu dan Sebastian”imbuh Ruby dengan hebohnya.

“Gwenevie kau menjadi terkenal sekarang. Sepertinya karena itu Sebastian belum menghubungimu kembali”ujar Ruby. Casey mengangguk setuju.

“Banyak wartawan dan media yang mencegatnya mungkin”tambah Alice. Gwenevie tersenyum getir, rasa paniknya semakin meluap di dalam dirinya. Tangannya mulai berkeringat dan menatap lirih ketiga sahabatnya.

“Ini berbahaya”ucap Gwenevie yang langsung berdiri.

“Apanya yang berbahaya ?”kini Alice yang langsung berdiri dan memegang kedua pundak Gwenevie. Casey dan Ruby tetap duduk di posisinya semula menatap ke arah Alice dan Gwenevie secara bergantian.

“Theodore dalam bahaya”ujar Gwenevie resah dengan cepat merogoh ponselnya dan menelepon Theodore.

Alice mendengus kasar,”Sebastian pasti bersama sekretarisnya atau dengan para bawahannya sekarang lalu sedang menuju kesini untuk menjemputmu” Gwenevie menggeleng ribut.

The Perfect Genius Who Obsessed With Me | [ON-GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang