Chapter Twenty

124 7 0
                                    

Bagaimana ini ? Pertama kali bertemu sudah membuat kesan yang buruk. Gwenevie membatin dengan penuh kepanikan, kini wanita yang berstatus sebagai ibu dari Theodore memilih duduk di antara Gwenevie dan Theodore di sofa panjang yang ketiganya duduki. Audrey Loveria Sebastian, istri dari President Sebastian Group sebelumnya yaitu Abercio V. Sebastian dan ibu dari Theodore Vince.

Abercio begitu berperan banyak dalam mewariskan fisik dan beberapa sifatnya, begitupun dengan sang ibu yang justru lebih dominan memberikan kecerdasan intelektual untuk putranya, Theodore V. Sebastian.

Tidak heran mengapa Theodore terlahir dalam wujud fisik dan kecerdasan yang sempurna, membuatnya banyak sekali digilai oleh wanita dari segala penjuru di dunia ini. Dengan kecerdasan yang membuatnya semakin sukses sehingga dijuluki Si Jenius sempurna.

Gwenevie sedikit melirik ke arah Audrey yang masih terdiam diantaranya dan Theodore. meneguk ludah kasar, jantungnya berdebar kuat. Audrey menaruh tas Blue Crocodile Hermes Birkin Bag nya diatas meja dengan sedikit kasar hingga menimbulkan suara yang agak keras sukses membuat Gwenevie terkejut mengelus dadanya.

Theodore mendengus kasar,"Mom, bisa kita bertukar posisi gadisku terlihat tidak nyaman dengan kehadiranmu"

Audrey tentu saja menyadarinya, Gwenevie terlihat takut dan itu membuat Audrey tertawa dalam hati,"Apa aku membuatmu tidak nyaman ?"tanyanya sambil mengulurkan tangannya membawa Gwenevie untuk lebih mendekat kepadanya.

Gwenevie menurutinya dengan takut-takut dan melirik sebentar ke arah Theodore yang sedang terlihat kesal.

"Maafkan aku, Mrs. Sebastian"celetuk Gwenevie yang terlihat menyesal sekali, Audrey terkikik geli.

"Aku lah penyebab Theodore menjadi tidak profesional dalam pekerjaannya hari ini, maafkan aku Mrs. Sebastian"

Theodore menggeram marah, tidak suka dengan Gwenevie yang meminta maaf dengan alasan konyol seperti itu. Gwenevie adalah prioritas dalam hidupnya, jadi tentu saja bukan kesalahan sang gadis, melainkan murni kesalahannya.

"Princess, tidak perlu meminta maaf"

"Diam dulu, Theo"jawab Gwenevie cepat. Audrey kembali dibuat tertawa.

"Jadi gadis inilah yang kau sebutkan namanya di salah satu acara stasiun tv"tutur Audrey senang sekali melihat Gwenevie.

"Aku akan menikahinya"kata Theodore. Gwenevie merotasikan matanya saat mendengar penuturan Theodore barusan yang terlihat begitu seenaknya saja lalu kembali menatap Audrey dengan wajah bersalahnya.

"Mrs. Sebastian, apa aku dimaafkan ?"tanya Gwenevie.

"Siapa namamu, Sweetheart ?". Audrey mendekat, matanya tertuju pada gadis di sampingnya kini. Gwenevie yang sejak tadi menunduk, kini mengangkatnya sedikit dan membalas tatapan Audrey.

"Gwenevie, Mrs. Sebastian". Audrey mengusap puncak kepala Gwenevie dengan lembut.

"Nama lengkap, Sweetheart"pinta Audrey dengan jelas.

"Nama lengkapku Cassiopeia Elizabeth Gwenevie". Gwenevie terbuai dengan usapan Audrey dikepalannya terasa hangat dan lembut sekali, persis seperti Mommynya yang sedang mengusap kepalanya setiap ingin tertidur. Gwenevie jadi merindukan sang Mommy sekarang dan di situasi seperti ini.

"Nama yang sangat cantik seperti pemiliknya, dan mengenai tadi aku sama sekali tidak mempermasalahkannya. Ini murni kesalahan putraku, tolong dimaafkan"ujar Audrey tersenyum manis, Gwenevie langsung menggeleng tidak setuju.

"Tidak Mrs. Sebastian, Theo sama sekali-"kalimatnya terpotong karena Audrey menempelkan jari telunjuknya tepat di bibir Gwenevie.

"Sudah tidak perlu dibahas lagi, mulai sekarang panggil aku Mommy"ujar Audrey semangat.

The Perfect Genius Who Obsessed With Me | [ON-GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang