The Perfect Genius Who Obsessed With Me | [ON-GOING]

Chapter Twenty Three : Time Has Come As We All, But For The Fall

Enjoy reading, My Love💋❤️‍🔥

.

.

"Pamanmu, Antonio"ungkap Abercio dengan tenang.

Theodore menautkan kedua alisnya dan meneguk ludah kasar,"Aku mengira dia sudah habis ditangan pria bajingan yang sudah bau tanah itu" Abercio menggeleng.

"Aku sempat sependapat denganmu, kenyataannya memang benar Arnold menyiksanya hingga sekarat lalu membuang tubuhnya begitu saja disaat dia sudah hampir kehilangan nyawa namun sebelum itu terjadi pamanmu berhasil diselamatkan oleh salah satu keluarga mafia yang cukup berpengaruh di italia saat itu"ungkap Abercio.

"Bagaimana bisa ?"tanya Theodore yang merasa tidak ini semua mulai tidak masuk akal.

Abercio terkekeh,"Meskipun sudah dididik keras, terlatih untuk menjadi kuat dan dipaksa untuk membuang semua perasaan emosi yang kumiliki seperti manusia pada umumnya tidak akan pernah merubah fakta jika aku masihlah seorang adik yang tetap peduli dengan kakaknya"

"Dad, kau-"kalimat Theodore terpotong dengan ucapan Abercio, sesuai dugaan Theodore memang benar anak yang cerdas dan mempunyai kepekaan yang sangat tinggi.

Pantas saja Arnold mengincar anaknya yang status sebenarnya adalah cucu sahnya, bagaimanapun keturunan dan salah satu sifat dari sang kakek benar-benar ikut diwariskan kepada anaknya yang juga sebagai cucunya.

"Sesuai dengan pemikiranmu, aku mempunyai hubungan pertemanan yang baik dengan keluarga mafia tersebut. Aku tidak pernah menyangka kedatangan mereka jelas sangat membantu pamanmu saat itu, aku bahkan belum sempat memberitahu yang apa yang sebenarnya terjadi dan hanya sedikit memberi isyarat dengan teka teki yang sulit dipahami dan juga tidak bisa dipahami hanya dengan mendengar sekali saja."jelas Abercio.

Theodore berdecak kagum, sepertinya gertakan yang dilontarkan oleh ayahnya di kantor benar bukan hanya sekedar gertakan biasa. Seperti yang dijelaskan oleh ayahnya jika ayahnya sudah sembuh dan tidak seperti dulu lagi berkat ibunya, namun jelas sekali pengalaman dan kehebatan milik ayahnya tak bisa diragukan apalagi disepelekan begitu saja. Ayah tidak menghilangkan kemampuannya selama ini, meskipun mati-matian berusaha ingin melepaskan segalanya tapi semua itu sudah tertanam dalam darahnya, tubuhnya bahkan jiwanya.

Theodore dan Abercio merupakan keturunan yang mempunyai darah dan beberapa hal menjijikan lainnya yang sama seperti milik Arnold. Pria bajingan yang sudah berbau tanah.

"Lalu urusan apa yang mengharuskannya pergi ke italia ?"tanya Theodore kembali.

"Tidak lama dari Dexter pulang ke negaranya, kakek sialan itu pergi juga ke italia"jelas Theodore yang sebenarnya setelah kematian Arnold, Dexter tidak pernah datang untuk mengunjunginya atau bahkan bermain bersamanya dengan Damon, August, bahkan William pun sama seperti Dexter menghilang begitu saja seperti ditelan bumi.

Seperti ada sesuatu yang disembunyikan darinya, namun Theodore tidak pernah berhasil menemukan jawaban dari spekulasinya sendiri.

"Belasan tahun tidak bertemu dengan pamanmu, dia sudah menikah dengan putri dari keluarga mafia yang sudah menyelamatkan hidupnya"jelas Abercio seadanya, kembali mengetes Theodore yang sudah menyeringai kecil.

"Paman Antonio adalah ayah kandung Dexter. Dexter tidak pernah bercerita mengenai ayahnya, dia selalu sibuk berceloteh mengenai ibunya tapi tidak dengan ayahnya".

"Itu adalah permintaan ibunya sendiri kepada anaknya, jika Arnold mengetahui identitas Dexter yang sebenarnya dia pasti akan membuat Dexter sama seperti ayahnya dulu. Sama sepertimu, namun Arnold justru mengetahuinya dari salah satu rekannya yang yang sangat berpengaruh besar di italia mengenai anak pertamanya yang masih hidup dan bersembunyi dibalik nama besar mafia italia yang tidak lain adalah keluarga istrinya sendiri. Membuat Arnold seketika naik pitam dan dipenuhi amarah kembali mencari Antonio."