Chapter Twenty One

145 5 1
                                    


Semangat semua, mulai chapter selanjutnya akan semakin banyak kejutan dengan berbagai macam emosi❤️‍🔥😚


Sesampai di mansion Gwenevie berpamitan terlebih dahulu kepada Abercio dan Audrey kemudian berlalu meninggalkan Theodore begitu saja, dengan langkah yang tergesa Gwenevie memasuki kamarnya dan langsung mengunci pintu kamarnya. Sementara Theodore yang baru saja memasukan mobilnya ke dalam bagasi, menyadari jika gadis kecilnya sudah masuk terlebih dahulu, pria itu segera memanggil Jeremy memerintakan untuk memasukan mobil Daddynya ke tempat bagasi yang lainnya.

Theodore mengikuti kedua orangtuanya dari belakang, membuka jas, dasi dan beberapa kancing atasnya lalu tangan kiri yang dimasukan kedalam saku celana hitam yang dikenakannya.

"Gwenevie sudah masuk ke kamarnya lebih dulu, ada apa ? Apa kalian bertengkar lagi ?"tanya Audrey membuka suara. Theodore menoleh sekilas.

"Tanya pada pria disampingmu itu Mom, aku akan menyusul Gwenevie sekarang"ujar Theodore berlalu begitu saja meninggalkan kedua orang tuanya, dan dengan langkah tergesa menyusul gadis kecilnya.

"Anak itu"seru Audrey yang ingin menghampiri Theodore untuk memarahinya, namun Abercio sudah terlebih dahulu menarik tangannya mencegah istrinya untuk menyusul putranya.

"Sudah biarkan saja, serahkan semua pada Gwenevie"kata Abercio dengan santai.

"Tap-"

"My Love..."ujar Abercio dengan lembut, kalau Abercio sudah memanggilnya seperti itu artinya Audrey tidak mempunyai pilihan lain untuk membantah keputusan suaminya.

"Baiklah"

"Beristirahatlah bersamaku dan aku ingin sekali mendengarkan informasi yang kau dapat dari Gwenevie, bagaimana mereka bisa menjalin hubungan"kata Abercio, Audrey kembali bersemangat dengan cepat menarik suaminya untuk pergi ke kamarnya

"Aku akan menceritakan semua yang kudapat dari Gwenevie, kau pasti akan sangat terkejut dengan cerita yang akan kusampaikan"balas Audrey, Abercio tertawa pelan dengan penuturan sang istri.

Terlihat Joanna yang baru saja keluar dari kamar Gwenevie berpapasan dengan Theodore yang sudah berwajah masam, "Ada apa ?"

"Tidak ada apa-apa, Tuan Muda"

"Maksudku, apa yang kau lakukan di kamar Gwenevie ?"tanya Theodore dengan nada curiga

Joanna yang mengerti tersenyum sopan,"Nona baru saja meminta tolong untuk membuatkan susu dan diantarkan ke kamarnya saat ia selesai mandi nanti". Theodore menyunggingkan senyum miringnya, mengangguk mengerti.

"Biar aku saja yang membuatnya"kata Theodore.

"Tapi tuan muda, nona bilang dia tidak ingin tuan muda yang membuatkannya"ujar Joanna gugup, takut dengan reaksi Theodore.

Theodore dengan santainya,"Tenang saja, aku yang akan mengurusnya"ujar Theodore kemudian berlalu pergi memasuki kamarnya sendiri. Joanna terdiam sesaat lalu kembali ke dapur menyiapkan makan malam.

Theodore membersihkan diri hanya membutuhkan waktu lima belas menit lamanya, setelah itu memilih pakaian santainya lalu berlalu ke arah dapur membuatkan susu untuk gadisnya yang sepertinya gadis kecil itu masih bersantai ria dan merilekskan tubuhnya dengan berendam di bathtub.

Terlihat kedua orangtuanya yang sudah berpakaian santai menuju meja makan, Theodore hanya melirik sekilas lalu melanjutkan kegiatannya hingga selesai dengan membuat susu, pria itu dengan cepat membawanya ke dalam kamarnya sendiri lalu mencari remote untuk membuka pembatas pintu tak kasat mata dimana dengan pintu itu Theodore dengan mudahnya bisa masuk kedalam kamar Gwenevie tanpa menggunakan kunci cadangan.

The Perfect Genius Who Obsessed With Me | [ON-GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang