Ibu kota saat ini sedang beristirahat sejenak dari macet dan bisingnya kendaraan, hanya ada segelintir motor maupun mobil dan orang orang yang sedang menghabiskan waktunya untuk menghilangkan penatnya pikiran.
Motor sport itu melaju dengan kecepatan sedang, sang pemilik sedang asik memberikan argumen argumen yang manis kepada makhluk yang duduk di belakangnya.
Panasnya matahari yang mulai muncul tidak menghalangi mereka untuk bercanda gurau di atas motor sport tersebut.
"Raffa, maaf ya ngrepotin" ditengah perbincangan yang hangat tiba tiba Ana merendahkan suaranya, "maaf apa ana?" Balas Raffa dengan tatapan herannya yang sangat terbaca dari spionnya.
"Pagi pagi, ngrepotin" suara ana semakin memelan, untung saja Raffa tidak budek.
"Ngga lah naaa, kan gue udah bilang iya lagi kemaren kemaren buat temenin lo spar hari ini, udah dehh stop say sorry, u not wrong" jelas Raffa dengan mata yang sekali kali melihat spion yang mengarah langsung ke wajah ana.
"Tapi raff.." ucapan Ana terhenti karna kalimat Raffa, "cukup Ana, tidak ada tapi yang harus lo sebut lagi hari ini, semuanya berjalan dengan takdir, dan ini, bagian dari takdir kita, Ana" ucap Raffa dengan sedikit berteriak agar wanita di belakangnya dengar apa yang ia katakan.
"Iya Raffa, terus baik ya raff sama siapapun" balas Ana yang di senyumi laki laki di depannya itu.
Mereka melanjutkan perjalanan menuju lapangan voly taman kota.
Sesampainya di sana ana langsung pamit untuk langsung turun lapangan, dirinya hampir telat karena insiden itu.
Raffa duduk di salah satu bangku di pinggir lapangan sambil melihat ananya bermain voly dengan lincahnya dan selalu cantik.
" Siapanya ana? " Tiba tiba ada laki laki yang duduk di samping Raffa, dan tentunya mengejutkan sang empu.
"Sorry?" Ucap Raffa bingung, ada apa dengan laki laki disampingnya ini pikir nya. "Kenalin, Grasa Ramadana kelas 12 otomotif, biasa dipanggil assa, ketua voly putra" ucap laki laki itu sambil menjulurkan tangannya pertanda ingin mengajak bersalaman dengan Raffa.
"Ohh, sorry ka, gue Raffa anak pindahan kemarin, 11 mulmed" balas Raffa sambil membalas tangan Assa, Assa pun mengangguk dan mengulang pertanyaan yang sama sekali lagi "siapanya Ana?" Tanya nya.
"Untuk saat ini bukan siapa siapa, tapi akan segera jadi siapa siapanya Ana" balas Raffa sambil tersenyum.
"Hahahaha, ngeluluhin hati Ana ngga gampang bro, sangking setianya, mantannya yang brengsek pun tetep dia gamonin, rumornya si gitu" ledek asaa dengan kikikan meledek.
"bodoh emng gue" ucap Raffa pelan dengan tujuan agar laki laki di sampingnya tidak mendengarnya tapi sayangnya Assa memiliki pendengaran yang tajam.
"Hahh? Ohhh jadi lo ya, duh saingan gue berat" ucap Assa sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Saingan sehat gimana?, Deal?" Tawar Assa kepada Raffa, dengan sigap Raffa menganggukkan kepala dan mengucapkan dengan sigap "deal".
"Okay bro, duluan" ucap Assa sambil menepuk bahu Raffa yang dibalas anggukan oleh laki laki itu.
Untuk mengusir rasa bosan Raffa mengeluarkan handphone nya dari saku untuk memainkan game.
1 jam lebih berlalu saat ini Raffa dan Ana sedang ada di cafe sudut temu untuk beristirahat sejenak di tengah sibuknya ibu kota siang menuju sore hari ini.
Seperti cafe cafe pada umumnya, ketika weekend pasti sangat ramai dan saat ini ada live musik yang mengiringi makan pengunjung.
"Ayo siapa yang mau nyumbang lagu" ucap sang vokalis, dengan sedar Raffa mengangkat tangannya tanda ia ingin.
"Bentar ya na" ucar Raffa sambil meninggalkan ana yang terheran heran.
"Okey, kenalin gue Raffa dan gue akan menyanyikan lagu untuk cewe manis yang memakai Jersey warna hitam di samping jendela" ucap Raffa saat sudah di depan mikrofon, matanya menatap mata Ana dengan hangat, senyumnya merekah, semuanya dibalas baik oleh Ana.
Dari seribu jalan di dunia
Mengapa
Berpapasan bertemu diaInginnya lari pergi tanpa kata
Menyapa
Sudut mata hafal rupanyaSemua pengunjung mendengarkan dengan seksama suara indah yang Raffa berikan, lagu dari juicy luicy yang juga indah menyempurnakan pertujukan itu.
Lupa bahwa lupakannya tak mudah tapi itu senyuman yang ku suka
Mata Raffa tidak lepas dari Ana, semua yang ana punya adalah kesukaannya.
Sepertinya sama
Tatapan khas matanya masih yang lamaKau ajak bicara
Seketika kembali ku jatuh cintaSialan dia
Sakit dan air mata sia siaKali ini tepuk tangannya lebih meriah, mengapresiasi tinggi karna telah menyajikan pertunjukan yang apik.
Raffa pun kembali ke tempat ia duduk yang di sambut oleh senyum manis dari Ana.
"Always beautiful, Raffa" ucap Ana.
"Thanks, ana" jawab Raffa, "Ana, kayanya sudah cukup untuk gue tau jawaban lo dari pertanyaan tiga bulan lalu" lanjut Raffa yang membuat Ana menatap Raffa dengan tatapan ntah hanya Ana dan Tuhan yang tau.
"Raffa, lo emng baik, tapi 3 bulan belum cukup untuk gue yakin, kasih gue waktu 2 bulan atau 1 bulan lagi dan gue akan kasih keputusan yang terbaik---"
"Lo tau kan Raff, mengambil keputusan harus dalam keadaan netral" lanjut Ana.
Raffa tidak marah, tidak pula kecewa, ia tau dan ini adalah akibat dari ulahnya juga, makanya Raffa hanya tersenyum mendengar penjelasan yang masuk akal oleh Ana tersebut.
"Okey Ana, gue selalu berusaha, dan apapun keputusan yang lo ambil, semoga itu yang terbaik" ucap Raffa yang di angguki Ana.
__________________________________
Semuanya ada masa dan bagiannya masing masing, kita hanya perlu menjalankannya dengan senang hati, apapun itu.
__________________________________
Wdyt about thit chapter????
Semoga suka yaaa, lovee full💟💟
KAMU SEDANG MEMBACA
Farsa
Teen Fiction"Dan lo" tunjuk Ana kepada gadis yang 1 meter didepannya itu, "stop dengan rengekan jijik Lo itu" ucap Ana dengan nada yang ia tekan, badannya bergetar, ia tidak suka keributan, tapi sekali kali ia harus melawan. "ANA"