Di Senin sore ini Raffa bersama temannya sedang joging santai mengelilingi taman kota, di temani oleh angin sore yang hangat membuat ke tiga nya bersemangat.
"Huh..huh...huhh, woy tunggu dulu, berhenti dulu kek" dengan nafas tersengal-sengal Gumi ingin menghentikan laju ke dua sahabatnya itu, "yaelah baru 5 putaran masa mau istirahat sih, Cemen Lo gum" ledek Raffa.
"Udah berhenti aja, kasian ntar mati" saut Zaki dengan nada rendahnya.
"Jahat emng kalian ya" ucap Gumi dramatis.
Akhirnya mereka bertiga duduk di bawah pohon, mereka butuh banyak oksigen saat ini, selang beberapa menit kemudian, nafas mereka sudah kembali normal.
Merekapun melanjutkan berbincang bincang seperti umumnya laki laki saat berkumpul.
"Woii Raff, Lo lihat arah jarum jam angka 2, itu Ana kan?" Ucap Gumi heboh, Raffa pun menengok dengan seksama, ia dan Ana tidak bertemu lagi hari ini, sudah kelasnya jauh ditambah waktu istirahat yang pendek, membuat mereka kesulitan.
"Mana njay?" Tanyanya tak jelas, "itu yang make motor warna putih, sama cowo anjay" jawab Gumi sambil menunjukan arahnya.
Raffa pun melihat sekelilingnya untuk memastikan itu Ana atau bukan.
"Yaudah sih biarin" ucap Raffa mencoba tegar, "Halah, cemburu kan Lo?" Keder Gumi, "menurut lo gimana zak?" Tanya Gumi kepada laki laki yang sedang duduk manis dengan handphone landscape nya.
"Ya gimana" ucap Zaki seperlunya, bahkan matanya tidak lepas dari game yang ada di handphone nya tersebut, "yaelah Zak".
"Yuk lah pulang udah sore, mau mandi dan lengket" ajak Raffa mengalihkan pembicaraan, "njir, baru jam lima lebih Raff, biasanya aja jam 9 baru balik" protes Gumi.
"Pulang" singkat, padat, dan iya, Gumi tidak bisa lagi memberikan argumennya saat ini "ga asik" ucap Gumi.
"Kaya cewe lo ngambekan" ledek Raffa yang di balas gerlingan mata dari Gumi.
_____________________________
"Thanks ya na" ucap Asa seusai mengantarkan Ana kembali ke sekolah untuk mengambil kembali motornya yang dititipkan ke pak satpam tadi.
"Iya kasa, makasih juga n maaf" jawab Ana dengan nada yang pelan, "its okay ana, jangan canggung ya, kita masih bisa berteman ko, kalo lo butuh apa apa, gue bisa kapan pun" balas Asa halus.
"Lo mau jadi bagian yang berharga dari hidup gue?" Asa pun mengulangi perkataan yang sama.
"Ka asa, ngarepin apa sama cewe kaya gue ka?, banyak yang lebih dari gue" jawab Ana mencari alibi.
"Ana, Lo punya hati yang baik dan gue tertarik sama apapun yang lo punya, persetan dengan cewe cewe lain yang kata lo lebih baik, sikap lo langsung masuk ke titik kelemahan gue na" jelas Asa sambil mencoba meyakinkan gadis di depannya itu.
"Jatuh cinta ga sesederhana itu ka, dan gue masih belum bisa---"
"Gue masih belum bisa membalas suka ka asa, maaf" lanjut Ana dengan suara yang sedikit bergetar.
"Its okay Ana, gue ga maksa, dan makasih ya untuk jawabanya, berarti gue kurang usaha aja, tapi masih buka hati untuk orang baru kan?" Tanya Asa, "ga tau ka asa, masih abu abu untuk saat ini" jawab Ana dengan pandangan ke arah bawah.
Asa pun meraih dagu gadis di depannya itu sambil mendongakkan nya ke depan "hei, udah ya ga usah ngerasa bersalah gitu, gue juga ga apa apa kan, udah yu pulang, gue udah nemu bukunya, udah sore juga" ajak asa yang di angguki oleh Ana.
"Makasih ya ka Asa, tapi jangan memelihara rasa sakit ya" ucap Ana
"Iya Ana, udah gih sana pulang udah sore" perintah Asa, "oke, duluan ya ka" pamit Ana dan di angguki oleh laki laki berbadan tegap itu.
Terkadang jatuh cinta memang se merepotkan itu, tidak semua cinta terbalaskan, setalah mengenal cinta kalian pasti paham apa arti ke ikhlasan, ikhlas untuk melihat orang yang kita cinta menemukan cinta nya sendiri dan ikhlas untuk memperkuat diri.
Semesta memang kejam, ia tak segan segan untuk menghukum seseorang lewat cinta, benar kata orang cinta bisa membuat orang lupa dunia, jangan berlebihan untuk hal yang masih abu abu, jangan habiskan cinta mu di masa muda yang penuh warna ini.
Saat ini ana ingin sekali beristirahat untuk mengistirahatkan badannya yang sudah sangat lusuh, tapi sang bunda nya tidak menginginkan sepertinya, "ana, tolong bunda dulu beli bubur depan gang, Janu sakit minta bubur tadi" perintah bunda kepada ana yang baru saja sampai, ana ingin menolak tetapi ia tidak mau di cap sebagai anak yang durhaka, jadi ana iya kan saja perintah bunda tersayangnya itu.
"Bentar ya Bun, ana ganti baju dulu" izin Ana yang diangguki bunda.
Dengan setengah hati ana menuju tempat yang berjualan bubur itu.
"Ana?" Sapa seseorang.
Ana pun menengok bingung, siapa yang memanggilnya saat ini, "Ana di belakang lo" ucap orang itu lagi.
"Oh hai, ngapain disini?" Tanya Ana pada orang itu, "ya beli bubur lah, Lo juga beli bubur kan?" Tanya balik.
"Yaelah Raff, emang di komplek Lo ga ada yang jual bubur, kasian banget deh" ledek gadis itu.
"Apalah, ini gue habis lari di taman kota terus beli sekalian lewat" jawab Raffa.
Ya orang yang memanggil ana adalah Raffa.
"Oiya tadi Lo sama siapa?" Tanya Raffa yang membuat ana mengerutkan dahinya bingung, "hah?" Jawab Ana bingung.
"Tadi gue lihat lo boncengan sama cowo pas di taman kota" ucap Raffa dengan wajah penasaran nya.
"Oh ka asa, minta di anterin ke gramedia dia buat beli buku" jawab ana santai, tidak tahu saja laki laki di sampingnya sedang mengatur emosinya, sori lebih tepatnya cemburunya, "ohhh" jawab Raffa cuek, nanya nanya sendiri sakit hati sendiri, mandiri banget ya Raff.
"Kenapa?" Tanya Ana balik, "nanya doang" jawab Raffa tanpa menatap balik Ana.
"Ga usah jeles gitu lah, ga ada apa apa juga" ledek ana dengan muka usilnya, "siapa yang jealous" tangkisnya.
"mulut sama mata memang ngga bisa di ajak kompromi ya Raff, udah ya gue pulang dulu, hati hati dijalan jangan ngebut, dadah laxsa Pundungan" dengan langkah kecil Ana meninggalkan Raffa yang sedang senyum senyum sendiri saat ini, salting sendiri sampai lupa ia sedang cemburu pada gadis manisnya itu.
"Dasar".
____________________________________
"Cemburu hanya ada pada orang yang tidak percaya diri"
____________________________________Kalian suka konflik yang berat atau yang ringan?
Atau mungkin suka yang lurus lurus aja nih??Stay tune terus di Farsa
Salam hangat, love💟💟
KAMU SEDANG MEMBACA
Farsa
Teen Fiction"Dan lo" tunjuk Ana kepada gadis yang 1 meter didepannya itu, "stop dengan rengekan jijik Lo itu" ucap Ana dengan nada yang ia tekan, badannya bergetar, ia tidak suka keributan, tapi sekali kali ia harus melawan. "ANA"