"Guyss, gue mau curhat" rengek kiya kepada teman temannya yang berada tepat di depannya.
"Ya tinggal ngomong, ribet bet lo kiy" ketus Zeya, Zeya memang kalau ngomong tidak pake otak, asbun Mulu.
"Jahat banget sih Zey" balas ila sambil menabok paha Zeya yang di balas ringisan oleh gadis jutek tersebut, " oiya buruan curhat, malah ikut berhenti lo" ucap ila kepada kiya.
"Lo tau Zaki? Itu loh yang temennya Gumi, Gumi temennya Raffa kan na?" Tanya Kiya bingung.
"Iya Gumi temennya Raffa, tapi gue gak pernah lihat deh, Gumi sama Raffa seringnya berduaan" jawab Ana.
"Ada tauu, Zaki itu gimana ya kalo di bilang dingin keknya berlebihan deh like cool gituu, dia paling nongkrong di warsik doang pas istirahat, terus langsung balik ke kelasnya, tapi kayanya kalian pernah lihat deh tapi ga tau yang mana " lanjut Kiya dengan menggebu gebu tandanya ia excited membicarakan laki laki tersebut.
"Bentar tak cari dulu fotonya, seharusnya kalian pernah lihat ko" kekeh Kiya.
Kita pun mengotak Atik handphone nya untuk membuktikan ke teman temanya itu.
"Nahh yang ini loo guyss, kan mukanya baby face tapi wataknya cool gitu loh, gemes kan?" Ucap Kiya salting sendiri."Ohh iya gue pernah lihat dia di parkiran kalo ga salah, pas itu sama Gumi tapi gue ga sadar" jawab ila, "terus lo curhat mau ngasih tau ini doang Ki?, seriusly?" Tanya zeya dengan muka tidak santai bawaannya.
"Yaa gini dulu wis, sebenernya Zaki ngechat gue, tapi nanti gue ceritain kalo udah ada kejelasan, udah lah bye gue mau ke WC, yuk la ikut" tambah Kiya sambil menarik tangan ila untuk mengantarnya ke WC, respon Ana dan Zeya apa? Mereka hanya melongo heran sama sahabatnya itu.
Senin yang menyebalkan pun usai, bel pulang berbunyi dengan lantang, semua siswa bersorak, kebebasan akan datang walau sesaat.
"Ka asa" teriak ana, laki laki yang merasa bernama tersebut pun menoleh, "kenapa na???" Tanyanya.
"Ini Jersey nya, gue mau bawa pas Jum'at belom kering, terus tadinya mau bawa pas Sabtu tapi lupa karna kesiangan, hehe" ucap Ana dengan rengesannya, ia merasa bersalah karna tidak tepat waktu padahal sudah ia janjikan.
"Ahahah, gue kan udah bilang sebulan lagi juga ga apa apa Syifana" gemas Asa, sebenarnya Asa sudah menyukai gadis di depannya ini sejak Ana masuk voly, tapi masih saja hingga hari ini, Asa belum mampu meluluhkan hati Ana.
"Ga enak lah gue ka" ujar Ana sambil menyerahkan totebag berisi Jersey itu, Asa pun menerimanya dengan baik.
"Kalo masih ga enak ga enak terus, ada waktu ga buat temenin gue ke grandmed, mau beli buku" tawar Assa, Ana bersiap untuk menolak tapi ia tak sejahat itu kok.
"Boleh kok kasa, tapi ga bisa lama lama, gimana?" Tanya Ana, "ga apa apa na, oiya Lo bawa motor kan ya?, motor nya biar di titipin ke satpam dulu, biar LO bonceng sama gue, ke ga etis banget masa jalan pake kendaraan masing masing kalo tujuaa nya sama" dasar Asa modus, bilang aja mau Deket sama Ana kan heuhh.
Ana dan Asa pun meninggalkan sekolah untuk menuju grandmed terdekat, motor PCX warna putih itu melaju menerjang macetnya jalanan ibu kota sore ini, ditemani matahari yang hangat khas sore hari.
Sesampainya, mereka langsung memasuki ruangan yang berisikan buku tersebut, dan berjalan ke lorong lorong sambil sesaat berhenti.
"Ana, Lo suka berspekulasi tentang suatu hal ngga?" Tanya Assa di tengah tengah heningnya tempat ini.
"Suka, apalagi kalau lawan bicaranya tidak mau kalah sama pendapat kita" balas Ana lembut.
"Jadi apa yang lo pikirkan tentang individu yang suka kepada individu lainnya, tetapi suka nya hanya sepihak?" Ucap Assa, "ini membicarakan manusia atau hewan?" Tanya Ana balik.
"Manusia" jawab Asa.
" Kalau manusia kan punya hati dan pikiran kan ya, punya logika yang seharusnya sudah mampu untuk memilah Milah mana yang seharusnya ia perjuangkan dan mana yang seharusnya ia tinggalkan" pungkas Ana.
"Tapi na, misalnya ya, si A ini udah bener bener suka, bukannya untuk melupakan tidak segampang membalikan telapak tangan kan?" Sanggah Assa, Ana suka sekali pembicaraan daging seperti ini, dengan siapa pun.
"Menurut gue gini, jika ada hal yang merugikan ngapain harus di pertahankan?" Jawab Ana sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada.
"Intinya kita harus lepas dari apa yang buat kita sakit, dan dengan bertahap pasti bisa melupakan, tidak ada usaha yang mengkhianati hasil." Lanjut Ana.
"Apakah perlu untuk mengungkapkan rasa sukanya?, atau lebih baik di simpan saja?" Tanya Asa lanjut.
"Lebih baik di ungkapkan, apapun hasilnya lihat aja nanti" jawab Ana, "betul jadi Ana, gue sebenernya udah suka sama lo satu tahun yang lalu, gue tau ini se mendadak itu tapi Ana, Lo mau jadi bagian dari hidup gue?"
Whattt tolong biarkan gue lari sekarang jugaa batin Ana meminta tolong.
Ana sangat terkejut mendengarnya, Ana ngga espek sama sekali kalau Kaka tingkatnya menyukainya, ia baik ke semua orang, saat ini Ana mematung di tempat, mulut nya terbuka sedikit, pupil mata yang membesar dan yang tadinya tangannya menyilang kini jatuh lemas kesamping.
"Ana, gue serius" ucap Assa meyakinkan.
"Ka asa kayanya kecapean dehhh, yu pulang udah jam 5 juga" ucap Ana berusaha membalikan topik pembicaraan.
"No Ana gue serius, sekali lagi, Lo mau jadi bagian yang berharga dari hidup gue?"
_________________________________
Kalau jatuh cinta jangan mandiri ya, sakit.
_________________________________
Begimaana seng??
Stay tune yaa😋😋😋😋😋♥️♥️
KAMU SEDANG MEMBACA
Farsa
Teen Fiction"Dan lo" tunjuk Ana kepada gadis yang 1 meter didepannya itu, "stop dengan rengekan jijik Lo itu" ucap Ana dengan nada yang ia tekan, badannya bergetar, ia tidak suka keributan, tapi sekali kali ia harus melawan. "ANA"