Bab 4

18 0 0
                                    

Abshari Nuria Rahmatiani

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Abshari Nuria Rahmatiani

20 Tahun

Nggak punya hati nurani katanya



Ikrar Sastra Yogiswara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ikrar Sastra Yogiswara

20 Tahun

Si pahlawan yang membuat masalah baru



***

Mahasiswa baru sudah berkumpul di satu aula untuk mendengarkan materi hari ini begitu juga dengan Nuria. Tiba-tiba dia mendengar suara gaduh di luar, "Kakak panitia di luar ada apa sampai ribut banget begitu?!" tegur Nuria.

Seorang panitia membawa seorang gadis, "Mahasiswa baru tapi sudah telat banget, kak," lapor panitia itu.

Nuria memperhatikan gadis yang tertunduk itu dari atas sampai bawah, "Kamu sudah tidak bisa bergabung karena telatnya sudah melebih batas waktu. Kamu pulang saja dan ikut kembali besok," putus Nuria.

Wajah gadis itu langsung muram, "Tapi kak, itu berpengaruh ke nilai kita, kan?"

"Bukan salah saya dong kalau gitu? Kamu dan teman-teman kamu dapat info yang sama tentang waktu kedatangan, kenapa bisa teman-teman kamu tepat waktu lalu kamu tidak bisa? Lalu saya harus membiarkan kamu masuk begitu? Itu tidak adil buat teman-teman kamu!" ujar Nuria.

Rasanya gadis itu ingin menangis saja, "Saya terlambat karena saya sebenarnya demam kak, cuma saya tahu kalau kita tidak ikut ospek nanti tidak ada nilai makanya saya bela-belain masuk kak."

Nuria memperhatikan papan nama gadis itu, "Nona Xia Lodya Adzrraa, kalau kamu sakit dan mengkhawatirkan nilai kamu, kamu bisa ijin dengan surat keterangan dokter, kecuali kalau kamu bohong. Jadi seperti keputusan saya, kamu silahkan pulang dan hadiri acaranya besok saja."

Gadis itu meneteskan air mata, "Dia benar-benar demam kak, apa kakak nggak bisa kasih keringanan hukumannya?" Tiba-tiba saja seorang lelaki berdiri di belakang gadis itu.

"Nggak ada yang suruh kamu nimbrung ke sini!" teriak Jaira dari belakang Nuria.

Lelaki itu malah semakin melunjak dengan menarik tangan Nuria untuk meraba kening gadis itu, "Beneran demam, kan?"

"Apaan sih?! Nggak tahu sopan santun!" marah Nuria.

"Bukan nggak tahu sopan santun kak, setidaknya beri keringanan karena dia tetap bela-belain datang demi ikut ospek karena takut mempengaruhi nilainya," jelas lelaki yang Nuria tahu bernama Sastra itu.

"Kalau kamu memang segitu heroicnya, kenapa bukan kamu saja yang mengatur teman-teman kamu berserta kami panitia di sini?!" jengkel Nuria.

"Penjahat saja ada keringanan hukuman jika alasannya jelas masa alasan sejelas ini tidak ada keringanan dari kakak, apa tidak punya hati nurani?" Sastra masih saja kekeuh padahal gadis itu sudah menarik lengan baju Sastra agar diam saja.

"Masih mau bacot nggak? Acara jadi molor karena kalian adu argument di sana!" Matthew sebagai ketua panitia akhirnya turun tangan menengahi.

Nuria mendekati lelaki itu dengan wajah yang sangat datar, "Hati nurani? Dia sakit, hati nurani saya mengatakan kalau dia harus pulang istirahat dan biar saya yang bicarakan sama dosen untuk penilaian ospeknya, hati nurani saya sejelek itu menurut kamu atau harus saya bicarakan panjang lebar?!" Raut wajah Sastra dan gadis itu berubah kaget.

"Nggak mau pulang? Baik! Jaira, perhatiin nih perempuan, jangan sampai dia ijin pulang. Jangan biarin masuk pelayanan kesehatan, jangan pingsan! Gimana? Nggak ada kan hari nurani saya?!" Setelahnya Nuria meninggalkan ruangan itu.

"Kamu nggak apa-apa, Lodya?" Ternyata Sastra mengenali gadis itu.

Lodya mengangguk, "Nggak usah pacaran, sanggup kan ikut ospek, udah duduk sana! Perkara ngurus kamu doang bikin acara molor!" sinis Jaira.

Lodya cepat-cepat bergabung dengan mahasiswa baru lain sementara Sastra masih melihat Nuria yang berjalan menjauh dari ruang kelas mereka.








New Cast:

Xia Lodya Adzrraa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Xia Lodya Adzrraa

20 Tahun

Anak MABA juga, teman Sastra juga

Sisi-Sisi Dewi (Mini Fiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang