Pagi ini aku sudah bersiap. Tengah menyelesaikan sarapan. Ibu juga sudah menunggu di ruang tengah bersama ayah. Karena ini hari libur. Ayah mengajakku dan ibu menghabiskan waktu bersama.
Kami bertiga berangkat menggunakan mobil. Dengan ibu yang duduk didepan bersama ayah menemaninya menyetir. Ayah mengajaknya mengobrol walau hanya beberapa yang dijawab selainnya hanya gumanan yang terdengar. Dan di kursi belakang aku sedang memaikan game di ponsel sambil sesekali melihat jalanan di luar jendela.
DEFEAT!.
Aku mencebikkan bibirku. Huhh. Jadi kangen kak xavier. Biasanya kita main game bersama.
"Hey pearl. Kau kenapa sayang?"
"Tak apa dad". Balasku tapi masih tetap mencebikkan bibirku.
"Kalah heh? Nanti main sama dad saja". Ucapnya sambil terkekeh.
"Humpp... dad ini macam bisa main game aja". Aku menatapnya malas. Meremehkannya.
Ayah tergelak tawanya pun terlepas. Ibu menoleh ke belakang sambil tersenyum hingga matanya melengkung. Yahh syukurlah keadaan ibu sekarang sudah ada peningkatan.
Mobil kami melewati pintu masuk bertuliskan Ocean Park. Ini semacam aquarium bawah laut. Menuju tempat parkir. Berhenti dan memarkirkannya disana. Lalu kami bertiga keluar dari mobil dan membeli tiket masuk.
Setelah membeli tiket kami masuk ke dalam. Di sambut oleh beberapa petugas disana. Disini cukup ramai. Banyak orang yang sedang berkunjung. Salah satu petugas menunjukan eskalator yang di gunakan untuk turun ke bawah.
Kami pun menuruni eskalator itu. Di sebrang kanan kiri eskalator terdapat tangga. Mungkin tangga darurat. Memangnya apa yang bisa terjadi di tempat seperti ini. Lihat dinding kacanya saja sangat tebal. Eskalator pertama hanya di kelilingi tembok yang di bentuk seperti bebatuan.
Di eskalator kedua dinding yang tadi tembok kini berubah menjadi dinding kaca yang melingkar seperti terowongan. Disini kita sudah bisa melihat pesona laut.
Aku melihat sekeliling. Indah sekali. Disini ada berbagai binatang laut. Beberapa terumbu karang berada di dekat dinding kaca ini.
Hingga kami sampai di ujung eskalator. Huh seberapa dalam terowongan ini. Sekarang pinjakan kami lantai yang datar. Dengan di kelilingi dinding kaca yang melingkar.
Aku menatap malas ke depan. Disana aku melihat ayah berjalan lebih dulu meninggalkanku dengan pinggang ibu yang di rengkuh oleh tangannya. Humpp. Apa ayah dan ibu tidak ingat aku. Dunia serasa milik berdua.
Aku mengekori jalan mereka. Tempat ini sangat luas. Padahal pengunjung disini cukup ramai. Aku melihat ada beberapa penjual makanan disini. Ahh.. mungkin nanti aku akan mencobanya.
Aku memutuskan untuk membeli beberapa brownies kering dan minuman chocolate lalu berkeliling sendiri saja. Toh masih di ruangan yang sama tak akan tersesat. Disini juga ada para petugas. Ayah juga dengan mudah mengijinkanku. Dia bilang tanpa ijin pun memang ayah mau menyuruhku berkeliling sendiri saja. Ish dasar menyebalkan.
Saat sedang asik berkeliling aku tak sengaja melihat sosok yang ku kenali.
"Bukankah itu amber? Di bersama siapa? Eh.. Apa itu pacaranya? Kenapa dia tidak memeberitahuku kalau sudah punya pacar". Kala melihatnya bersama seorang lelaki yang menggunakan masker.
Tiba tiba dia mengalihkan pandangannya dari dinding kaca itu dan menatapku.
"PEAARRLL".
Teriaknya sambil melambaikan tangan dan sambil menarik laki laki di sampingnya agar ikut berlari mendekat padaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNDERWATER
FantasyMakhluk air Desas desus itu nyata Para warga yang selama ini hilang Benar benar ulah mereka