Hembusan angin menyambutku saat baru sampai di depan apartemen milik kak xavier. Apartemen ini terletak persis di sebrang laut. Dengan ayah yang sedang mengambil koperku di bagasi mobil.
"Ayo masuk. Dad bantu bawakan kopernya yah". Ucapnya sambil menarik koperku mendekat.
"Tak perlu dad. Itu tak berat sama sekali".
"Begitu kah?".
"Em. Aku bisa membawanya sendiri tau".
"Pearl. Apa kau yakin mau tetap menghabiskan waktu liburmu di tempat ini?".
Sambil menatap ke arah apartemen yang terlihat sepi. Aku mengikuti arah pandang ayah melihat apartemen kak xavier yang tak berpenghuni. Satu kata. Menyeramkan.
Ucapan ayah hampir mematahkan niatku untuk menetap sebentar di apartemen ini. Tetapi aku merindukan tempat ini. Jadi aku memutuskan untuk tetap memaksa tinggal.
"Baiklah baiklah. Jaga dirimu baik baik. Jika ada sesuatu segera beritahu dad. Okay?". Katanya sambil meletakan koper di samping tubuhku.
"Okay". Aku menipiskan bibirku lalu tersenyum padanya. Ayah menepuk pucuk kepalaku dan mengecup dahiku pelan.
"Dad pulang dulu". Dia memasuki mobilnya kembali dan sesekali menatap ke arahku. Lalu mulai mengendarai mobilnya.
"Hati hati dijalan dad". Aku melambaikan tangan padanya. Hingga mobil itu hilang dari pandangan mataku.
Aku menatap apartemen di hadapanku dan medekat untuk memasukinya.
Ceklek.
Bunyi pintu terdengar kala aku membukanya. Pandanganku pun berpejar kesegala arah.
"Huh? Tak semengerikan yang terlihat. Semuanya masi tampak normal. Hanya terasa sepi karena kak xavier tidak ada disini".
Aku memutuskan masuk lebih ke dalam tak lupa menutup pintu terlebih dahulu. Lalu meletakkan koperku di dekat tangga yang menuju lantai atas.
Bangunan 3 lantai ini terasa amat sangat sepi jika hanya di huni oleh diriku seorang.Di lantai utama terdapat ruang tamu dengan televisi yang menggantung di dinding dan dapur yang cukup luas. Juga ruang santai di paling belakang setelah dapur yang menghadap ke laut.
Dilantai atas terdapat dua kamar tidur. Kedua kamar itu di lengkapi balkon yang menghadap langsung ke arah laut lepas. Dan ada satu ruangan lagi yang biasa digunakan kak xavier untuk mengerjakan tugas kuliah dan berisi alat alat yang di butuhkannya untuk kuliah.
Lalu di lantai bawah. Awalnya hanya ada ruangan penyimpanan dan gudang. Tetapi kak xavier meminta pada ayah untuk menambahkan sebuah kolam air yang terhubung langsung dengan laut.
Xavier Moxeus dan kecintaannya terhadap laut.
Setelah puas mengelilingi apartemen. Aku memutuskan untuk menarik koperku ke lantai atas dan menata semua barang yang ku bawa dikamarku. Kamar yang biasa aku tempati jika sedang menginap disini.
Setelah merapikan kamar aku menenteng kantong plastik berisi bahan makan yang tadi ku bawa di dalam koper dan keluar dari kamar. Lalu menuruni tangga dan menaruh bahan makanan itu di dapur.
Mengambil alat kebersihan dan mulai mengelap noda noda dan membersihkan debu debu yang menumpuk di sini. Karena sudah cukup lama tak ditinggali.
Setelah membersihkan bagian dalam apartemen. Aku melanjutkan kegiatan beraih bersih ini dengan merapikan bagian luar apartemen ini.
Sambil membawa alat bersih bersih aku mulai mengelap beberapa kaca yang berdebu itu. Menyirami halaman dan memotong rumput rumput yang tumbuh terlalu tinggi. Tak lupa membuang sampah juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNDERWATER
FantasyMakhluk air Desas desus itu nyata Para warga yang selama ini hilang Benar benar ulah mereka