Not Alone

15 4 0
                                    



Aku terpaku pada matanya. Tubuhku terasa kaku. Semua keberanian yang tadi terkumpul entah hilang kemana.

Dia memandangku. Mulai menepi dan naik ke atas kolam itu. Keluar dari sana dan berdiri di samping kolam itu.

Tes...

Tes...

Buliran buliran air berlomba lomba menetes jatuh ke bawah dari tubuhnya. Air tergenang di lantai karenanya.

Cahaya matanya terlihat sangat kontras dengan gelapnya ruangan ini.

Dia melangkahkan kakinya dan mulai memdekat ke arahku. Kakiku pun mundur perlahan.

"Akhh".

Aku meringis. Tak sengaja menginjak pecahan kaca dari figura yang tadi terjatuh. Dia mengalihkan pandangannya sebentar pada kakiku. Dan melangkah mendekat kembali.

Aku terus mundur ke belakang dengan menyeret kaki kananku yang terluka. Goresan darah sedikit tercipta mengikuti arah aku menyeret kakiku.

Dugg.

Saking ketakutannya. Aku sampai tak sadar sudah mundur hingga ke dinding ujung ruangan.

Aku menundukan kepalaku dengan badan yang sedikit bergetar. Tak berani menatap ke arahnya lagi. Dia menghentikan langkahnya tepat di hadapanku. Dan meletakan kedua tangannya di sisiku. Mengurung tubuhku. Membuatku tak memiliki celah untuk kabur.

Dengan jarak sedekat ini. Aku bisa merasakan tubuhnya yang tinggi dan tegap. Dan melihat sepasang kaki di bawah sana.

Rasa dingin menjalar dari pipiku ke sekujur tubuh. Saat dia meletakan tangan kanannya di pipiku. Kemudian tangannya menarik daguku. Dan menengadahkan wajahku.

Pandangan kami beradu. Iris mata birunya membuatku terpaku. Merasa terbius oleh tatapan matanya.

Tatapan mata kami saling bertemu beberapa saat. Dia mendekatkan wajahnya padaku. Mengikis jarak diantara kita. Dia membuka mulutnya dan berucap lirih.

"Aku menemukanmu".

Hanya itu yang terakhir ku dengar. Karena setelahnya pandanganku menggelap yang merenggut kesadaranku.





Silau mentari yang menembus di sela korden ruang tamu mengusik tidurnya.  Dia mengucek matanya dan menutup mulutnya yang menguap itu.

Menegakkan tubuh di sofa dan meregangkan tubuhnya. Terasa pegal karena semalaman tidur disana.

Aku beranjak dari sofa. Menyibak korden di dekatnya. Dan membuka jendela. Semilir angin menyambutku saat jendela mulai melebar.

Melihat ke arah meja mencari figura yang tadi malam ku bawa dari kakak.

"Huh? Kenapa tidak ada. Apa tadi malam aku menaruhnya kembali ke kamar?".

"Benarkah?  Kenapa aku tidak ingat menaruhnya kembali".

Setelah menoleh kesana kemari dan mencari di sekitaran ruang tamu. Aku tetap tidak menemukan figura itu. Jadi aku memutuskan untuk sarapan dahulu di dapur.

Mengambil setangkap roti. Selembar daun selada. Dan memotong sebuah tomat. Lalu aku memanaskan teflon dan menggoreng sebutir telor disitu. Kemudian menumpuk mereka di sebuah piring. Tak lupa memberikan saos dan mayo di dalamnya.

Aku membawa piring itu ke ruang tamu. Dan meletakkannya di meja. Mengambil remot dan menyalakan tv.

Mencari acara tv yang menarik. Dan mulai menikmati sarapan pagi yang ku buat tadi.

UNDERWATERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang