💐

208 13 0
                                    

Langit sore mulai berubah warna menjadi jingga kemerahan saat Jongho menunggu di lorong sekolah yang sepi.

Bel sekolah baru saja berbunyi menandakan berakhirnya hari pelajaran, dan siswa-siswa mulai beranjak pulang. Jongho menghela napas dalam-dalam, mencoba menenangkan debaran jantungnya. Hari ini, dia akan mengungkapkan perasaannya kepada Yeosang, sahabat yang diam-diam dia cintai selama ini.

"Ini saatnya," pikir Jongho, merasa gugup namun juga penuh harapan.

Tak lama kemudian, Yeosang muncul dari ujung lorong, membawa beberapa buku di tangannya. Dia tersenyum melihat Jongho. "Hei, Jongho! Kau menungguku?" tanyanya dengan nada ceria.

"Hei, Yeosang," balas Jongho, suaranya sedikit bergetar. "Aku ingin bicara sesuatu yang penting."

Yeosang mengernyitkan dahi, bingung tapi juga penasaran. "Oh, tentu. Apa yang ingin kau bicarakan?"

Jongho menarik napas dalam-dalam lagi, mengumpulkan keberanian. "Yeosang, kita sudah berteman cukup lama, dan aku sangat menghargai persahabatan kita. Tapi aku harus jujur, aku punya perasaan lebih dari sekadar sahabat padamu. Aku mencintaimu, Yeosang."

Yeosang terdiam, matanya melebar terkejut. Beberapa detik terasa seperti selamanya bagi Jongho, yang menunggu jawaban dengan cemas.

"Jongho... aku tidak tahu harus berkata apa," kata Yeosang akhirnya, suaranya pelan dan hati-hati. "Aku sangat menghargai keberanianmu untuk mengatakan ini, tapi aku tidak merasakan hal yang sama. Aku hanya bisa melihatmu sebagai sahabat. Maafkan aku."

Jongho merasa dadanya seperti dihantam palu. Dia sudah mempersiapkan diri untuk kemungkinan ini, tapi tetap saja mendengarnya langsung membuatnya sangat terluka. Dia berusaha tersenyum, meski terasa dipaksakan. "Tidak apa-apa, Yeosang. Aku mengerti. Terima kasih telah jujur."

Yeosang terlihat sedih, tapi dia tahu bahwa tidak ada yang bisa dia lakukan untuk mengubah perasaannya. "Aku harap kita masih bisa menjadi sahabat, Jongho."

Jongho mengangguk. "Tentu saja. Aku butuh waktu, tapi aku tidak ingin kehilanganmu sebagai sahabat."

Setelah itu, mereka berpisah di lorong, meninggalkan Jongho sendirian dengan perasaan patah hati. Dia berjalan pelan menuju rumah sahabatnya yang lain, Wooyoung, yang sudah tahu tentang rencana pengakuan ini.

Wooyoung sedang duduk di ruang tamu ketika pintu depan terbuka dan Jongho masuk dengan wajah murung. "Hei, Jongho! Bagaimana hasilnya?" tanyanya dengan antusias, tapi senyumnya memudar saat melihat ekspresi sahabatnya.

"Dia menolakku," jawab Jongho singkat, suaranya berat.

Wooyoung segera bangkit dan mendekat, memeluk Jongho erat. "Oh, Jongho, aku sangat menyesal mendengarnya. Mari kita duduk dan bicara."

Mereka duduk di sofa, Wooyoung tetap memeluk Jongho dengan erat. "Kau tahu, Jongho, ini bukan akhir dunia. Aku di sini untukmu."

Jongho mengangguk, merasa sedikit lega dengan kehangatan pelukan Wooyoung. "Terima kasih, Woo. Aku tahu ini akan sulit, tapi aku tidak menyangka akan seberat ini."

Wooyoung tersenyum lembut. "Kau orang yang kuat, Jongho. Dan aku akan memastikan kau tidak merasa sendirian melalui ini."

Mereka menghabiskan sore itu berbicara, Wooyoung melakukan segala cara untuk menghibur Jongho. Mereka menonton film favorit Jongho, memesan pizza, dan bahkan bermain video game. Setiap kali Jongho mulai merasa sedih, Wooyoung akan memeluknya erat, memberinya ciuman di kepala, atau mengajaknya bercanda untuk membuatnya tertawa.

Malam semakin larut, dan mereka berbaring di sofa dengan selimut yang tebal. Wooyoung memeluk Jongho dari belakang, memberikan kehangatan dan rasa nyaman. "Kau tahu, Jongho, aku akan selalu ada untukmu. Kau tidak perlu melalui ini sendirian."

Jongho tersenyum dalam kegelapan. "Aku tahu, Woo. Terima kasih. Aku sangat beruntung memiliki sahabat sepertimu."

Dengan perasaan yang lebih ringan dan hati yang sedikit lebih tenang, Jongho akhirnya tertidur dalam pelukan Wooyoung, merasa dicintai dan dihargai.

Meskipun hatinya masih terluka, dia tahu bahwa dengan dukungan sahabatnya, dia akan bisa bangkit dan melanjutkan hidup.

Endearing Episode • All × JonghoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang