Jongho dan Wooyoung telah bersama selama beberapa tahun sekarang.
Meskipun hubungan mereka masih muda, cinta mereka begitu kuat dan tulus.
Jongho, meskipun lebih muda, selalu menjadi pelindung bagi Wooyoung. Ia tidak akan membiarkan apapun atau siapapun merusak senyum dan tawa kekasihnya yang berharga.
Namun, dunia tidak selalu ramah. Kebencian dan prasangka datang dari berbagai arah, terutama karena hubungan mereka yang terbuka sebagai pasangan sesama jenis. Kata-kata kebencian dan hinaan sering kali menghujani mereka, baik secara langsung maupun online. Meskipun begitu, mereka tetap bersama dan saling mendukung.
Suatu hari, setelah jadwal latihan yang panjang, Jongho dan Wooyoung memutuskan untuk berjalan-jalan di taman dekat asrama mereka. Mereka menikmati udara segar dan momen kebersamaan yang jarang didapatkan karena kesibukan mereka.
"Tahu tidak, Jongho?" kata Wooyoung dengan senyum manisnya. "Selama kita bersama, tidak ada yang bisa menyakiti kita."
Jongho tersenyum, merasakan kehangatan di hatinya. "Aku tahu, Wooyoung. Kamu adalah segalanya bagiku."
Namun, kebahagiaan mereka tiba-tiba terganggu ketika sekelompok pemuda melewati mereka dan mulai mengeluarkan kata-kata kasar.
"Hei, lihat itu! Dua pelacur berjalan-jalan bersama. Menjijikkan!" teriak salah satu dari mereka.
Jongho merasakan kemarahan membara di dalam dirinya, tapi ia mencoba untuk tetap tenang. "Ayo kita pergi, Wooyoung. Tidak perlu mendengarkan mereka."
Namun, Wooyoung bisa melihat betapa terluka dan marahnya Jongho. Ia menggenggam tangan Jongho erat, memberikan dukungan yang ia butuhkan. "Jangan biarkan kalimat mereka mengganggumu, Jongho. Kita lebih baik dari itu."
Meskipun mereka berusaha untuk tidak memedulikan hinaan tersebut, kata-kata itu tetap meninggalkan bekas. Jongho merasa marah dan tak berdaya karena tidak bisa melindungi Wooyoung dari kebencian yang mereka terima.
Malam itu, Jongho duduk di kamar mereka, memandang keluar jendela dengan mata penuh pikiran.
Wooyoung mendekat dan duduk di sampingnya. "Jongho, apa yang ada di pikiranmu?"
Jongho menghela napas, menahan air mata yang hampir tumpah. "Aku benci melihatmu disakiti seperti itu. Aku ingin melindungimu dari semua kebencian ini, tapi aku merasa tidak mampu."
Wooyoung meraih tangan Jongho dan menggenggamnya erat. "Kita bersama dalam ini, Jongho. Kamu tidak harus melindungiku sendirian. Kata-kata mereka memang menyakitkan, tapi yang lebih penting adalah kita saling mencintai dan mendukung."
Jongho menunduk, merasa terharu oleh kekuatan dan cinta Wooyoung. "Tapi aku ingin membuatmu bahagia, Wooyoung. Aku tidak ingin melihatmu terluka."
Wooyoung tersenyum, mengusap pipi Jongho dengan lembut. "Kamu membuatku bahagia, Jongho. Setiap hari bersamamu adalah kebahagiaan bagiku. Kebencian mereka tidak berarti apa-apa dibandingkan dengan cinta kita."
Meskipun kata-kata Wooyoung memberi Jongho kekuatan, hari-hari berikutnya tetap menjadi tantangan. Hinaan dan kebencian terus menghantui mereka, terutama ketika mereka berada di depan umum. Jongho mulai merasa tekanan yang semakin berat, dan Wooyoung bisa melihat bahwa kekasihnya mulai kelelahan.
Suatu hari, setelah menerima serangan verbal yang sangat kasar di media sosial, Jongho akhirnya runtuh. Ia menangis di pelukan Wooyoung, merasa seluruh dunia melawan mereka.
"Wooyoung, aku tidak tahu berapa lama lagi aku bisa bertahan," isaknya. "Aku merasa begitu lelah."
Wooyoung merasakan hati yang sakit melihat Jongho begitu terluka. Ia mengusap punggung Jongho dengan lembut, memberikan rasa aman dan dukungan. "Aku akan selalu ada untukmu, seperti kamu selalu ada untukku."
Wooyoung memutuskan bahwa sudah saatnya ia mengambil peran sebagai pelindung. Ia mulai lebih vokal dalam mendukung Jongho, baik di depan umum maupun secara pribadi. Ia berbicara tentang pentingnya cinta dan penerimaan di media sosial, berharap bisa menginspirasi orang lain dan mengurangi kebencian yang mereka terima.
Saat Wooyoung berbicara di salah satu acara fan meeting, ia berbicara dengan tegas dan penuh emosi. "Cinta adalah hal yang paling indah di dunia ini. Tidak seharusnya ada orang yang dihina atau diperlakukan buruk karena siapa yang mereka cintai. Jongho dan aku saling mencintai, dan itu adalah hal yang tidak akan pernah berubah."
Kata-kata Wooyoung mendapat sambutan hangat dari para penggemar, dan dukungan yang mereka terima mulai meningkat. Jongho merasa terharu dan berterima kasih atas kekuatan dan keberanian Wooyoung.
Dengan cinta dan dukungan dari Wooyoung, Jongho mulai merasa lebih kuat. Mereka berdua menghadapi dunia bersama, tidak peduli apa yang dikatakan orang. Mereka tahu bahwa selama mereka memiliki satu sama lain, mereka bisa melalui apapun.
Cinta mereka adalah benteng yang tak tergoyahkan, dan meskipun dunia penuh dengan kebencian, mereka tahu bahwa cinta mereka akan selalu menang. Wooyoung dan Jongho terus berdiri teguh, menginspirasi orang lain dengan cinta mereka yang tulus dan tak terbatas.
Meskipun kata-kata bisa menyakitkan, cinta mereka lebih kuat dari kebencian apapun yang mereka hadapi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Endearing Episode • All × Jongho
Fanfictionbottom!Jongho / Jongho centric ©2024, yongoroku456