Bab 9

27 9 31
                                    

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Selamat Hari Raya Idul Adha, mohon maaf lahir dan batin 🙏
*

*

*

*

Dering ponsel milik Sagara memecah keheningan yang tercipta sejak 10 menit yang lalu diantara Aruna dan dirinya.

"Bentar ya Na." Saga agak menjauh guna mengangkat panggilan itu setelah Aruna mengangguk.

"Apaan?" tanya Saga ketus.

"Set dah, ketus amat. Lo dimana? Ijin keluar nyari makan siang tau-tau kagak balik-balik," omel Agha di seberang sana.

"Lagi ada urusan."

"Urusan apa yang lebih penting dari kantor yang Lo tinggal tiba-tiba. Gila ya Lo, kalo hari ini ada meeting gimana?!" Ingin sekali rasanya Agha melempar air got ke sahabat sekaligus bosnya itu yang semena-mena meninggalkan kantor.

"Urusan ini lebih penting dari apapun. Jangan ganggu gue atau lo dipecat." Laki-laki itu langsung memutuskan sambungan telepon sebelum sempat diprotes Agha.

"Lo nggak ke kantor?" tanya Aruna saat Saga sudah kembali duduk disebelahnya.

"Karyawan gue udah banyak. Kalo gue tetep kerja terus kerjaan mereka apa," jawabnya enteng.

"Tapi Lo nggak bisa gitu. Semuanya punya tugas masing-masing, jadi Lo harus jalani tugas Lo sebagai pemimpin perusahaan. Itu penting Ga," celoteh Aruna panjang lebar yang hanya ditanggapi Saga dengan senyuman.

"Lo lebih penting dari apapun," balasnya tanpa melepas tatapannya dari Aruna.

Entah kenapa Aruna malah salting bukannya marah. Gadis itu lantas membuang pandangannya ke arah laut lepas yang ada didepannya.

"Kenapa?"

"Kenapa apanya?"

"Kenapa malah buang muka? Salting?" goda Sagara.

"Diem, Lo nyebelin." Tawa Sagara lepas mendengar nada jengkel dari gadis yang ada disebelahnya ini.

****

Kantor Baswara Group, ruang Direktur Utama.

Dering ponsel milik Aruna berbunyi saat ia sedang memperhatikan garis naik turun yang ada di komputer dihadapannya.

Tanpa melihat nama kontak si penelpon, gadis itu langsung saja menempelkan benda pipih itu di telinganya.

"Halo."

"Makan siang bareng gue." Kerutan timbul di dahi Aruna, langsung saja ia melihat nama kontak si penelpon.

Sagara-gara

"Gue sibuk," balas Aruna malas.

"Sesibuk apapun harus tetep makan Na. Gue yang ke sana deh."

"Heh, jangan. Ya udah gue yang keluar," putus Aruna.

"Good girl, gue jemput?"

"Nggak usah, gue bisa sendiri. Sherlock aja."

"Siap, semangat kerjanya. Bye."

Senyum milik Aruna tidak bisa ia tahan, gadis itu jadi salting hanya dengan mendapat kata semangat dari Sagara.

"Okay, fokus Aruna."

****

Memenuhi janjinya dengan Sagara, gadis itu saat ini tengah berjalan menuju lobi.

Baru saja ia sampai di lobi, di sana sudah ada Kevin dengan laki-laki yang tidak Aruna kenal.

SAGARARUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang