14

811 86 10
                                    

Ketika Harry terbangun di pagi harinya, dia dipenuhi perasaan yang tidak enak. Mimpi itu lagi, mimpi pertemuannya dengan Voldemort, dan kemudian lelaki itu berbisik bahwa dia adalah milik Voldemort.

Harry bergidik ngeri. Kenapa dia memimpikan Voldemort lagi? Apakah diam-diam lelaki itu menjadi kuat dan mengirimkan pesan melalui mimpinya? Harry meraba samping ranjangnya dan menemukan ranjangnya kosong. Tom sudah tidak ada di sana. Dia bergegas bangun dan melangkah ke kamar mandi.

Perutnya terasa mual. Harry melangkah ke arah wastafel dan menggosok gigi, tetapi tidak bisa menahan rasa mualnya dan muntah-muntah di sana. Setelah selesai dia menyalakan keran air keras-keras dan menyiramkan air ke mukanya. Harry lalu membuka pakaiannya dan melangkah ke pancuran air hangat, dia menyalakan keran pancuran dan membiarkan hempasan air hangat menimpa tubuhnya, melemaskan otot-ototnya.

Tubuhnya terasa pegal. Pegal yang nikmat. Percintaannya dengan Tom begitu menggebu-gebu dan memuaskan. Tom seolah tidak ada puasnya menyentuh Harry. Ketika mereka tertidur dan tanpa sengaja tubuh mereka bergesekan pun, lelaki itu akan terbangun dan menggoda Harry dengan penuh gairah, membangunkannya dan mereka akan bercinta lagi. Harry mengelus perutnya yang mulai membuncit. Di dalamnya ada bayinya, buah cintanya dengan Tom. Tom bilang dia akan menjaga Harry dan bayinya, jauh dari jangkauan Voldemort. Tetapi benarkah Voldemort semudah itu dikalahkan?

Perasaan gelisah yang aneh menyergap Harry, membuat dadanya terasa sesak. Mimpi itu, mimpi di mana Voldemort mengatakan bahwa Harry adalah miliknya terngiang-ngiang jelas di benaknya. Harry merasa takut, takut kalau Voldemort benar-benar melaksanakan apa yang dikatakannya.

***

Harry turun menuju ruang makan dan menemukan Tom sedang berbicara dengan pria yang dipanggil Voldemort dengan nama Severus, sejenak wajah Harry pucat pasi, masih segar di dalam ingatannya ketika Severus waktu itu berdiri di rumah Theo dan kemudian Voldemort menyuruhnya membereskan mayat Theo. Pria yang seumuran dengan Sirius itu jelas biasa-biasa saja melihat Voldemort membunuh seseorang, jadi dia pasti orang kepercayaan Voldemort, bukan Tom. Kenapa Tom berbicara kepadanya?

Mata Tom melirik ke arahnya, lalu sedetik kemudian menatap ke arah Severus dengan dingin.

“Kurasa sudah selesai, Severus, kau boleh pergi.”

Severus membalikkan badan dan langsung berhadapan dengan Harry yang berdiri ragu ketakutan di ambang ruang makan. Ada sedikit sinar geli di mata Severus ketika melihat ketakutan Harry, dia menunduk memberi hormat sedikit dengan sopan kepada Harry, lalu melangkah pergi meninggalkan ruangan.

Harry masih berdiri ragu di ambang pintu dan menatap Tom dengan ragu. Apakah yang ada di depannya ini Tom atau Voldemort?

Tom tersenyum dan mengerutkan keningnya melihat Harry hanya berdiri di situ, “Harry? Kemarilah.”

Harry melangkah mendekat dengan takut, “Kenapa kau berbicara kepada Severus?” matanya melirik ke arah kepergian Severus.

Ekspresi Tom tampak biasa saja, “Dia kepala pengawalku, Harry, kenapa?”

Harry menelan ludahnya dan mengamati Tom dengan cermat, berusaha mencari tanda-tanda, apa saja yang bisa memberitahunya siapakah yang sekarang ada di depannya.

“Dia ada di sana malam itu, ketika Voldemort membunuh Theo …” Harry berbisik dengan pelan sambil tetap menatap Voldemort. “Dia ... dia biasa saja ketika melihat mayat itu. Voldemort bahkan menyuruhnya membereskan mayat itu dan dia melakukannya.”

Tom meletakkan garpunya dan menatap Harry dengan sedih, “Harry .… maafkan aku karena kau harus mengalami kejadian itu, sungguh. Tetapi Severus masuk ke dalam rumah ini memang karena Voldemort yang membawanya masuk … dan aku berpikir dia diperlukan di rumah ini, kau tahu.” Tom menatap Harry dengan pandangan menyesal, “untuk membereskan ‘masalah’ yang dibuat Voldemort.”

From The Darkest Side | Tomarry ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang