Suatu

1.4K 175 41
                                    

Setelah berusaha dengan cukup keras, akhirnya Nabila berhasil membawa pulang kembali anaknya, Freya dari apartemen milik Jesslyn.

Memang cukup sulit untuk membujuk seorang Fiony. Namun dengan penuh pengertian, Nabila terus menerus berusaha untuk mencari tahu di mana gadis itu menyembunyikan anaknya. Ia terus berbicara dengan lemah lembut, gerak tangannya pun memberikan belaian yang tak kalah lembut dari ucapannya. Hingga pada akhirnya, membuat Freya sekarang sudah berada di dalam kamarnya.

Setelah memastikan Freya tertidur lelap, Nabila langsung turun untuk menemui Cindy yang tengah menunggu di ruangan tengah.

" Freya udah tidur? " Tanya Cindy saat matanya mendapati yang berjalan ke arahnya.

Nabila melangkahkan kakinya, mendekat dan duduk di depan Cindy. Ia tersenyum kemudian mengangguk. " Dunia sempit banget, ya? "

" Apa maksud lo? " Tanya Cindy. Ia bingung dengan arah pembicaraan yang keluar dari mulut Nabila.

Nabila tersenyum kecil. " Fiony sama Freya. Mereka mirip kayak Haruka sama Amel dulu. "

Cindy menaikan satu alisnya. " Amel? Maksud lo Melody? "

Nabila mengangguk. " Aku inget bangNabilaet. Dulu, Haruka ngelakuin hal yang sama kayak Fiony. Dia nyembunyiin Melody satu semester penuh setelah kita kalah lawan Armada Zohan. "

Cindy menunduk. Otaknya mulai mencari, memutar kembali ingatan masa itu. Momen di mana Melody disembunyikan entah di mana oleh Haruka.

Sadar gadis aneh.

Cindy setuju dengan apa yang Nabila katakan. Fiony memang sangat mirip dengan Haruka. Entah dari cara bicaranya yang sembrono, atau tidak memiliki rasa takut pada siapapun, bahkan saat terbukti telah menyembunyikan Freya sekalipun.

Ya. Itu sangat mirip dengan apa yang dilakukan oleh Haruka dulu.

Cindy mendongak untuk menatap Nabila. " Gue penasaran. Kemana perginya mereka semua... "

" Siapa? " Tanya Nabila, raut wajahnya berubah serius.

" Sahabat kita. Kemana perginya mereka semua setelah hari kelulusan? Amel, Yupy, Ayana, bahkan Haruka? "

Nabila menggeleng dengan senyum di wajahnya. " Suatu saat, aku yakin. Kita pasti bakal bareng lagi... "

°°°

Berpindah ke apartemen Jesslyn.

Setelah Freya dibawa pergi, Fiony masih saja terus duduk dengan raut wajah kesal di sana. Di ruangan dan di meja yang sama sejak 4 jam yang lalu. Bahkan, Fiony sama sekali tidak menggeser posisi duduknya sedikitpun dari sebelumnya.

Tak lama, Jesslyn datang dan langsung duduk di sebelah Fiony dengan senyum mengejek. " Cie. Yang abis ditinggal. " Ledek Jesslyn, membuat Fiony menatap tidak suka ke arahnya.

" Kenapa? Nggak terima? " Sinis Jesslyn ketika ditatap tajam oleh Fiony. " Sekarang, alpa lo udah pergi. Jadi sekarang, alpanya di sini itu gue. Ini teritori gue. "

Fiony sama sekali tidak menggubris ucapan Jesslyn. Otot-otot tubuhnya mulai menegang penuh amarah, warna wajahnya mulai memerah dengan wajah mengernyit kesal.

" Karena ini udah jadi teritori gue, King Jesslyn Callista. " Jesslyn berdiri, memiringkan senyum saat menatap Fiony. " Jadi gue mau lo, Budak Fiony Alveria, buat angkat kaki dari tempat ini! "

Fiony dibuat semakin marah, kini emosinya pada Jesslyn sudah tidak dapat ditahan lagi.

Fiony berdiri, lalu mendorong bahu Jesslyn dengan bahunya saat melewatinya.

48 GENGS [S2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang