Yang²

1K 130 51
                                    


Azizi duduk di atas pembatas jembatan, menatap kosong ke arah perairan yang membentang luas di hadapannya. Pada gengaman tangannya, terdapat sebotol kaleng minuman soda berwarna merah yang baru saja ia beli setelah kebut-kebutan di jalan dan terus memutuskan untuk berhenti di tempat ini.

Azizi menarik nafas dalam-dalam, lalu kembali menegak minuman bersoda itu hingga tandas.

" Ci Shani... Apa maksud cici waku itu? Kenapa cici pengen banget aku sekolah di tempat ini? " Azizi lantas membuang kaleng sodanya yang telah habis. " 48Geng... Aku sendiri masih belum paham arti kelompok itu, Ci... Apa arti sebenernya dari angka 4 sama 8 itu? "

Dalam kebingungannya, Azizi bertanya-tanya akan apa arti sebenarnya dari 48Geng yang didirikan pertama kali oleh mendiang kakak perempuannya itu.

Awalnya Azizi pernah berfikir bahwa arti dari 48Geng adalah tentang kebersamaan antara banyaknya orang yang memiliki banyak perbedaan.

Azizi menyimpulkannya sendiri melalui apa yang dilihatnya dulu ketika ia melihat secara langsung sepak terjang kakak perempuannya, selama membangun kelompok dengan nama 48Geng itu.

Dengan jelas, Azizi menemukan banyak perbedaan diantara banyaknya teman-teman kakak perempuannya. Seperti Gracia, Jinan, Feni dan yang lainnya. Mereka semua memiliki watak dan sifat yang berbeda, namun Shani mampu menyatukan mereka semua dalam kelompok yang diberi nama 48Geng.

Namun sepertinya, apa yang dipikirkannya itu salah. Ya, setidaknya memang ada kebersamaan di dalamnya. Namun jelas, kebersamaan itu tidak sepenuhnya benar.

Mereka terpecah belah pada akhirnya.

Cukup sulit untuk Azizi memahami hal ini. Kalau saja waktu bisa diputar mundur, Azizi ingin sekali menanyakan hal ini kepada kakaknya itu.

Kenapa kelompok ini begitu banyak diincar oleh kelompok berandalan lain?

Kenapa setiap mereka yang menggunakan nama 48Geng pada kelompoknya, mereka tidak akan bertahan lama?

Kenapa kelompok 48Geng ini selalu mendapatkan masalah, seolah terjerat dalam suatu kutukan yang tidak dapat dihindari?

Dan yang terakhir, kenapa kelompok yang telah berjalan dari generasi ke generasi ini, selalu diakhiri oleh rasa penyesalan dari seorang yang menjadi pemimpin di dalamnya?

Sang pemimpin seolah dibuat sangat menyesal lantaran telah membentuk sebuah kelompok dan mengatas namakan 48Geng di dalamnya. Dan paling tidak masuk akalnya lagi, kenapa rasa itu selalu muncul ketika 48Geng telah berjalan cukup lama.

Kenapa rasa penyesalan itu tidak terbentuk sejak jauh-jauh hari sebelum semuanya jadi memburuk?

Apakah semua ini telah tertulis dalam secarik kertas yang mungkin telah menjadikannya takdir?

" Woi! "

Azizi menoleh cepat saat bahunya ditepuk dari belakang.

" Ngapain tengah malem gini? " Orang yang menepuk bahu Azizi tersenyum lebar, kedua matanya bahkan sampai menyipit oleh karena senyumannya itu.

Azizi tak langsung menjawab. Ia mengamati lebih dulu sosok manusia yang tiba-tiba menghampirinya ini.

Entah siapa orang itu. Dia seorang gadis dengan senyum lebar, serta sebuah lensung pipi kecil di dekat ujung bibirnya saat tersenyum. Rambutnya hitam panjang, sedikit bergelombang pada ujungnya. Dari postur tubuh, gadis itu tidak terlalu tinggi dengan badan sedikit berisi.

"Hei? Malah ngelamun! " Gadis itu melambaikan tangan di depan wajah Azizi. " Nggak mabuk, kan? "

Azizi seketika menggeleng, lalu menjawab pertanyaan yang tadi gadis itu lontarkan. " Lagi nyari angin. Kenapa emangnya? "

48 GENGS [S2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang