Kenangan

1.2K 115 14
                                    

Genap sudah 3 tahun, Christy telah merasakan apa yang dinamai dengan kehangatan suatu keluarga. Keharmonisan yang tidak pernah dirasakannya sebelumnya, sesuatu yang diinginkannya sudah sejak sangat lama.

Shani Indira Natio, gadis cantik berambut panjang dengan senyum manis itu telah mewujudkan apa yang Christy mau, memberikan sesuatu yang Christy angap selama ini hanya sekedar angan-angan belaka dan hanya bisa terjadi di dalam mimpinya: sebuah keluarga yang hangat dan penuh tawa.

Christy berdiri di ambang pintu, menatap lurus ke arah di mana Shani terlihat tertawa bahagia di sana. Sebuah meja bundar yang dikelilingi oleh 8 gadis yang duduk melingkar.

Terlihat dari kedua bola mata Christy, mereka semua terlihat begitu bahagia, saling melontarkan candaan yang membuat tawa dan senyum mereka semakin melebar, menciptakan kehangatan kebersamaan yang sesungguhnya bagi seorang Angelina Christy, gadis malang yang sebelumnya hidup tersiksa dalam kesendirian.

Azizi, Chika, Shani, Gracia, Jinan, Feni, Sisca dan Desy, kebersamaan dari mereka saat ini adalah bentuk dari kebersamaan yang sebenarnya. Tidak terbatas oleh apapun, dan berjalan begitu saja mengikuti alur, bagaikan air yang mengalir atau angin yang berhembus, mereka terlihat begitu bahagia.

Air mata Christy mengalir, ia menggigit bibirnya yang mulai gemetar, kehangatan mereka membuat hatinya terasa bergetar. Sungguh, Christy tidak pernah menyangka akan masuk ke dalam suatu lingkar kehangatan keluarga semacam ini.

Christy berjanji dan akan berusaha untuk menjaganya tetap seperti ini. Tidak boleh ada yang berubah, tidak boleh sama sekali.

Christy menyeka air mata. "Ci Shani... Dia adalah kunci kebahagiaan ini. " Batinnya seraya mendekat, masuk ke dalam ruangan untuk kembali membaur.

" Udah Toy? " Tanya Azizi, setelah Christy duduk di sebelahnya. Diapit oleh dirinya dan juga Shani.

Shani tersenyum hangat. " Jangan kebanyakan makan pedes. Nanti sakit perut. "

Christy mengangguk, wajahnya mengukir senyum saat menatap bola mata Shani yang begitu cantik baginya. " Siap Ci! Toya nggak lagi-lagi ngikutin Ci Desy, hehe. "

" Kok aku sih, Toy? " Kerutan pada dahi Desy terbentuk, " Kan kamu yang minta. Bukan aku yang ngasih?! " Sewotnya.

" Iya, nih. Bisa-bisanya nyalahin Desy, haha. " Imbuh Sisca, lalu lanjut memakan makanan yang masih tersisa di atas meja.

" Toy! Toya! " Panggil Gracia.

Christy menoleh. " Kenapa, Ci? " Sahutnya, membuat atensi mereka di ruangan ini teralihkan padanya.

" Kamu... " Gracia menggantung kalimatnya, lalu menatap Shani sejenak. " Kamu udah cebok? " Tanyanya pelan.

Pertanyaan Gracia, jelas membuat semua yang ada di ruangan menampakkan wajah heran sedikit terkejut. Pertanyaan macam apa itu?

" Ge? " Shani melirik Gracia, lantaran merasa tidak nyaman atas pertanyaan yang terlontar dari sahabatnya itu, di saat-saat makan bersama seperti sekarang ini.

" Nanya aja, Shan. " Balas Gracia, lalu kembali merebahkan diri dengan malas pada boneka besar di belakangnya.

" Ahahaha! " Tawa Feni menggelegar, suara tawa bagaikan suara hantu itu membuat Gracia yang hampir terlelap pun terkejut.

" Apasih? Nggak jelas. " Kesal Gracia, lalu kembali mendusel pada boneka yang kini dipeluknya.

" Tadi... Air kran kan mati ya? " Feni tersenyum, menatap Christy yang terlihat bingung.

" Kenapa? " Tanya Christy bingung.

Feni beranjak, lalu mendekat ke belakang Christy. Ia mengendus-endus di sana, lalu kembali terkikik. " Kamu beneran udah cebok? Kan nggak ada air, Toy?! Ahahaha. "

48 GENGS [S2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang