Tera berjalan bersisian dengan Heksa setelah keluar dari garbarata, keduanya tampak diam dan tak ada yang mengeluarkan suaranya. Tera yang tak acuh dan Heksa yang memang pendiam membuat suasana perjalan dari Indonesia menuju Singapura dominan diisi oleh keheningan.
Tera terus mengikuti langkah Heksa hingga tiba di area penjemputan, dan di sana terdapat dua laki-laki dengan kaos polo hitam yang dipakainya tampak langsung menghampiri Heksa dan mengambil alih koper Tera yang tadinya Heksa bawa. Sedangkan laki-laki itu sendiri tak membawa apapun. Sebenarnya Tera cukup penasaran akan banyak hal, tapi dirinya merasa enggan untuk sekedar bertanya. Pasti Tera akan terlihat sangat kepo sekali, padahalkan Tera hanya sedikit penasaran saja.
Mengabaikan segala bentuk pertanyaan-pertanyaan dibenaknya, Tera yang kini menelisik dua laki-laki di depannya itu mendapatkan atensi dari Heksa. "Perkenalkan, dia Greg dan Ramon. Mereka yang akan membantu selama kamu ada di sini."
Dua laki-laki bernama Greg dan Ramon itu tampak mengangguk kecil pada Tera sebagai salam perkenalan. Tera hanya menatap keduanya dengan raut tanpa arti.
"Apapun yang Ibu butuhkan, jangan sungkan untuk mengatakannya pada kami." Ucap Ramon sambil tersenyum.
Raut Tera langsung berubah, apa katanya tadi? Ibu? Kurang ajar sekali dia menyebutnya Ibu, apa wajah Tera setua itu?
"Siapa yang lo maksud Ibu?" Tanya Tera langsung, nada tak suka tak bisa Tera sembunyikan.
Ramon yang mendapatkan reaksi tak suka dari Tera kontan gelagapan. "Hah? O-oh eum ..." Tatapan Ramon tertuju pada Heksa yang tak bereaksi apa-apa.
Mengerti situasi yang jika dibiarkan akan semakin canggung, Heksa mengajak semuanya untuk segera pergi dari sana. Tera yang mendapatkan pengabaian seperti itu kontan langsung menggeram tak suka. Mereka itu apa-apaan sih?!
Tera yang masih menatap tajam punggung ketiganya yang sudah melangkah di depan harus mengalah ketika Heksa terdengar menegurnya. "Mau sampai kapan kamu berdiri di sana?" Heksa menoleh ke belakang ketika sadar jika Tera tak berjalan mengikuti langkahnya.
Tera berdecak keras sebelum melangkah menyusul Heksa bahkan, tak berhenti ketika posisinya sudah sejajar dengan laki-laki itu. Tera mendahului ketiganya melangkah ke pintu keluar. Namun, semakin dekat menuju pintu keluar Tera semakin melambatkan langkahnya, sebab dia tidak mengetahui dimana posisi mobil yang hendak mereka tumpangi. Dan demi mempertahankan gengsinya, Tera langsung memasang raut kesal ketika langkah tiga orang laki-laki itu semakin dekat kepadanya. "Lama banget sih, mobilnya di mana?" Ketus Tera.
Greg dan Ramon saling lirik dengan gerakan tak terlalu mencolok, sedangkan Heksa justru menatap Tera intens secara terang-terangan. Tera yang ditatap seperti itu merenggut tak suka, ekspresi laki-laki itu tak pernah bisa Tera baca dan hal itu membuat Tera semakin kesal.
"Sebelah sana." Greg menunjuk jalan sebelah kiri. Tanpa mau kembali menatap Heksa, Tera langsung melesat pergi dari hadapan ketiganya. Persetan dengan pemikiran ketiga laki-laki itu tentang dirinya yang tiba-tiba tantrum seperti ini.
Kini Tera sedang berada di sebuah taksi yang rupanya sudah dipesan oleh Greg dan Ramon dengan Heksa yang berada di sebelahnya, sedangkan kedua laki-laki tadi berasa di taksi yang ada di belakangnya.
Mobil yang dikendarai oleh sopir taksi itu kini tiba di sebuah hotel bintang lima yang terkenal di daerah Singapura. Alis Tera kontan naik ketika Heksa membawanya ke tempat ini. Pikiran buruk langsung saja berjejalan di benaknya. Tera mencemooh tindakan impulsifnya ketika menyetujui untuk ikut bersama laki-laki yang meski dulunya mereka adalah mantan kekasih, tapi itu sudah belasan tahun berlalu. Bisa saja waktu selama itu merubah kepribadian seseorang yang dulunya sangat penyayang menjadi sosok kriminal. Ditambah, Tera juga tak pernah mendengar kabar apapun dari Heksa, seolah radar laki-laki itu tak pernah bisa ditemukan lagi. Atau karena memang sebenarnya Tera sendiri yang enggan mengetahui apapun yang bersangkutan dengan laki-laki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
EDAMAME
ChickLitTera tak habis pikir, setelah belasan tahun tak bertemu dengan mantan pertama sekaligus cinta monyetnya zaman SMP, kini Tera harus kembali bertemu dengan laki-laki itu karena adanya rencana perjodohan antara Tera dengan sang mantan. Bagi Tera, tidak...