Chapter 10

194 32 2
                                    

SMP Trijaya School, Jakarta.

Riuh gemuruh akibat sorak sorai dari para murid membuat suasana sekolah terdengar ramai. Koridor-koridor di dekat lapangan utama dipenuhi oleh para murid, sebagian lagi tampak berdiri cukup dekat dengan lapangan out door tersebut.

Di lapang tersebut, kini sedang dilangsungkan pertandingan basket putra dari SMP Trijaya School melawan SMP Harapan Mulia. Pertandingan persahabatan tersebut tentunya menarik perhatian para murid lainnya, apalagi para murid perempuan yang tak habis-habisnya berteriak memberikan semangat pada para pemain.

Tera dan Ana termasuk sebagai perempuan yang menatap penuh semangat akan pertandingan tersebut. Apalagi salah satu pemain tersebut merupakan Heksa yang notabene adalah pacar Tera.

"Semangat Heksayang!!" Teriak Tera yang berdiri dibarisan paling depan dekat lapangan. Di lapang out door memang tidak memiliki tribun seperti di lapangan indoor. Meskipun panas menyengat kulit, tak lantas membuat semangat mereka kendor untuk mendukung tim jagoannya.

"Semangat Heksayang!" Teriak Ana ikut menyemangati.

Tera kontan menoleh pada sahabatnya itu. "Kok gitu sih?!"

"Kan gue juga mau nyemangatin."

"Ya tapi panggilan itu cuma buat gue Anaaa." Kesal Tera dengan sedikit merengek.

Ana tampak berpikir sejenak sebelum kembali menyimpan kedua tangannya didekat bibir, hendak berteriak. "Semangat Heksayangannya Astera!" Senyum Tera mengembang sempurna.

"Nice!" Tera memberikan jempolnya pada Ana.

"Cowok lo, pesonanya gak main-main sumpah. Lihat tuh banyak yang ngeces liatnya." Tunjuk Ana pada beberapa perempuan yang memang menatap penuh minat pada Heksa yang kini sedang melakukan dribel.

Tera ikut melihat apa yang Ana tunjuk. Heksa memang sulit untuk diabaikan, para penggemar laki-laki itu memang banyak. Tapi meskipun begitu, tentu tetap Tera pemenangnya. "Percuma mereka suka sampe mau salto juga, pemenangnya tetep gue!"

Ana mencibir sahabatnya yang terakreditasi A bucin akut itu. Tapi memang di sekolah, pasangan Heksa-Tera menjadi pasangan paling fenomenal dan sensasional. Mengingat visual keduanya yang berada di atas rata-rata, dan hal itu menjadi patokan utama orang lain menilai keduanya. Meskipun rata-rata murid di sana memiliki wajah yang tak kalah tampan dan cantik dengan wajah yang oriental. Namun, baik Heksa maupun Tera, keduanya memiliki aura yang terpancar kuat.

"Eh eh lihat! Heksa lihatin lo tuh!" Heboh Ana sambil memukul-mukul lengan atas milik Tera yang meringis.

"Sakit Ana!"

Ana tak menghiraukan itu dan masih menatap pada lapangan yang pada akhirnya juga mendapatkan atensi Tera. Benar saja, kini laki-laki dengan kaos jersey bernomor punggung 21 yang tak lain adalah Heksa tengah menatap pada Tera. Heksa melangkahkan kakinya ke tempat Tera kini berdiri. Kontan saja hal tersebut membuat Tera salah tingkah ditempatnya.

Heksa tersenyum kecil dan meraih botol minum yang memang sedari tadi Tera pegang. "Buat aku kan?"

Tera mengangguk malu-malu yang mendapatkan tatapan penuh cibiran dari Ana. Heksa langsung meminum air dari dalam botol hingga setengahnya. Permainan memang sedang dihentikan sejenak karena pertengahan waktu. SMP Trijaya School mendapatkan poin unggul dipertandingan pertama.

"Berdirinya jangan di sini, panas." Ucap Heksa sambil menatap Tera yang kini tengah mengulum bibirnya.

"Tapi di sini paling jelas." Balas Tera.

"Tapi panas, pipi kamu sampe merah itu. Nggak bawa topi?" Tera menggeleng.

Heksa menyeka keringat di dahinya menggunakan punggung tangan, Tera yang melihat itu buru-buru meraih sapu tangan di saku roknya dan memberikannya pada Heksa. "Makasih."

EDAMAMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang