"Fa...gua selalu disini. kalau lu cape sama semuanya,dateng ke gua, jadiin gua sandaran lu"
-who?Jam sudah menunjukkan pukul dua belas siang. dimana matahari kini sedang berada diatas kepala, atau bisa dibilang matahari sedang panas-panasnya.
Rafa sedang asyik rebahan di kasurnya, ia menatap kosong sekeliling kamarnya. bisa ia lihat ada sebuah lemari usang yang terdapat di samping kiri tempat tidur nya, satu meja belajar dipojok kamarnya, sebuah meja kecil persis disamping kanan tempat tidurnya, dan beberapa gantungan baju yang berisi pakaian yang telah disetrika rapi tergantung indah di dinding kamarnya.
Rafa menghela nafas, lagi-lagi seperti ini. sepi, satu kata yang ada dipikiran dan hati Rafa. bagaimana tak sepi, ia tinggal sendirian tanpa ada yang menemani. dulu ia punya adik berumur perempuan berumur 7 tahun, tapi sekarang, adiknya telah berpulang membawa kedua orang tuanya juga. meninggalkan Rafa sendirian.
Rafa menyendu, ia menggelengkan kepalanya. ia meyakinkan dirinya sendiri, ia tak boleh sedih. harus bahagia, bahkan saat tak ada yang menemaninya. ia harus bisa mandiri, tak selalu mengandalkan orang lain.
Rafa kini kembali melamun, tapi bukan tentang sunyi atau keluarga nya. tapi tentang lukanya, ia meringis merasakan sakit di sekujur tubuhnya akibat adu jotos dengan para preman. belum lagi punggungnya yang berubah menjadi warna kebiruan akibat memar dari pukulan balok kayu.
"Shit, sakit bet cok, walaupun sering tawuran tapikan gua kaga pernah sampe gini. biru semua badan gua, jadi mirip Krisna." Gerutu Rafa sambil berguling-guling kesana-kemari diatas kasurnya.
Rafa menghentikan aksi berguling nya. ia berganti posisi. terlentang dengan dua tangan yang direntangkan di kanan dan di kirinya. ia terpikir akan sekolahnya.
"Duh... gua jadi galau. gimana ya keadaan sekolah, nyesel gua kaga masuk" Ujar Rafa.
Jangan salah, meskipun dia urak-urakan dia itu termasuk anak yang rajin pergi ke sekolah. walaupun saat jam pelajaran wujudnya selalu tidak terlihat di kelas, tapi ia tetap berada dilingkungan sekolah. entah itu di rooftop atau di belakang sekolah. yang pasti tempat yang jarang didatangi, supaya Rafa dan teman-temannya nyaman buat merokok tanpa takut ketahuan.
Rafa membuka hpnya, lalu memutar sebuah dj. iya, apapun masalah si Rafa, yang selalu diputar sama dia itu lagu dj, kalau ngga dj ya lagu remix. bahkan ia tidak punya satupun lagu galau di playlist nya.
Musik mulai terdengar dari earphone yang dipakainya. matanya memejam menikmati dj yang ia putar. mulutnya juga mengikuti lirik dari dj itu, walaupun tidak jelas. kepala nya juga sudah bergoyang mengikuti irama dj tersebut.
"Okta cuma punya deng rencana, macam modal ini memang pacar tara guna...cis cis cis cis cis faja skali, cis cis cis cis memang faja skali... anciss kane!"
Rafa sudah tak rebahan, ia sekarang berdiri diatas kasurnya. kepala dan pinggulnya juga ikut bergoyang mengikuti irama. saat ini, Rafa sangat mirip dengan biduan yang biasa disewa dan disawer saat ada hajatan.
"Beh... engkol mang! dola dola dola, kita salah dola...dola dola dola aduh kita salah dola." Ujar Rafa sambil bergoyang, mirip ulat keket.
Rafa terus bergoyang mengikuti alunan lagu dj itu, sekarang ia sudah mengambil kaca mata hitam diatas meja kecil disamping kasurnya lalu memakainya, dan lanjut bergoyang.

KAMU SEDANG MEMBACA
ALGARA [ON GOING]
Randomdicintai? itu adalah part yang paling dinanti oleh banyaknya manusia, tak terkecuali oleh Rafa. seorang pemuda nakal yang suka akan kekacauan dan kebebasan. dia tak pernah menyangka, akan dicintai sebegitu besarnya oleh seseorang yang bahkan belum l...