ALGARA : 9

100 10 6
                                    

Rafa terkejut melihat pemuda yang seharian ini menolongnya sedang duduk manis di atas motor miliknya. bahkan ia juga masih menggunakan helm.

"Lu kok ada disini lagi sat! perasaan lu mulu yang gue liat." Ujar Rafa kesal.

"Gua cuma kebetulan jalan-jalan disekitar sini, gua ngechat lo ga lo bales. yaudah gua keluar jalan-jalan." Saut Gara.

Tapi itu semua bohong. Gara bukan kebetulan lewat dan jalan-jalan. dia sedari jam delapan malam sudah ada di parkiran kafe menunggu Rafa. tapi tentang chat Gara itu, ia tak berbohong. ia memang mengirimkan pesan ke Rafa sekitar jam tujuh malam. bahkan ia sampai mengirimkan belasan pesan, tapi tak ada satupun pesannya yang dibalas oleh Rafa. tanda-tanda anak itu online saja tidak ada, ya walaupun pesan yang dikirim Gara cuma 'p' yang dikirim berulang-ulang.

"Oh lu ada ngechat gue? ya mangap ga gue bales soalnya hp gue gue matiin, biar ga ngeganggu gue kerja." Ucap Rafa.

Gara berdehem.
"Ga masalah, lagian gua cuma ngechat p doang."

Rafa memutar bola matanya malas.

Tiba-tiba terdengar suara klakson motor yang mengalihkan atensi mereka berdua. itu ojek yang dipesan Rafa.

"Dengan Rafa Hastawianto?" Tanya sang ojol.

Rafa mengangguk. lalu berjalan kearah ojol tersebut.

"Gar gue balik duluan ye, udah dateng ojolnya." Ucap Rafa.

Saat Rafa ingin memakai helmnya, tiba-tiba tangannya ditahan oleh Gara. lalu Gara mengeluarkan dompetnya dan mengambil selembar uang pecahan seratus ribu.

"Ini pak, dianya ga jadi. mau pergi sama saya." Ucap Gara sambil menyerahkan uangnya kepada pengemudi ojol tersebut.

Rafa sontak melotot dan ingin melayangkan protes nya, namun Gara menaruh telunjuknya di bibir Rafa.

"Makasih ya mas, tapi ini kebanyakan." Ujar ojol tersebut.

"Gapapa pak, sisanya buat bapak." Balas Gara.

Sang pengemudi ojol itupun tersenyum dan mengucapkan terimakasih, lalu pergi dari hadapan Gara dan juga Rafa.

"Lu apa-apaan sih tod, gue mau pulang. malah lu suruh pergi bapak ojolnya tadi, Gara asu." Kesal Rafa.

"Lo temenin gua jalan-jalan." Ujar Gara.

"Gamau gua Gar, cape anjir. gua mau pulang mau turu, kaku semua ini badan." Tolak Rafa.

Gara berdecak, lalu dengan paksa menaruh Rafa keatas jok motornya yang membuatnya mendapat cubitan keras di lengannya.

"Heh! lu kayanya demen banget ngangkat gue keatas jok motor lu. gua kaget puki!" Ucap Rafa sambil menatap nyalang Gara.

Gara hanya mengedikkan bahu nya acuh, sambil sesekali mengusap lengannya yang tadi dicubit oleh Rafa. cubitannya ga main main.

Kesal karena diabaikan, Rafa kembali mencubit lengan Gara dengan brutal. walaupun sedikit kesusahan karena lengan Gara yang penuh dengan otot membuatnya harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk mencubit nya.

"Aduh za, sakit. iya gua minta maaf, udah woy sakit." Ringis Gara.

"Bacot upil landak."

Gara tak menanggapi nya lagi, dia memakaikan helm kepada Rafa dan menjalankan motornya membelah jalanan malam yang lumayan ramai.

Diatas motor, keduanya hening. mereka berdua sibuk menikmati suasana malam yang sejuk dan tenang. meskipun jalanan cukup ramai, tapi mereka berdua tetap bisa menikmati tenangnya suasana malam.

ALGARA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang