ALGARA : 7

191 16 5
                                    


Kini Rafa terdiam di kursinya, menatap kearah Gara yang dengan tanpa rasa bebannya memesan seluruh menu yang ada pada waiters.

Sang waiters juga sama terkejutnya dengan Rafa. ia dengan gemetar menulis semua pesanan Gara.

"Za, kenapa?" Tanya Gara kepada Rafa yang sedari tadi hanya terbengong menatapnya dengan sang waiters.

"H-ha? oh, gapapa Gar."

'Gapapa darimana anjink, gila ni anak mesen ga ngira ngira' beda dihati, lain di mulut.

Gara mengangguk, walaupun ia merasa kurang puas akan jawaban Rafa.

Keduanya sama sama terdiam, sibuk dengan isi pikirannya masing masing. selama beberapa menit dengan keadaan canggung, lamunan keduanya buyar saat mendengar suara sang waiters.

"Ini pesanan nya, tuan." Ujar sang waiters gemetar sembari menaruh satu persatu semua hidangan yang dipesan Gara.

Lagi lagi Rafa terbengong. gila, Gara benar-benar memesan seluruh menu yang ada. meja bundar itu kini penuh dengan makanan dan minuman yang dipesan, membuat Rafa semakin lapar.

"Thanks." Ucap Gara.

Sang waiters tersenyum, lalu dengan cepat pergi dari hadapan Rafa dan Gara dengan mendorong troli yang tadi ia gunakan untuk mengantarkan pesanan Gara, horor.

Gara tersenyum geli melihat ekspresi Rafa. anak itu kini terbengong dengan mulut terbuka kecil dan mata yang berbinar-binar, sangat imut.

"Ambil aja, makan sepuasnya." Ujar Gara.

Rafa tersentak, ia meringis malu. ia ketahuan menatap hidangan dengan lapar oleh Gara.

"Eee...beneran?" Tanya Rafa sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Gara mengangguk.

Alhasil Rafa dengan lahap menyantap hampir semua makanan dan minuman yang ada dimeja bundar tersebut. bahkan Gara hanya makan sebuah spaghetti bolognese dan americano ice, sisanya Rafa yang menyantap.

Inilah Rafa. awalnya malu-malu, lama-lama malu maluin.

Rafa sibuk dengan kegiatan makannya, sedangkan Gara sibuk memandangi Rafa yang lahap makan itu. rakus, seperti tidak makan setahun, tapi lucu. itu pikir Gara.

"Gwar...lwu nggwa mwakwann?" Ujar Rafa dengan mulut penuh.

Gara terkekeh, lalu menaruh telunjuknya dibibir Rafa.

"Makan." Saut Gara yang telunjuknya masih berada dibibir Rafa.

Rafa berhenti mengunyah, ia loading sebentar. lalu dengan cepat mengunyah lagi makanannya sembari membuang muka kearah lain. mukanya memerah.

Gara mendengus geli, tak ayal dia ikut menikmati makanan nya.

Meja bundar itu hening, dengan dua manusia yang sibuk menyantap makanannya masing-masing.

"Ah...kenyang banget anjir perut gue." Ucap Rafa sambil mengelus-elus perutnya.

Gara menatapnya.
"Kenyang?"

Rafa mengangguk.

"Tapi sayang cok, masih ada yang belum gue makan. bungkus boleh ga?" Tanya Rafa tak tahu malu.

Gara terkekeh, entah berapa kali hari ini ia begitu. biasanya hanya wajah sedatar tembok yang ia tampilkan. tapi sekarang, ia menjadi lebih ekspresif karena Rafa.

"Terserah lu, za." Jawab Gara seadanya.

Rafa berbinar, tapi dengan cepat ia mendelik. apa-apaan, kan ia sudah bilang bahwa ia tak menerima panggilan lain. tapi titan bongsor ini malah memanggilnya 'aza'.

ALGARA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang