🍀16

23.1K 2.2K 832
                                    

"Banyak banget keongnya, Ros."

Eros yang kala itu baru pulang, melirik ember di tangannya setelah mendapat teguran dari tetangganya. Di sana terdapat setengah ember keong serta siput titid kesukaan Kayana.

Entah apa yang membuatnya hingga Eros rela menceburkan diri di empang.

"Buat orang rumah, Pak. Soalnya pada doyan." ungkapnya tersenyum sekilas sambil berlalu dari sana.

"Eh tunggu, tadi rumah kamu kedatangan tamu." tetangga tadi kembali menghentikannya.

Eros menaikkan satu alisnya, lalu apa hubungannya dengan Eros?

"Denger-denger, katanya yang datang pria yang ngaku-ngaku suaminya Lembayung. Sedih pokoknya, ibu kamu sampe nangis. Soalnya suaminya Lembayung maunya hari ini Lembayung pulang."

Mendengar pengakuan itu, tak ayal Eros segera berlari menuju rumahnya yang sudah tidak jauh lagi.

Dari kejauhan, Eros bisa melihat Kayana digandeng oleh seorang pria bertubuh tegap menuju mobil putih.

Tidak bisa!

Bagaimana mungkin Kayana pergi di saat Eros membawakan makanan kesukaan wanita itu.

"LEMBAYUNG!"

Teriakan Eros masih didengar Kayana, tetapi tarikan di tangannya membuat wanita itu tidak sempat menoleh sampai tubuhnya secara sempurna masuk ke dalam mobil.

Yang bisa Kayana lakukan hanyalah menoleh ke belakang menatap Eros senantiasa mengejar mobil yang ditumpanginya.

"LEMBAYUNG!"

Eros terus berlari tanpa peduli keadaannya yang kacau lengkap dengan tangan yang menenteng ember kecil berisi siput. Tatapan penuh ke-kepoan tetangganya juga tak ia hiraukan. Sayangnya, usaha Eros sia-sia, mobil tetap melaju tanpa ada niat berhenti menjadikan Eros perlahan menghentikan langkahnya diikuti napas putus-putus.

"Bang Eros!"

Panggilan itu tidak Eros hiraukan, dia hanya menatap kosong jalanan tempat mobil tadi membawa Kayana pergi.

"Bang Eros!"

Kali ini pipinya ditampar, Eros membelalak ketika mendapati dirinya malah rebahan di sebuah rumah-rumah kecil. Matanya mengerjap beberapa kali, meresapi segalanya hingga tusukan kecil di perutnya menyadarkan Eros.

"Bang Eros tadi kenapa teriak-teriak manggil nama aku?"

Gegas Eros bangun lalu menatap wanita yang berdiri di sisinya. Pandangannya mengedar, dan Eros masih ada diladang.

Apa, dia baru saja bermimpi?

Demi memastikan praduganya, Eros memukul kepala Kayana hingga satu ringisan berhasil lolos dari bibir si empunya.

"Bang Eros kenapa sih?" omelan Kayana tidak dihiraukan pria itu sebaliknya Eros memegang kedua pundaknya lalu memutar-mutar tubuh Kayana ke kiri dan ke kanan.

"Tadi bukannya saya udah usir, ya? Kok kamu di sini lagi?" Eros bertanya setelah sebelumnya melepaskan Kayana.

"Iya, terus aku balik lagi. Aku ingat masih ada pancingan, eh udah kena belum, ya?" Kayana bangkit guna menghampiri pancingan ikannya yang ia taruh di empang.

Namun pergerakannya segera ditahan, belum sempat memprotes kali ini tindakan Eros selanjutnya berhasil membuat Kayana diam tak berkutik.

Eros, memeluknya?

"Bang?"

Eros melepaskan pelukannya kemudian mengamati wajah kebingungan Kayana. Bayangan mimpi saat Kayana dibawa pergi oleh seseorang yang mengaku suaminya mengantarkan ketakutan tersendiri bagi Eros. Dia tidak tau apa yang terjadi, tapi Eros takut bila mimpinya itu bisa jadi kenyataan kapan saja.

Lembayung TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang