31

193 11 0
                                    

        Hans mengangguk tegas. "Tuan, saya mengerti. Kita harus bertindak cepat sebelum musuh lebih jauh melangkah."

  Betrand memandang Anneth dengan penuh kekhawatiran sebelum mengucapkan kata-kata berikutnya,  "Anneth, sayang, aku akan melindungimu. Ini adalah prioritas utama kita sekarang."

   Anneth tersenyum lemah, tangannya meraih tangan Betrand dengan erat. "Aku percaya padamu, Betrand. Kita akan melaluinya bersama."

   Mereka segera keluar dari ruangan tunggu menuju kendaraan yang telah menunggu dengan mesin menyala. Hans memimpin mereka ke mobil lain di belakangnya sambil berbicara lewat komunikator, "Semua anggota tim, kita bergerak sekarang. Siapkan diri untuk mengawal Tuan Betrand dan Nyonya Anneth dengan ketat."

   Sementara mereka melaju ke arah yang tidak diketahui, pikiran Betrand melayang ke masa lalu. Adrian, mantan agen yang dulu dianggapnya sebagai sahabat, kini menjadi ancaman nyata. Dia tahu Adrian memiliki dendam pribadi padanya, tetapi apa yang mendorongnya untuk kembali dengan kekerasan seperti ini??  Pertanyaan-pertanyaan itu memenuhi benaknya, namun sekarang adalah saatnya untuk bertindak.

        Setelah perjalanan singkat, mereka tiba di rumah sakit dengan ketenangan yang diperlukan. Petugas keamanan dan anggota tim segera mengelilingi mereka, memastikan tidak ada celah bagi musuh untuk menyerang. Betrand membantu Anneth turun dari mobil dengan lembut, memandunya ke dalam gedung rumah sakit dengan perasaan lega meskipun tetap waspada.

        Di dalam, ruang tunggu segera dihiasi oleh ketegangan yang terasa dari semua orang di sana. Betrand duduk di samping Anneth, tangannya tak henti-hentinya memegang tangannya. "Kita akan segera menyelesaikan ini, sayang. Percayalah padaku," bisiknya dengan suara lembut.

Anneth tersenyum tipis, matanya mencerminkan ketenangan yang diberikan oleh cintanya kepada Betrand. "Aku tahu kau akan melindungiku, seperti yang selalu kau lakukan."

Hans kembali setelah berkoordinasi dengan timnya. "Tuan, kami telah memperketat keamanan di sekitar area ini. Tidak ada aktivitas mencurigakan yang terdeteksi sejauh ini, tetapi kami tetap berjaga jaga tuan"

Betrand mengangguk serius. "Terima kasih, Hans. Teruskan pemantauan dengan ketat. Kita tidak boleh lengah."

     Hans mengangguk hormat dan kembali mengawasi sekeliling dengan matanya yang waspada. Betrand dan Anneth duduk bersama dalam keheningan tegang, menunggu kabar selanjutnya dari tim keamanan. Waktu berlalu dengan lambat, suasana di ruang tunggu tetap tegang meskipun tidak ada insiden yang terjadi.

       Beberapa saat kemudian, Hans mendekati Betrand dengan ekspresi serius di wajahnya. "Tuan Betrand, saya menerima laporan bahwa ada gerakan mencurigakan di sekitar area parkir belakang. Kami sedang menyelidikinya sekarang."

Betrand mengernyitkan dahi. "Apakah mereka sudah terdeteksi?"

"Belum, tuan. Tetapi kami tidak mengambil risiko. Saya akan memerintahkan tim untuk memperketat pengawasan di sekitar sana," jawab Hans sambil mengatur komunikator di telinganya.

Anneth menatap Betrand dengan khawatir. "Betrand, apa yang kita harus lakukan?"

Betrand memegang tangan Anneth dengan lembut. "Kita harus tetap tenang dan siap menghadapi apa pun yang terjadi. Hans dan timnya akan menangani situasi ini."

      Hans segera mengatur strategi dengan anggota timnya, membagi tugas untuk memeriksa setiap sudut area parkir. Dia berbicara lewat komunikator, "Semua tim, perhatian. Segera periksa area parkir belakang untuk aktivitas yang mencurigakan. Kita tidak boleh mengizinkan siapa pun mendekati tuan muda Betrand dan nona muda Anneth."

Beberapa saat kemudian, ada laporan dari salah satu anggota tim. "Hans, saya melihat seseorang yang mencurigakan di sudut timur parkir. Mereka berusaha menyembunyikan wajah mereka dengan topi dan jas hujan hitam."

---------

Anneth duduk tegak di kursi, matanya tetap terpaku pada Betrand yang berbicara dengan Hans. Wajahnya mencerminkan kekhawatiran yang dalam, seolah-olah dia bisa merasakan tegangnya situasi yang sedang mereka hadapi. Meskipun dia tahu Betrand adalah pria yang kuat dan tegas, tetapi sebagai istrinya, dia tidak bisa menahan diri untuk tidak khawatir.

Tangannya gemetar sedikit saat dia meraih cangkir air yang diletakkan di meja kecil di depannya. Dia mencoba menenangkan dirinya dengan menyeruput air, tetapi hatinya masih gelisah. Mereka berdua telah menghadapi begitu banyak dalam hidup mereka bersama-sama, dan kali ini tidak lain adalah ujian baru yang harus mereka lalui.

Betrand memperhatikan Anneth dari kejauhan, merasakan getaran emosional dari istrinya. Dia ingin sekali menghilangkan kekhawatiran dari wajahnya, tetapi dia tahu bahwa dalam situasi seperti ini, tindakan lebih berbicara daripada kata-kata. Dia berjanji pada dirinya sendiri untuk melindungi Anneth dengan segala yang dia miliki, tetapi saat ini, dia juga harus fokus pada tugas mereka menghadapi ancaman yang ada.

Hans mengakhiri pembicaraannya dengan tim dan berjalan mendekati Anneth dengan ekspresi yang hangat. "Nyonya Anneth, jangan khawatir. Tuan Betrand dan saya akan memastikan keamanan Anda selama operasi ini."

Anneth mengangguk lembut, tersentuh oleh perhatian Hans. "Terima kasih, Hans. Saya percaya pada Anda semua."

Hans tersenyum lembut dan kembali ke tempatnya untuk memantau situasi. Anneth menatap Betrand sekali lagi, mencari ketenangan dalam mata lelaki yang telah menjadi pendampingnya sepanjang hidup. Meskipun ketegangan terus menyelimuti hatinya, dia tahu bahwa bersama-sama mereka akan mengatasi ujian ini, seperti yang mereka lakukan dengan tantangan sebelumnya.

-TAKDIRKU-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang