"Eh? Hoseok? Muka lo ngapa sedih gitu?"
Wendy bertanya dengan Hoseok yang lagi makan di kantin Jurusan Seni Rupa. Setelah berlalunya acara HENIPA dan kembalinya kesibukan para mahasiswa. Seperti mereka bertiga ini yang baru selesai kelas masing-masing. Wendy dan Jisoo sudah duduk manis di depan Hoseok yang lagi makan.
"Ngga papa." jawabnya, "Gue cuman lagi kesal dengan si Joy." ucapnya lagi.
Wendy dan Jisoo cuman saling tatap-tatapan saja.
Hoseok menatap Jisoo dengan raut wajah sedih, "Maafkan si Joy ya Jis? Dia emang anaknya kayak gitu." ucapnya, "Sebenarnya gue udah tau kalau Taehyung sama Joy itu cuman mantan doang. Dari awal kejadian latihan drama itu, gue udah peringatin sama Joy buat jangan menyangkut paut lo sama rasa rindu dia dengan Taehyung." wajah Hoseok sekarang benar-benar sedih dan ia meraih tangan Jisoo, "Maaf ... gue ngga kasih tau lo."
Jisoo cuman sedikit kaget dan hanya bereaksi dengan menganggukan kepala. Ia usap tangan Hoseok dengan lembut, "Ngga papa kok bang Hoseok. Aku ngga akan menyimpan dendam dengan siapapun. Aku kemarin hanya kecewa saja dengan Joy dan Seulgi. Tapi aku ngga pernah benci sekali pun sama mereka." ucapnya dengan senyuman manis yang membuat Hoseok tambah bersalah.
"Seharusnya gue hentikan si Joy itu kemarin. Maaf Jisoo!" ucapnya lagi dengan wajah makin sedih.
Jisoo tersenyum kaku dengan reaksi Hoseok, "Udahlah! Lupa kan aja! Sekarang kan aku ngga kena rumor lagi. Jadi ... jangan nangis dong!" Jisoo langsung mengambil tisu untuk Hoseok.
Wendy yang melihat itu cuman tercengang dan bodo amat.
"Lain kali lo ingatin sahabat lo si Joy itu!" ucap Wendy dengan mata sinisnya.
Hoseok menganggukkan kepala menjawab ucapan Wendy, "Iya! Gue bakalan ingatin dia! Dan ngga bakalan buat Jisoo tercoreng lagi." ucapnya yang kali ini dengan wajah cerahnya.
Jisoo tersenyum senang dan ia usap bahu Hoseok dengan lembut, "Kamu sahabat yang baik ya? Aku jadi iri ..."
Hoseok tersenyum manis dan ia memengang tangan Jisoo lagi, "Gue juga bisa jadi sahabat lo kok Jis!"
Jisoo merasa senang di terima baik dengan Hoseok dan mereka lanjut makan lagi.
"LO BISA NGGA SIH? NGGA USAH IKUTIN GUE!"
Mereka bertiga cukup kaget dengan teriakan yang tiba-tiba datang dari arah masuk pintu kantin.
"SEULGI! Gue cuman mau jelasin ke lo!"
Seulgi tampak berhenti di depan meja Jisoo dan langsung membalikkan tubuhnya ke belakang. Ia malah berhadapan dengan anak MBA si Jimin ini.
"Seulgi ... gue mau ngomong dengan lo ..." ucap Jimin dengan terengah-engah.
"Ngga ada yang perlu di omongon lagi!" Seulgi langsung pergi dari sana dengan cepat.
Jimin si anak MBA cuman bisa menghela napas dan melihat Hoseok lagi makan bersama Wendy Jisoo. Ia langsung menghampiri Hoseok dan duduk di sebelahnya.
"Gagal lagi buat ngomong dengan Seulgi?" tanya Hoseok yang sudah tahu masalah temannya ini.
Jimin cuman mengangguk lemah dan ia tampak sudah pasrah dengan semuanya. Jisoo menatap Jimin dan Seulgi yang sudah keluar dari kantin.
"Kamu kenal dengan Seulgi?" tanya Jisoo yang penasaran.
Jimin mengangguk lemah, "Iya. Gue pernah chat dia buat ngobrol tapi ... malah di block ..." ucapnya dengan nada sedih.
Jisoo cuman mengangguk pelan dan lanjut makan. Jimin cuman bisa menghela napas berkali-kali sampai Wendy kesal.
"Lo itu kayak udah benar-benar pasrah kali ya? Mau sekalian bundir?" ucap Wendy dengan tersenyum meledek.
KAMU SEDANG MEMBACA
She's My Beautiful Girl
Ficção AdolescenteOrang seperti Taehyung benar-benar tidak pantang menyerah. Kalau dia sudah mau Jisoo, akan tetap ia perjuangkan. ⚠️"Semua tokoh yang bersangkutan tidak ada sangkut paut dengan kehidupan nyata! Ini hanya dibuat dengan imajinasi pengarang! Terimakasih...