Kalaupun aku terus berlari, masalah itu tetap datang.
°•°
29 Agustus —
Sudah hampir lima bulan Halilintar menetap di kota Kuningan ini. Selama lima bulan ini juga Halilintar semakin merasa bahwa hubungan pertemanannya dengan Gempa semakin membaik.
Halilintar juga semakin banyak lembur di rumah sakit. Terkadang pulang dini hari karena banyak yang harus diurus.
Tak memungkinkan hal itu tidak memengaruhi jam tidurnya. Sekarang Halilintar sedang menahan kantuk yang sangat berat.
Halilintar menahan wajahnya dengan tangan, tatapannya terpaku pada layar monitornya.
Halilintar kemarin habis ikut program milik Pak Frost yang membahas panik berlebihan yang di mana di kalangan anak remaja juga terkena.
Halilintar tidak asing dengan gejala-gejala yang disebutkan oleh Pak Frost. Bahkan ia tahu bagaimana rasanya ketika orang memiliki panik berlebihan.
Halilintar mencoba hal itu benar-benar tidak bisa napas.
Halilintar merasa familiar dengan penyakit ini.
Seperti...
"Li! Jangan ngelamun."
Tepukan di bahu itu membuat Halilintar tersadar.
"Gopal... maaf, aku lagi nahan ngantuk."
Gopal tampak bingung. Dia ikut duduk di sebelah Halilintar.
"Mikirin apaan emang?" tanya Gopal.
Halilintar menatap datar Gopal. Padahal ia sudah bilang menahan kantuk.
"Kamu pernah ngurus pasien yang punya panik berlebihan atau anxiety?" tanya Halilintar.
Gopal tampak berpikir sejenak. "Ah enggak, paling aku pernah dengar cerita dari Pak Frost."
"Kalau penasaran tanya dia aja, aku sibuk, dah!" Gopal beranjak dari tempatnya.
"Tau gitu ngapain negur aku coba, udah tau sibuk." Halilintar menggerutu.
***
Halilintar meminum kopinya di taman rumah sakit. Banyak pasien sedang bersantai ria. Ada beberapa anak juga sedang bermain ayunan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sembuh Bersama || LIBUR ||
Historia CortaHalilintar memiliki dua teman yang kisahnya sama-sama sakit seperti kisahnya sendiri. Lalu mereka berjanji untuk sembuh bersama, walau akhirnya salah satu dari mereka pergi. • Area Angst • Direkomendasikan untuk membaca saat malam hari • BUKAN BL...