18. Cikal Bakal; Taufan

380 71 75
                                    

“Aa, ini sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Aa, ini sakit..”

'°•°'

!Trigger Warning!
KDRT
CHILD ABUSE

Walau tidak mau mengalami fase kakak-beradik yang Beliung takuti selama ini.

Namun, akhirnya fase kakak-beradik itu terjadi pada Beliung dan Taufan.

Kini Beliung berusia 18 tahun, telah lulus dari SMA dan akan menempuh pendidikan lebih lanjut di Universitas Diponegoro.

Beliung harus pergi ke kota Semarang pada hari ini untuk melanjutkan pendidikannya dan Beliung terpaksa untuk berpisah dengan Adiknya yang saat ini berusia 8 tahun.

Beliung saat ini berada di stasiun kereta bersama keluarganya yang akan mengucapkan selamat tinggal padanya.

Sedari tadi Taufan menatapnya dengan tatapan sedih. (Sebenarnya Taufan sudah menangis dari rumah).

"Aa bakal pulang 'kan?" tanya Taufan menahan tangisannya.

Beliung menghela napas panjang, ia mengangguk. "Aa bakal pulang kalau waktunya libur semester."

"Itu kapan?" tanya Taufan.

"Mana Aa tau, nanti Aa kabarin ya?"

Taufan memeluk erat tubuh Kakaknya. Dia kembali tersedu-sedu, ucapannya yang terpotong-potong itu terdengar menyakitkan sekaligus lucu.

Taufan tidak ingin berpisah dengan Kakaknya.

"Aih, Dedek, udah jangan nangis, Aa 'kan rantau buat cari ilmu, harusnya Dedek senang dong." bujuk Bunda untuk melepaskan pelukan anak bungsunya.

Bagaimanapun kereta sebentar lagi akan segera berangkat.

Taufan menggeleng dengan cepat. "Gak boleh! Aa gak boleh pergi, kalau Aa pergi nanti aku main sama siapa!"

"Dedek 'kan banyak teman di sekolah, biarin Aa rantau ya?" Ayah ikut membujuk.

"Gak mau! Maunya sama Aa, Aa jangan pergi!" tangisan itu semakin kencang.

Ayah terpaksa untuk menarik Taufan agar tidak memeluk Beliung. Kereta akan berangkat dalam waktu 5 menit lagi.

Beliung sedikit menyamakan tingginya dengan tinggi Adiknya. Ia memegang kedua bahu Taufan dengan erat.

"Dek, dengerin Aa." ucap Beliung.

Taufan menggeleng-gelengkan kepalanya. "Gak mau! Aa jangan ke Semarang!"

Sembuh Bersama || LIBUR ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang