4. Once is enough.

138 16 14
                                    

"San," yang punya nama menoleh. "aku mengantuk" ujarnya seraya menekuk bibirnya kebawah. "Kau tidak imut, berhenti, kau membuatku geli" Berdecak sembari membuang muka.

Pria bermarga Choi yang memiliki postur tubuh besar, dan terbilang cukup dingin. Lee pun sama, akan tetapi sifatnya berbanding terbalik dengan temannya itu.

Tubuh yang hampir jatuh karna tak mampu menahan kantuk yang menyerangnya membuat dirinya frustasi.

Kenapa dia harus menjadi bodyguard sih.

Kenapa dia harus menjadi bodyguard sih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Eumm.. bukankah kita sudah lama tidak saling menyapa Hwang?" Ucapnya membuka topik pembicaraan.

"Aku tidak kenal kau," Menjawab tanpa menoleh. Melanjutkan makan, dan mengakhirinya dengan segelas Wine.

Selesai dengan makannya, Hyunjin berdiri dan hendak pergi. Akan tetapi, Ye Tak mencekal dengan kuat lengan Hyunjin. "Ayah menyuruh kita ke atas dulu," ucapnya seraya tersenyum dengan mata yang berbinar. Dan baru saja gadis asing ini memanggilnya ayah? Wtf-

Pria itu segera melepaskan tangan cantik itu dari lengannya. "Lalu?" se'erat-eratnya cekalan sang gadis, tenaganya masih kalah jauh di banding Hyunjin.

Pria itu tidak ingin membuat keributan, perutnya terasa mual sekarang. Kepalanya terasa pusing, dan pengelihatannya mulai kabur. Buruknya, bagian selatannya rasanya ingin mengeras.

'sial, apa aku mabuk karna segelas wine itu!?' Hyunjin tidak pernah seperti ini. Daya tahan tubuhnya sangat kuat untuk menahan efek sebuah alkohol, yang bahkan hanya segelas saja. 'Sial, apa kau memasukan obat perangsang di minumanku?' Pikir Hyunjin.

Ye tak sumringah di dalam hatinya, sepertinya obat itu benar-benar telah bekerja.

Hyunjin nyaris terjatuh, namun tangan sang gadis menopang berat tubuhnya. "Sebaiknya kau istirahat dulu, tuan Hwang" Ye tak tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Segera mengisyaratkan pelayan yang bekerjasama dengan dirinya untuk membantu membopong tubuh besar Hyunjin. "Kerja bagus, apa yang kau masukkan?"

"Ekstasi, itu bisa meningkatkan hasrat seksualnya" Ujar sang pelayan yang mungkin terdengar aneh, tapi itulah kenyataannya. Pelayan itu telah mencampurkan Ekstasi ke dalam Wine Hyunjin. Syukurlah gadis itu tak meminumnya.

Pelayan lain sebenarnya tau apa yang mereka lakukan, namun memilih untuk tetap diam karna tidak ingin kehilangan pekerjaan mereka. Apalagi perkataan si gadis yang mengancam akan menghabisi nyawa mereka.

Sangat di sayangkan, padahal Ye Tak tak berani melakukan hal semacam itu. Itu hanya bualan semata. Wajah mulus cantiknya tidak boleh terjamah oleh debu penjara sedikitpun. Meskipun sangat mencintai seorang Hwang Hyunjin, terkurung di dalam sel besi tidak baik kelangsungan hidupnya.

 Meskipun sangat mencintai seorang Hwang Hyunjin, terkurung di dalam sel besi tidak baik kelangsungan hidupnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hyunjin terbangun di ruangan bernuansa hitam yang terlihat tak asing baginya. Sial, kepalanya sangat sakit seperti di hantam lemparan batu berkali-kali. Memijat pelipisnya dan ia baru tersadar-

"Kenapa aku telanjang?" Dirinya terdiam sejenak.

"Sh#t" Hyunjin bangkit dari ranjang king size itu, langsung memungut kembali pakaiannya yang berserakan di lantai. Bercampur dengan lube, wadah kondom, begitu pula dengan bekasnya yang berisi cairan putih alias calon masa depan yang terbuang sia-sia.

Menjijikan.

Selesai dengan pakaiannya, ia mencari benda hitam pipih yang ternyata terjatuh di lantai. Mengibas selimut dan terkejut karena mendapati seorang gadis yang sama telanjangnya seperti ia tadi.

"Emmh, selamat pagi" mengucek matanya dan bangkit. Dengan segera Hyunjin kembali menutup kain itu. Matanya ternodai sekarang.

"Melakukan seks sebelum menikah adalah TABU. Ingat itu, Ning Yizhuo. Once is enough" Bentaknya murka. Melemparkan sebuah kartu kredit dan pergi dari sana.

"Kau pikir aku jalang?

"Malam yang menyenangkan, kan Hwang?" Ujar sang ayah yang tengah menikmati secangkir kopi di ruang tengah. Hyunjin berhenti sejenak, menatap manik sang ayah yang balik menatapnya. "Say something"

"Shut your mouth" Pria itu melangkah pergi, Pulang ke apartemen miliknya. Ia lelah, sungguh lelah.

"Apartemen"

"Now?" Ujar seseorang yang berada di telepon.

"Tes aku sekarang, jangan membuatku menunggu"

"Apapun untukmu, Hyun"

Panggilan di matikan secara sepihak. Menaruh kembali ponsel, dan kembali fokus mengendarai mobilnya.

15 menit kemudian ia sampai.

Memencet angka 19 menuju lantai tempat ia tinggal.

Segera memasukan kode untuk membuka pintu,

1-5-0-9-2-0

Kode yang cukup mudah untuk di ingat.

Membanting dirinya di sofa. "Persetan dengan wajah anggun itu brengsek" umpatnya.

Terus-terusan memaki dirinya sendiri karna telah lalai. Sampai akhirnya terdengar suara bel pintu yang membuat Hyunjin seketika berhenti dan bangkit.

Tanpa permisi seorang pria masuk ke ruangannya, yang langsung mendudukkan pantatnya di sofa.

"Tes apa yang kau maksud?"

"Narkoba"

"Astaga," Ujarnya tak terkejut sama sekali.

"Butuh waktu 2-14 hari paling lama untuk mengetahui bahwa kau positif narkoba. Dan waktunya bergantung pada jenisnya"

"Tulis apa yang kau rasakan selama sepekan, dan berikan padaku catatan yang kau tulis selama sepekan terakhir" Titahnya.

"Baiklah. Woojin," Ia paham.

Kim Woojin namanya. Dari pihak kepolisian yang mengatasi masalah penyalahgunaan narkotika tanpa hak atau melawan hukum.

Ingat, 'tanpa hak atau melawan hukum'

'aku tidak akan di tangkap kan?' Batinnya.

"Maaf mengganggu waktumu," Sang teman hanya mengangguk dan mengwajar-
kannya. Bagaimanapun sahabatnya juga tak tahu-menahu tentang obat semacam itu. Dirinya hanya menuruti perintah saja.

Hyunjin hanya harus tenang dan berjaga-jaga. Dirinya tau, tau bahwa gadis itu masih memiliki rencana lain. Bagaimanapun caranya, dan apapun juga untuk mendapat perhatian dari Hyunjin. Ia harus selangkah lebih maju dari gadis itu.

Memutuskan untuk berendam di bathtub dengan air hangat, berharap agar sakit kepalanya berkurang dan pikirannya kembali tenang. Barulah ia mulai teringat sang kekasih. Senyum manis, nan wajah cantik anggun menetap di pikiran Hyunjin seakan tak mau pergi.

Ia sadar, sadar bahwa yang membuat pikirannya tenang hanyalah Felix. Tapi tak sadar bagian selatannya kini telah menegang sempurna.

Dan chapter ini di akhiri dengan desahan sexy seorang Hwang Hyunjin yang sedang memainkan kejantanannya sendiri, sembari membayangkan wajah cantik Felix yang selalu terbayang-bayang di kepalanya.

'setelah kau bangun, aku akan segera melamar dirimu, sayang. Aku akan segera mengklaim bahwa kau adalah milikku-A-ahh'

NEXT!

Fun fact: Hyunjin dan Felix tidak pernah anu-anu ya readers. Just kiss, atau tidur satu ranjang sambil peluk-peluk.

Felix mau dilamar dulu. Jadi mau ga mau Hyunjin harus nahan nafsu setiap sama Felix dan solo kalo udah gabisa nahan🤭

Kata Felix sih Tabu yaa, makannya Hyunjin pake kalimat 'Melakukannya sebelum menikah adalah TABU' ke Ye Tak karna Felix juga bilang begitu ke dia.

Note: Untuk konflik kebanyakan di POV Hyunjin, Dan POV Felix bakal lebih banyak di klimaks dan penyelesaian.

Hope you enjoy 🌷

Even You Don't Love Me /Hyunlix, BL/Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang