10. Let's play

181 20 1
                                    


"Humhh!!"

"Lepas!!"

"Diamlah bangsat."

"Hey! Lepas sialan!!" Teriak Felix berusaha melepaskan tali yang mengikat dirinya, menyatu dengan kursi kayu di tengah ruangan sempit yang gelap. Tidak ingat apa yang terjadi kemarin malam, yang pasti adalah seseorang dengan parfum lavender itulah yang telah membawanya pergi.

"Kau masih ingat aku bukan?" Ujar sang gadis menampakan wujudnya di luar ruangan, terlihat jelas karena paparan sinar matahari pagi dari celah-celah jendela menerpa wajahnya.

"Kita bertemu lagi?" Kekeh Felix miris.

"That's fate." Jawabnya dengan seringai, melipat kedua tangannya di depan dada.

"Selain profesionalisme mu menjadi seorang model kau juga sangat profesional menjadi seorang jalang yah?" Puji Felix menatap tak suka pada Ye Tak.

Tuhan, bisakah hidupnya tenang sedikit saja? Kemarin ia menjadi korban dari percobaan pembunuhan, dan sekarang ia disekap oleh gadis yang AKA perebut kekasih orang ini?

'Jangan mempermainkan hidupku, ambil saja nyawaku jika kau mau dasar malaikat payah!'

"Hey, jangan semena-mena kepadaku oke? Memangnya kau tidak tahu siapa aku!?" Kesalnya.

"Tentu saja aku tau, kau itu hanya gadis muda tak tau malu yang berlagak seakan-akan kau adalah yang paling berkuasa di dunia ini." Celetuk Felix berani, membuat wajah Ye Tak memanas, tangannya mengepal erat siap memukul pria yang telah mencoret nama baiknya itu.

"Kenapa kamu terlihat marah? Apa aku baru saja mengutarakan fakta????" Ejek Felix dengan raut wajah yang sangat mengesalkan di matanya. Felix memasang seringai, berusaha tetap tegar meskipun sangat jelas ia tak sekuat itu. Puluhan senjata sudah siap menembakkan isinya saat gadis payah ini memerintahkan sesuatu yang bisa membunuhnya di tempat.

"Akan aku pastikan kau tersiksa di sini."

"Perlu diketahui bahwa aku telah hamil anak kekasihmu, sayang." Bisiknya dengan senyuman sebelum melangkah pergi. Pintu kemudian ditutup, menyisakan dirinya yang terikat di tengah gelapnya ruangan.

Diam membisu, dalam diam ia menangis. Menggumamkan nama Hyunjin berkali-kali berharap pria itu datang menolongnya. Meskipun ia sangat kecewa pada Hyunjin, apalagi saat gadis itu mengaku bahwa telah hamil anak Hyunjin. Namun, tak ada orang lain lagi yang bisa membantunya selain pria itu sendiri.

Felix tak kenal gadis itu. Bahkan namanya saja tak pernah ia dengar. 'Ye Tak' gadis sialan yang menjadi perusak hubungannya dengan sang kekasih. Ia rindu dengan Hyunjin. Ia rindu sentuhan-sentuhan kecil yang pria itu berikan.

Skinship sebelum malam tiba, melakukan kontak fisik namun tak berlebihan. Jujur dari lubuk hati terdalam, ia menyukai Hyunjin karena sikap dan perilaku Hyunjin padanya. Hyunjin tak berlebihan, ia orang yang sabar, dan yang paling penting ia tidak pernah meminta yang 'aneh-aneh' meskipun tidur di ranjang yang sama.

Dadanya kembali nyeri disaat pria yang telah menjalin hubungan dengannya mengucapkan salam perpisahan, tepat setelah ia bertemu dengan Ye Tak di taman rumah sakit bersamanya.

"Maaf sayang, aku akan menikah dengan dia. Selamat tinggal, maafkan aku sekali lagi."

Ucapan itulah yang membuatnya khawatir sepanjang malam sampai tak bisa tidur, bahkan anxiety yang ia derita pun ikut kambuh.

"Menikah? Dengan gadis itu??? Bukankah seharusnya aku yang menikah denganmu? Bukankah seharusnya aku yang berdiri di altar menunggumu memasangkan sebuah cincin indah dan mencium bibirmu? Seharusnya aku kan??? Seharusnya aku ...." Felix menangis tanpa suara. Matanya memompa air mata tanpa istirahat namun mulutnya enggan mengeluarkan suaranya.

Tarikan bibir terukir jelas di balik layar komputer yang menampilkan rekaman cctv di sana. Tidak sabar melihat peluru tertancap di kulit putih itu. Memukulnya, menendangnya, menyuruh anak buahnya untuk memperkosanya. Ahh~ bukankah itu menyenangkan?

"Let's play, Hyunjin."

Pagi ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini. Beberapa pasien yang telah sembuh menampilkan senyuman mereka sebagai tanda akhir perjuangan. Chris, pria itu ikut tersenyum serta melihat para pasien yang telah ia rawat sembuh dan bisa menjalani kehidupannya dengan tenang.

"Bukan anaknya ya?" Yang ditanya mengangguk. "Aku diberi sebagian besar uang untuk itu meskipun— kau tau kan akting ku sangat payah?" Jawab sang adik selaku dokter kandungan di rumah sakit tempat ia dan kakaknya bekerja.

"Hyunjin tau?" Chris bertanya sembari menyeruput americano yang ia pesan dari cafetaria rumah sakit.

"Aku belum memberi tahu pria itu, tapi nanti siang aku akan memberi tahu kekasihnya, aku tidak ingin terlibat dalam kasus ini. Bukankah dia pasien mu?" 

Chris mengangguk sebagai jawaban.

"Kau saja yang memberi tahunya ya? Aku ada jadwal siang ini." Mohon sang adik.

Chris menimang-nimangnya sebentar. Mengingat kejadian tempo hari yang tak mengenakkan, yang membuat Felix menghindarinya. Ia tau bahwasanya Felix memang menangis karena tingkah seorang wanita yang menggandeng Hyunjin. Pasti hubungan keduanya lumayan renggang saat ini.

Tidak perlu disebut 'gadis' lagi kan?

"Hm, kebetulan siang ini aku tidak sibuk, jadi baiklah." Final Chris.

NEXT!





Author itu males banget kalo masalah revisi karna harus cek satu persatu. Barangkali ada kejadian yang salah/tertinggal jangan ragu untuk ngasih tau ya. Agar cerita ini jadi lebih enak dan nyambung aja dibaca😌

Makasih seribu pembacanya😍

Even You Don't Love Me /Hyunlix, BL/Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang