CHAPTER X : TRUTH OR LIES?

23 13 0
                                    

Api sudah mengelilingi mereka berempat dan pada saat mereka masih berusaha mencoba untuk keluar dari api itu, ada dua orang yang datang dari asap tebal dan berteriak kepada mereka.

“Teman-teman ambil ini!” teriak orang itu lalu melemparkan sebuah alat pemadam api. orang itu tak lain adalah Max pria yang pernah di selamatkan oleh Zane, Boris dan Keanu.

Zane dengan cepat menangkapnya lalu memadamkan api yang menyebar di dekat mereka berempat, dan akhirnya api pun padam.

Mereka berempat menghampiri Max dan Zero dan berterima kasih kepadanya, karena telah menyelamatkan mereka.  kedua pria itu hanya tersenyum dan mengatakan akan membantu mereka untum mencari teman mereka.

Saat seluruh aula sekolah masih di penuhi oleh kobaran api dengan asap tebal, Zane dan teman-temannya tetap berusaha mencari di mana Liam berada. Pada saat mereka mencari lebih dalam lagi, Zane melihat seseorang yang ia kenali sedang terbaring di kelilingi kobaran api.

"Itu Liam! Kalian cari air dan padamkan apinya." titah Zane.

Semuanya pun mengangguk lalu dengan cepat mereka mencari air, setelah mendapatkannya mereka semua menyiram api tersebut dan akhirnya padam. Setelah itu mereka menghampiri Liam.

"Liam!" teriak Claire dengan histeris lalu mendekatinya dan membawa kepala pria itu ke pangkuannya.

Keanu menutup mulutnya dengan tangannya , karena Liam bukan pingsan karena menghirup asap. Melainkan ada luka tusukan di bagian perutnya. Bukan hanya Keanu yang khawatir Claire juga ikutan khawatir sembari mencoba menyadarkan Liam dengan air mata yang berjatuhan membasahi pipinya.

"Boris bawa Liam keluar dari aula, Claire ikut bersama Boris. Keanu, Zero, Max, dan Aku akan memadamkan api ini." perintah Zane membuatnya semua mengangguk.

"Kita harus membawa Liam ke rumah sakit. Lihat darahnya semakin banyak keluar" ucap Boris lalu ia pun mengangkat tubuh Liam dan membawanya keluar dengan cepat dari aula.

****

Kini api pun terpadam, dan semuanya selamat tak ada yang terluka, kecuali Liam yang segera di larikan ke rumah sakit di susuli oleh Zane dan teman-teman lainnya.

"Bertahanlah Liam, aku tidak ingin kehilanganmu." lirih Claire yang masih setia memegang tangan pria itu.


Boris mengelus bahu wanita itu dan mencoba menenangkannya."Tenang Claire, Liam akan selamat kamu jangan khawatir."

RUMAH SAKIT VERMONION

Setibanya mereka di rumah sakit, Liam di bawa oleh suster menggunakan brankar dan di masukkan ke ruang IGD. Sementara itu, mereka semua di suruh untuk menunggu di luar sambil menunggu hasil pemeriksaan dokter.

Claire, wanita itu tak berhenti menangis. Ia takut kalau Liam sampai kenapa-napa, beruntung ada Boris yang menenangkannya.

"Claire percayalah Liam akan baik-baik saja, aku berani menjaminnya." ucap Boris yang duduk di samping Claire.

"Aku takut Boris, kalau dia sampai kenapa-kenapa aku yang akan merasa bersalah atas ini. Karena tidak bersamanya tadi," ujar wanita itu sambil terisak.

Boris meraih tangan wanita itu lalu mendekatkan di dadanya. "Claire jika kata-kata ku tidak bisa menjamin kalau Liam tidak selamat. Kamu boleh memukulku, aku menerima segalanya. Asalkan kamu jangan menangis. Liam tidak mau kamu menangis seperti ini"

"Kau bisa memelukku untuk menenangkan hatimu, aku sudah menganggap mu seperti adikku. Aku tidak punya adik perempuan jadi aku ingin kau memelukku." lanjut pria itu sambil merentangkan kedua tangannya. Claire yang mendengar itu langsung saja memeluk Boris lalu mengeratkan dekapan tersebut.

𝐙𝐀𝐍𝐄 [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang