CHAPTER III : VISION OF DEATH

196 88 103
                                    

BAGIAN 3 :
PENGLIHATAN MAUT (KEMATIAN)

Setelah Zane pulang dari terapi bersama Pak Joseph, ia berlari dengan cepat pergi ke suatu tempat yang mana tak ada seseorang yang bisa melihatnya.

Zane sudah mulai lelah berlari dan akhirnya telah sampai ke tempat yang aman dan tak ada satu orang.

Tiba-tiba pandangannya mulai menatap ke depan, serta pupil hitam matanya mulai mengecil dan terjadi sesuatu padanya.

Ia seperti melihat sesuatu yang akan terjadi tepat di hadapannya.

Zane melihat sebuah patung besar yang tengah memegang tombak, sepertinya patung prajurit. Tak lama ada seseorang jatuh dari ketinggian dan tertusuk di bagian tombak patung tersebut, dan mengeluarkan banyak darah dan organ yang keluar.

Lalu ia juga melihat banyak orang menggunakan tudung di kepala mereka, gambar pentagram. Mereka sedang memanggil seseorang yang akan membuat hidup mereka lebih bagus. Dia lah seorang raja iblis dari neraka, dan di berikan sebuah tumbal anak-anak berumur sama seperti Zane.

Setelah itu ia pun tersadar dan ia memastikan jika dia mendapatkan penglihatan. Lagi, ia pernah mendapatkan itu sewaktu ia masih berumur 7 tahun.

"Damn it." umpat Zane.

"Mengapa ini selalu terjadi pada ku." batin Zane.

Tak lama sebuah suara muncul dari kejauhan dan Zane bisa mendengarnya. Itu adalah suara bunyi bel masuk. Dengan cepat Zane berlari untuk kembali ke sekolah.

In Class VII F...

Ini adalah hari pertama Zane masuk ke kelas ia mencari tempat di mana ia bagus untuk duduk. Dan ternyata ada sebuah kursi kosong dekat dengan jendela dan itu sangat pas, ia pun melangkah untuk ke tempat itu..

Ia melepas tas dari punggungnya lalu membuka resleting tas itu dan mengeluarkan alat ketik jadul milik kakek buyut Mickey Robert. Setelah itu ia pun melanjutkan mengetik novel yang ia sempat tunda kemarin.

"Hai Zane." sapa seseorang dengan senyuman tak lain adalah Liam. Teman sekamarnya, sedangkan ia hanya menatapnya sekilas lalu memalingkan wajahnya tanpa menyapa balik pria itu.

Liam pun mengambil kursi lalu duduk di samping nya sembari memerhatikan Zane sedang mengetik dengan cepat dan serius.

"Berhenti menatapku, lebih baik kau menatap Claire saja," ujar nya dingin.

"Hustt! Zane jangan ribut nanti dia dengar bagaimana." ucap Liam yang malu karena di bangku ujung sana ada Claire yang sedang menulis.

"Bukannya kamu ingin mendekatinya, kenapa kamu malu? Apa perlu aku panggil dia ke sini agar dia tahu jika kau menyukainya." balas Zane sambil tersenyum menyeringai.

"Please Zane jangan lakukan itu. Aku mohon."

"Cihh! Siapa juga yang ingin melakukannya. Nanti juga cinta kalian akan tumbuh sendiri. Semoga saja kalian punya anak vampire yang menggemaskan," ujar Zane yang ingin baru melanjutkan mengetik namun tak jadi karena sudah ada guru mapel yang datang, Zane pun menghela nafas dan menyimpan kembali alat ketik itu dan menggantinya dengan pulpen dan buku.

"Baiklah sebelum saya memulai pelajaran, saya ingin meminta anak baru itu maju kemari." ucapnya guru itu bernama Jeff menunjuk Zane untuk maju ke depan.

Saat Zane berjalan menuju ke depan, ia di tatap semua orang. Zane yang semua melihatnya itu merasa sangat risih. Namun, sebisa mungkin ia bersikap normal.

𝐙𝐀𝐍𝐄 [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang